"Om ... maafin, Vion bilang dia bakalan balik lagi kalo udah nemuin petunjuk ..."
"Diam! Kau sama saja membuat Vion dalam bahaya, Deon! Kau tidak tahu betapa bahayanya di luar sana, sama saja kau mengorbankan Vion seperti ini jika sampai anak'ku kenapa-napa bagaimana? Kau tahu bukan kita masih belum bisa menemukan siapa yang menculik Vian!"
Deon terdiam, usahanya kabur sia-sia karena lebih dulu di tangkap oleh mereka, dan sekarang keluarga ini marah padanya. Memang benar ini adalah salahnya tapi ... Alvion yang memintanya untuk melakukan hal ini.
Alexa menghela nafas, hatinya sesak sekarang. Alvian belum di temukan dan sekarang anaknya yang lain pergi dengan keadaan yang masih belum kondusif seperti ini."Deon, kau ..."Alexa menatap Deon kecewa,"Kau tahu betul sikapnya Vion seperti apa, kau tahu dia tidak mungkin melakukan apa yang kau katakan karena dia pasti akan melakukan apa yang ia pikirkan. Kau tahu, jika Vion juga dalam bahaya seperti Vian bagaimana? Anakku yang lain belum di temukan ..."Alexa menangis, air matanya mengalir dengan derasnya.
Lagi dan lagi ia tidak bisa menjaga anaknya, ia benar-benar bodoh.Deon yang melihat itu menjadi merasa bersalah,"Seharusnya gua nggak bantuin Vion. Liat kan sekarang tante Alexa sedih gini, Vion ... gua harap elo nggak ingkarin janji elo buat bilang ke mereka lebih dulu sebelum lakuin sesuatu. Ini emang salah gua ..."
Axian dan Xander tidak berada di sana karena mereka ditugaskan untuk mencari Alvion dan Alvian. Jika seperti ini mereka menjadi pusing sendiri karena kehilangan kedua harta milik mereka itu.
Suara dering ponsel dari saku Deon membuat Alexa dan Ellard memandangnya, dengan cekatan Deon segera mengambil ponselnya, ia melebarkan matanya saat melihat nama yang menelepon dirinya itu.
"Vion, om! Dia nelpon aku!"
Ellard dan Alexa mendekat, mereka juga bisa melihat jika panggilan itu berasal dari Alvion.
"Cepat angkat, Deon!"
"Benar cepat angkat!"
Segera Deon mengangkat panggilan telepon itu,"Hallo Vion! Elo dimana! Kenapa elo nggak angkat-angkat telepon gua!"
"Deon ..."
Mereka tertegun sejenak mendengar suara Alvion yang terdengar serak dan terisak itu.
"Vion! Kau kenapa sayang? Ada apa? Kenapa kau menangis? Apa ... apa kau terluka?!"
"Vion, ada apa? Katakan pada daddy, kau kenapa?!"
"Kalian liat sendiri, gua udah kirim ..."
"Kirim apa, Vion?"
"Vion, kau mengatakan apa? Vion!"
Panggilan itu di matikan secara sepihak oleh Alvion. Hal itu membuat Alexa dan Ellard panik.
Ponsel yang berada di tangan Deon segera di ambil oleh Ellard dan melihat apa yang dikirimkan oleh anaknya itu.
Alexa juga mendekat untuk melihat lebih jelas.
Itu adalah sebuah rekaman, rekaman saat Alvian di culik hari itu, tapi ada satu momen yang membuat mereka tak percaya.
Salah satu orang yang menangkap Alvian secara tak sengaja topeng di wajahnya terbuka karena Alvian yang menariknya. Rekaman itu dihentikan dan menampakkan wajah yang mereka kenal.
"Reon!"
"Sialan! Reon!"
Di sisi Alvion, ia sedang duduk di pinggir jalan sambil menutupi wajahnya. Sungguh ia tak percaya apa yang ia lihat ini, setelah mencari tahu rekaman yang berada di dalam mobil itu berjam-jam, akhirnya ia menemukan siapa yang menculik Alvian.
"Bangsat lo Reon! Kenapa elo nyulik adik gua!"
Apakah selama ini Reon memang sudah mengincarnya dan Alvian agar bisa menculik mereka lebih mudah, Alvion rasa itu adalah kebenarannya. Pasti seperti itu.
Reon lah di sini penjahatnya, dia sengaja berpura-pura baik agar bisa menjebak mereka dan akhirnya menculik mereka. Tapi rencananya gagal dan hanya bisa menculik Alvian saja.
Sebenarnya apa yang di rencanakan oleh Reon hingga menculik adiknya seperti itu.
Padahal Alvian baru saja bersamanya dan sekarang dia sudah bersama orang jahat itu lagi.
Kenapa juga selama ini mereka tertipu oleh sifat Reon yang berpura-pura baik seperti itu, bahkan Reon berada di sekitar mereka selama ini.
"Nggak! Gua harus cari Vian! Reon bajingan! Kalo elo apa-apain adek gua gua akan bunuh elo! Bajingan lo Reon!"
Alvion tak main-main dengan perkataannya, jika dia menemukan satu saja luka pada tubuh adiknya itu, ia akan membalas orang jahat itu dengan berkali-kali lipat.
"Vian, tolong jangan kenapa-napa ..."
Pasalnya ia terus saja merasakan rasa sakit dalam dirinya, pasti Alvian sedang menahan rasa sakit dari apa yang dilakukan oleh Reon.
"Vion!"
"Abang ..."
Xander memeluk Alvion dengan eratnya, setelah Alvion menelepon Deon, Ellard segera mengirim lokasi keberadaan Alvion saat ini.
Ia juga geram saat melihat rekaman yang dikirimkan oleh adiknya itu."Bang, kita harus cari Reon! Pasti sekarang dia apa-apain Vian! Ayok bang kita cari dia sekarang!"
"Iya tapi kau tetap harus berada di sisiku! Kau tahu dia sangat berbahaya! Jadi jangan sampai berpisah."
Alvion mengangguk saja, sekarang yang ia pikirkan hanya satu.
Alvian dan Alvian, adiknya yang paling ia sayangi.Xander juga tidak akan memaafkan Reon, pantas saja mereka tak pernah menemukan dimana musuh itu berada, ternyata musuh yang selama ini cari ada didepan mata dan berkeliaran di sekitar mereka. Tapi yang ia bingungkan kenapa Reon melakukan ini, padahal dia sudah lama berkerja dengan mereka, kenapa dia menghianati mereka saat ini.
Vote→ Comment→ Follow
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvion & Alvian
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan. Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...