10. Hilang!

1K 110 11
                                    

"Kenapa dia bisa pergi! Alvian itu sumber uang kita!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa dia bisa pergi! Alvian itu sumber uang kita!"

"Mana aku tahu! Aku hanya menyuruhnya untuk pergi bekerja seperti biasa, tapi dia tidak kembali."

Kedua suami dan istri itu bertengkar dengan hebatnya, siapa lagi jika bukan Roki dan Elva.

Alvian lah yang mereka bicarakan, tak habis pikir Alvian bisa pergi dan kabur seperti ini, jika Alvian kabur maka mereka tidak bisa mendapatkan uang lagi, mereka tidak bisa memanfaatkan Alvian lagi untuk menguras kekayaan dari orang yang telah menabraknya, lebih tepatnya orang tua dari si penabrak Alvian itu.

Mereka tidak  bisa lagi meminta uang jika Alvian tidak di temukan.

"Dari awal dia sudah aneh, baru saja bangun dia malah bersikap kasar dan cara bicaranya berubah, aku rasa dia gila."

Elva masih ingat Alvian yang mendorongnya itu, anak itu sungguh membuatnya kesal, ingin sekali ia menginjak tubuh mungil itu.

"Kita harus cari Alvian sampai dapat!"

Roki tidak mau kembali menjadi susah, mereka sudah mendapatkan jackpot untuk mendapatkan uang, jadi ini tidak boleh di sia-siakan.

* * *

Alvian belum sepenuhnya terbiasa dengan tubuh barunya, apalagi ada kotak-kotak diperutnya itu, ia sedih kenapa perutnya tidak normal seperti semula, padahal ia sudah mengusapnya berkali-kali, bentuknya sangat aneh.

"Baby lapar? Kita akan makan."Ellard baru saja keluar membersihkan diri, saat ia keluar ia bisa melihat Alvion dari tadi memperhatikan perutnya dan mengelus perut itu.

"Tidak daddy, tapi kenapa perut Pian seperti ini? Ini cacat ya daddy?"

Ellard tersedak dengan ludahnya sendiri, cacat dari mananya, ia juga memilikinya, bahkan bentuknya lebih bagus dari punya Alvion.

Tapi saat melihat sikap Alvion yang seperti ini, sepertinya memang tidak cocok kotak-kotak itu berada di sana.

"Itu akan kembali seperti semula jika baby makan yang banyak, itu tandanya baby sangat kurus, jadi harus makan yang banyak mengerti?"

"Iya ..."Jadi seperti itu, Alvian baru tahu dirinya terlalu kurus, tapi dulu dirinya juga kurus tapi tidak mempunyai perut bergaris-garis seperti ini.

Manisnya, Alvion ini seperti orang lain, dari sikapnya tidak seperti seorang Alvion yang memberontak. Ellard terlalu banyak berpikir, tidak mungkin di depannya ini orang lain, seharusnya beginilah sikap Alvion dulu, tapi karena apa yang ia lakukan ia membuat sikap Alvion berubah dan memberontak, jangan salahkan dirinya, ia melakukan itu karena ingin melindungi Alvion.

Ellard berdecak saat mendengar pintu yang dari tadi terus berbunyi, jangan tenaga ulah siapa, tentu saja ulah Axian. Anaknya itu tidak bisakah bersabar.

Ia menggendong Alvion dengan perlahan agar tidak terkena pada tangan yang terbungkus perban itu.

"Ada apa?"

"Ada apa? Tentu saja aku ingin adikku, kau memisahkan kami. Vion, lihat daddy memisahkan kita ..."Wajah Axian tampak memelas.

Mungkin wajah yang memelas dan sayangnya sangat tampan itu akan membuat Alvion luluh, tapi tidak dengan Ellard yang menatap anaknya sini, kapan Axian mempelajari hal seperti itu, sungguh Ellard risih melihatnya.

"Daddy tidak jahat, daddy baik abang, buktinya daddy tadi ganti ini."Alvian menunjuk perban di tangannya, tadi Ellard sempat mengganti perbannya itu.

Sulit sekali untuk berbicara pada Alvion jika terlalu polos seperti, ini salahnya. Axian akan memakai cara lain agar adiknya itu membelanya nanti.

Senyum kemenangan Ellard berikan pada Axian, ingin memanipulasi babunya? Tidak bisa, Alvion tahu mana yang baik dan mana yang jahat.

Tapi tidak apa-apa jika Alvion polos seperti ini, dia tidak akan lagi bermain dengan para bedebah yang terus mengajak anaknya balapan itu. Geng-geng itu juga datang ke kediamannya karena ingin melihat Alvion, tentu saja Ellard tidak akan mengizinkannya, Alvion harus di jauhi dari mereka yang bisa saja memanipulasi anaknya ini.

"Daddy ..."

"Emm?"

Alvian menatap Ellard dengan penuh harap, "Daddy, Pian mau kesekolah."

Ellard dan Axian merubah wajah mereka, yang tadinya senang kini menjadi suram. Apa yang dikatakan oleh Alvion, baru saja mereka senang karena Alvion tidak lagi ingat pada sekolah dan teman-temannya itu, tapi sekarang malah mengatakannya.

Apakah Alvion sudah ingat dan akan kembali seperti dulu?

"Kenapa ingin sekolah?"Tanya Axian dengan tidak suka.

"Pian sudah libur daddy. Pian tidak mau tinggal pelajaran, Pian takut Bu guru marah ..."

Ingat jika Alvian sangat suka dengan belajar, jadi dirinya jarang libur, bahkan ia memohon pada ibu dan ayahnya agar tidak membuat guru mengeluarkan dirinya dari sekolah karena ia tak mau itu terjadi.

"Belajar? Maksudmu membolos dan tauran?"Tekan Ellard dengan geramnya, ia menatap tajam Alvion.

Alvian meneguk ludahnya kasar, ia merinding melihat tatapan tajam yang diberikan oleh Ellard.

"Pian tidak pernah membolos ..."matanya sudah berkaca-kaca, Alvian berani bersumpah, kadang jika ia sakit dirinya juga akan masuk sekolah. Tak pernah Alvian berkeinginan untuk tidak masuk sekolah.

"Apa yang kau lakukan, lihat Vion ketakutan!" Axian mengambil Alvion dari daddy-nya itu, ia membawa pergi Alvion dan menenangkan adiknya itu, tidakkah daddy-nya bisa berbicara baik-baik, Alvion masih belum sembuh sepenuhnya.

Ellard tersadar dari apa yang telah ia lakukan, ia mengumpat, seharusnya ia tak mengatakan itu pada Alvion, tadi jelas Alvion tak menyebutkan jika ia masuk sekolah untuk bertengkar dan tauran, jadi artinya ingatan Alvion belum pulih sepenuhnya.

"Apa yang terjadi denganku! Mulut sialan ini!"Lihatlah Alvion, bayinya yang baru saja berubah itu takut melihatnya sekarang.

"Apa yang terjadi denganku! Mulut sialan ini!"Lihatlah Alvion, bayinya yang baru saja berubah itu takut melihatnya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alvion & AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang