Alvian kebingungan saat Ellard membujuknya seperti ini, padahal ia sama sekali tidak marah dengan orang yang sudah ia anggap daddy itu.
Hanya saja Axian yang mengompori Alvian agar sang adik mengacuhkan ayahnya, ini adalah kesempatan bagi dirinya untuk memanipulasi adiknya itu, tapi sayang adiknya itu tidak bereaksi apa yang seharusnya ia harapkan.
"Tidak apa-apa daddy, daddy tidak salah."
Benar bukan, adiknya begitu polos hingga sedikit sulit untuk memanipulasinya.
"Anak baik, ini untuk Vion karena sudah memaafkan daddy."Ellard memberikan sebuah permen ke Alvion, tenang saja, permen yang diberikan oleh Ellard adalah permen rendah gula dari buah-buahan yang asli, jadi ia tak perlu khawatir saat Alvion memakannya.
Alvian tersenyum melihat itu, jarang sekali ia bisa merasakan permen, jangan di tanya kenapa. Sudah bisa dipastikan jawabannya, ia tidak pernah dibelikan ataupun membelinya sendiri, uang yang ia dapatkan selalu saja diberikan oleh Elva dan Roki. Jadi memikirkan membeli permen saja ia tidak pernah karena ia tidak mempunyai uang.
Alvian ingin mengambil permen itu, tapi saat ia ingin mengambil permen yang berada di tangan Ellard, ia merasa jantungnya berdebar dengan begitu kencang.
"Vion, kau kenapa?"
Alis Ellard menukik saat nafas Alvion sedikit cepat, ia bisa melihat itu.
"Ada apa?"Axian yang memangku Alvion sedikit heran dengan ayahnya itu.
"Kau kenapa Vion?"
Alvian menggeleng, entah kenapa ia merasa dadanya sesak dan tenggorakannya tercekat, ia merasa kehabisan nafas.
"Ambil minum!"
"Panggil dokter juga!"
Maid segera mematuhi ucapan Ellard dan Axian, mereka juga panik melihat tuan muda mereka yang terlihat seperti sesak nafas itu.
"Ini tuan."
"Minum dulu."
Alvian langsung meneguk air di dalam gelas itu, tak peduli jika air itu tumpah ke pakaiannya, ia merasa butuh air sekarang.
Setelah beberapa saat barulah Alvian sedikit tenang.
"Dokter di sini!"
"Cepat periksa anakku!"
Jangan tanya kenapa dokter begitu cepat tiba, Ellard sudah memperkerjakan dokter itu kekediamannya, tepatnya agar bisa memeriksa keadaan Alvion setiap saat, jadi jika terjadi hal yang terduga seperti ini lebih cepat untuk di tangani.
"Bagaimana dengan kondisi, Vion?"
"Ada apa dengan adikku? Apa ini efek samping?"
Kedua ayah dan anak itu begitu tidak sabaran mendengar perkataan dokter.
"Maaf tuan, saya sudah memeriksa kondisi tuan muda, tapi tidak ada hal yang janggal. Ini seperti sesak nafas biasa saja saat berlari beberapa langkah, tidak ada hal yang serius."
"Bagaimana bisa tidak serius! Kau ini seorang dokter atau bukan! Jika tidak serius tidak mungkin anakku sesak nafas seperti itu."Apakah dokter ini ingin bermain-main dengannya, Ellard sungguh tidak suka dengan orang yang seperti dokter ini, jelas-jelas jika tadi ia melihat Alvion sesak nafas, Alvion bahkan tidak berlari dan berjalan begitu jauh, dia hanya duduk saja dan tiba-tiba sesak nafas.
Mana mungkin Ellard percaya pada aucpaan dokter yang bodoh ini.
"Saya tidak berbohong tuan, tuan muda tidak apa-apa."Baiklah, ia ingin menangis rasanya saat ini, jika Ellard marah maka habislah sudah nyawanya, tapi ia juga tidak berbicara omong kosong, sudah bertahun-tahun ia menjadi dokter dan dia tahu apa yang terjadi pada pasiennya, tapi ketika ia memeriksa Alvion tidak ada hal yang lain terjadi.
"Daddy, aku udah baik-baik aja."Alvian memegang tangan Ellard, menariknya sedikit agar daadynya itu duduk.
"Benar baby? Kau tidak apa-apa? Kita kerumah sakit saja jika begitu."
"Benar, aku juga setuju."Axian ingin mengendong Alvion tapi adiknya itu menolak.
"Nggak apa-apa abang, aku tidak apa-apa. Sudah tidak sesak lagi."Alvian tidak berbohong, tadi sesak nafasnya hanya sebentar kemudian tiba-tiba lagi menghilang.
"Syukurlah jika begitu."Ellard mengecup pipi Alvion, ia takut anaknya kenapa-napa. Ia akan memanggil dokter yang lain agar pemeriksaan Alvion bisa akurat.
Alvian juga terdiam, ini kedua kalinya ia merasa dirinya kesakitan. Pertama akali ia di rumah sakit, ia merasa sesak karena dadanya seperti di tendang oleh kaki. Dan sekarang tenggorakannya terasa tercekik, ia jadi bingung sendiri apabyang terjadi padanya.
* * *
"Alergi cumi?"
"Benar nyonya, saya sudah memeriksa jika tuan muda Alvian mengalami alergi pada makanan laut itu, dan ini tidak bisa dibiarkan karena jika salah sedikit saja bisa menyebabkan kematian."
Alexa terdiam, mereka benar-benar tidak tahu tentang itu dan yang paling menyesal di sini adalah Xander. Karena dialah yang menyajikan makanan itu.
"Mom ... maaf, aku tidak tahu jika Alvian alergi terhadap cumi, maaf ..."Xander menunduk.
Alexa menghela nafas, ia mengusap pelan bahu anaknya itu, "Tidak apa-apa, ini bukan salahmu. Ini juga salahku karena tidak menyelidiki dengan benar tentang Alvian."
Alexa menatap sendu Alvian yang terbaring di sana, dengan bantuan alat pernapasan. Tadi sebelum tiba ke rumah sakit Alvian juga kejang-kejang yang membuat mereka panik. Tapi syukurlah mereka juga cepat membawanya ke dokter seperti sekarang, jika terlambat sedikit saja maka Alvian ... mengatakannya saja Alexa berat.
Alexa mengecup tangan Alvian berkali-kali, ia berdoa agar Alvian cepat sadar.
Begitu juga dengan Xander, ia juga melakukan hal yang sama, ia benar-benar ingin meminta maaf pada Alvian karena ini adalah kesalahannya, ia ceroboh hingga membuat adik barunya masuk ke rumah sakit seperti ini.
"Maaf, Vian. Aku benar-benar tidak tahu." Xander mengecup pelan kening Alvian yang terbaring lemah di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvion & Alvian
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan. Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...