56. Jangan bawa mereka!

317 58 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Alvion tengah mengelap wajah Alvian dengan tissue basah sekarang. Ia  segera kembali dan tidak mau lagi berada di dekat Reon yang tengah di marahi oleh ibunya itu.

Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka.

"Selama elo jaga dia, Vian nggak gerak sama sekali?"

"Enggak, Vion. Gua nggak liat tangan Vian gerak, dokter juga masuk tadi tapi dia bilang Vian belum juga ada perubahan," Deon mengusap rambutnya,"Sebenarnya dokternya bilang 'Tidak' aja. Aneh tu dokter!"

"Vian, elo kapan sadarnya. Gua kangen sama elo ..."

"Permisi tuan muda, saya ingin memeriksa tuan muda Alvian."

Deon dan Alvion menoleh, mereka mengerutkan kening mereka.

"Vion, bagus juga ya rumah sakitnya, setiap se'jam Vian di periksa." Deon memberikan jempolnya, bagus juga kerja mereka.

"Se'jam sekali?"
Benarkah itu, tapi ia rasa tidak seperti itu."Tadi elo meriksa adik gua?"

"Tidak tuan muda, saya baru saja datang ke sini. Saya sedari tadi memeriksa pasien."

"Elo bilang apa?"

"Saya baru saja datang tuan muda," jawab dokter itu lagi.

Sepertinya ada yang tidak beres, "Deon, elo tahu dokter tadi siapa? Elo ngeliat mukanya?"

"Kagak lah, kan dia pake masker, tapi dia datar banget. Kalo dokter yang inibgua kenal karena dia meriksa Vian kemarin."

"Dokter! Cepet periksa Vian!"

Baiklah ini memang ada yang tidak beres, dari dokter yang terus saja datang dan memeriksa Alvian dan perkataan Deon yang menyebutkan jika dirinya tak mengenal dokter itu.

Padahal Deon tahu dokter mana yang memeriksa keadaan Alvian karena dia pernah melihatnya sebelumnya yaitu dokter yang berada didepannya ini.

"Kenapa, Vion?" bingung Deon. Ia tidak mengerti kenapa sahabatnya itu.

"Kenapa lagi! Pasti itu bukan dokter! Dia mau ngelukain Vian, Deon! Elu gimana sih! Kan gua udah bilang jaga Vian bentar!"

Deon terkejut mendengar itu, apakah seperti itu, dia benar-benar tidak sadar karena tertidur. Dan tak mengenal dokter itu dengan baik.

Jika terjadi sesuatu pada Alvian Deon akan mengutuk dirinya sendiri. Ia lengah dan tidak bisa di percaya.

"Gimana dok sama kondisi Vian? Dia baik-baik aja? Kan nggak ada racun atau apa kan? Dia nggak ..."

"Tuan muda, tidak apa-apa. Tuan muda Alvian baik-baik saja," sela dokter itu sebelum Alvion berbicara kemana-mana."Dia baik-baik saja. Tuan muda tidak perlu khawatir,"

Tak ada yang aneh dengan kondisi Alvian. Bahkan kondisinya sama, ini berarti memang benar jika dia tidak kenapa-kenapa dan dokter itu tak melakukan apapun pada Alvian.

"Tapi ... emm!"

Alvion merasakan ada yang membekap mulutnya.

Deon juga merasakan hal yang sama.

Mereka mencoba memberontak tapi entah kenapa lama-kelamaan pandangan mereka semakin memberat dan seketika menutup mata.

"Cepat, bawa Alvian dengan hati-hati. Bawa juga Deon, anak itu sungguh merepotkan."

"Baik tuan Ellard!"

Para bodyguard-bodyguard itu segera memindahkan Alvian.

Ellard juga membopong Alvion. Dirinya sudah mengatasi bawahan Xander.

"Daddy akan bawa kalian tinggal bersama daddy,"

Lucu sekali melihat mereka yang tertidur seperti ini, tapi ia tak bisa lama. Sebelum mereka menemukannya maka ia harus pergi terlebih dahulu.

Mereka semua berpakaian dokter, jadi tidak ada yang curiga mereka membawa pasien.

Ellard segera membawa anak-anaknya itu ke lantai atas, di sana helicopter sudah menunggu mereka.

Ia akan membawa Alvion dan Alvian ke luar negeri. Apalagi Alvian yang belum sembuh. Dokter di luar negeri pasti lebih hebat untuk menyembuhkan Alvian. Dan soal Reon ...

Ellard akan memikirkannya nanti, yang lebih penting sekarang adalah ia bisa membawa putra-putranya.

"Jangan marah pada daddy nanti, daddy jangan tidak mau berpisah dari kalian, kalian anak daddy ..."ia mencium kening Alvion.

Bercerai? Boleh saja. Alexa sudah mengirim surat cerai padanya. Tidak apa-apa, bahkan ia tidak marah lagi, walaupun masih mencintai Alexa tapi ia lebih mencintai anak-anaknya. Alvion dan Alvian.

Ia tak akan membiarkan Alexa untuk membawa kembar.

"Ini anakku juga, jadi aku juga berhak atas mereka!"

Alexa tak bisa melarangnya, ia adalah ayah Alvion dan Alvian. Jadi tidak ada satupun orang yang bisa memisahkan dirinya dengan anak-anaknya.

Biarkan Deon ikut juga, pasti setelah kembar sadar mereka tidak ada teman. Jadi biarkan Deon menjadi teman mereka selama di luar negeri.

"Reon, hanya tinggal kau saja. Tapi tidak apa-apa, tunggulah sebentar lagi, pasti kau akan menerima hadiah yang sudah aku persiapkan."

"Tuan kita sudah sampai,"

Ellard mengangguk, mereka sudah tiba di bandara."Jangan sampai mereka tahu keberadaanku,"

"Baik tuan!"

Sementara itu, di rumah sakit Xander dan Axian tengah mengamuk. Mereka baru saja tiba tapi tidak mendapati adik-adik mereka, bahkan Deon juga tidak ada.

Alexa sudah lemas meluruh di lantai. Ia juga terkejut melihat kembar sudah tidak berada di sana.

Tak ada yang lain, pasti ini hanya perbuatan dia, dia yang melakukan itu. Siapa lagi jika bukan pria yang bajingan dan licik itu.

"Ini pasti Ellard! Ellard! Bajingan kau! Kenapa kau membawa anakku! Ellard?"

Kurang apa lagi laki-laki itu, dia sudah menyakitinya ribuan kali dan sekarang setelah mereka hampir berpisah Ellard kembali menyakitinya lagi dengan membawa Alvion dan Alvian.

Lagi dan lagi dia memisahkan dirinya dengan anak-anaknya.


Vote →Comment →Follow

Alvion & AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang