Bagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan.
Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Misi pertama gagal, misi kedua juga gagal. Keknya susah buat nyatuin mereka, Vian."
Helaan nafas terdengar dari Alvion yang berbaring di kasur itu.
"Iya abang, gimana ini? Nggak mungkin mereka terus berantem gini."Alvian juga menoleh ke samping melihat Alvion.
"Kagak tahu gua, pusing bener mikirin mereka. Masalah kita aja belum tuntas."
"Abang, mommy sama daddy berantem kira-kira karena apa?"
Alvion menoleh menatap Alvian juga,"Itu yang nggak gua tahu sampe detik ini, mereka nggak ngasih tahu apapun sama gua,"
Bingung juga jika seperti ini,"Kalau tahu permasalahannya pasti kita bisa damai'in mereka."
Alvion memikirkan kata-kata Alvian,"Gua juga mikir hal yang sama, tapi kalo kita nanya ke daddy dan mommy pasti bakalan nggak jawab, malahan yang ada tambah berantem. Apalagi nanya sama bang Xander sama bang Axian, lebih hebat berantemnya."
"Emangnya nggak ada yang dekat lagi sama abang selain mereka?"Alvian juga duduk saat Alvion duduk.
"Orang deket? Gua nggak deket siapapun, jadi itu mungkin mustahil buat nanya sama orang lain."Alvion berpikir kembali, siapa yang bisa memberikan mereka jawaban.
Jika dia tidak dekat dengan siapapun maka pasti ada yang dekat dengan keluarganya.
"Oh iya, Reon! Dia kan asisten kepercayaan daddy, pasti dia tahu apa yang terjadi sama daddy dan mommy."
Dan di sinilah mereka berada, memperhatikan Reon yang duduk sambil menatap mereka aneh.
"Tuan muda, saya tidak bisa berlama-lama. Tuan Ellard sudah menyuruh saya untuk mengantarkan dokumen penting ini."
Tiba-tiba saja dia di tarik oleh kedua bocah ini, padahal Ellard sudah menunggu karena beberapa hari ini tuannya itu tidak masuk ke kantor karena permasalahan internalnya, apalagi ada Alvian yang imut ini berada bersama mereka.
"Tuan muda saya tidak berbohong, lihat ini. Tuan Ellard sudah menelepon."Reon menunjukkan ponselnya yang ada layarnya ada nama tuan Ellard di sana.
Dengan cepat Alvion mengambilnya dan menjawab telepon itu, "Hallo daddy! Jangan cari Reon, kita pinjem Reon' nya bentar! "Setelah itu dia mematikan panggillan dan memberikan kembali ponsel itu pada Reon.
Reon tercengang dengan apa yang dilakukan oleh Alvian, tapi dia tidak bisa melakukan apapun karena tuan mudanya itu sudah mengizinkannya dari Ellard.
"Jadi tuan muda, apa yang bisa saya bantu?"
Alvion mengangguk dan memegang dagunya, dia menatap Reon dengan tajam tapi malah menjadi lebih imut."Oke, aku mau nanya, cepet Vion. Tanya apa tadi?"Alvion menyenggol lengan Alvian.
Tak mungkin ia langsung bertanya pada Reon karena yang di sini menjadi dirinya adalah Alvian, akan aneh jika dia bertanya dan ingin tahu masa lalu Ellard dan Alexa karena dia orang baru.
"Eh? Oh iya! Itu ... kenapa mommy sama daddy berantem? Alasannya apa?"
Reon terdiam, kenapa tuan mudanya malah menanyakan hal ini. Ellard sudah memberitahu jika ia tidak boleh mengatakan apapun pada Alvion.
"Tuan muda, sepertinya saya sudah di tunggu oleh tuan Ellard, ini sudah lama. Jadi ..."
"Enggak ada!"Alvion merentangkan tangannya agar Reon tidak bisa kabur."Kasih tahu dulu alesannya apa? Kalian nyembuyiin sesuatu dari gua eh maksudnya dari Alvion ya!"
Reon menelan ludahnya mendengar itu,"Mana mungkin tuan muda, tidak mungkin kami menyembunyikan sesuatu pada tuan muda. Tuan muda, sepertinya saya ingin buang air kecil, saya sudah tidak tahan."Reon ingin kabur dari sana tapi Alvian juga merentangkan tangannya.
"Enggak boleh kata abang!"Tukasnya lagi.
"Kasih tahu dulu, baru boleh pergi."Alvion bahkan memeluk Reon agar tidak pergi dari sana.
Alvian juga melakukan hal yang sama,"Iya kasih tahu dulu! Atau ... atau ... atau nanti kita cubit!"
Alvion menatap datar Alvian, "Jangan cubit Vian, hukuman kita kasih yang berat dong!"
Alvian hanya bisa menggarukkan kepalanya, hukuman apa yang berat untuk Reon.
"Kasih tahu!"
Reon tak bisa pergi ataupun berbuat apapun sekarang jika di peluk seperti ini. Ia menatap Alvion yang menatapnya bingung."Tuan muda itu ..."
"Cepet bilang!" Alvion tak mau melepaskan Reon.
Reon menghela nafas, "Baiklah tuan muda, tapi lepaskan dulu."
Mendengar Reon mengucapkan itu, Alvion dan Alvian segera melepaskan Reon.
Lagi dan lagi Reon menghela nafas karena tidak tahu apa yang akan dia lakukan ini benar atau tidak.
"Itu sebenarnya ...."
"Reon, bukankah tadi aku menyuruhmu ke ruangan ku."
Mereka semua menoleh, ada Ellard yang baru tiba.
Ellard menatap Reon dengan dingin.
Hanya anggukan yang diberikan oleh Reon, dia segera pergi dari sana karena sudah di kode oleh tuannya itu.
Ellard mengusap kepala anak-anaknya itu, dia sudah menduganya saat mendengar suara Alvian yang mengangkat ponsel Reon. Sepertinya tidak ada yang beres, jadi dia segera mencari Reon.Untung saja dia tepat waktu.
Berbeda dengan Alvion dan Alvian yang kesal karena Ellard tiba-tiba muncul seperti ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.