Bagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan.
Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Xander belum puas rasanya menghajar dia insan yang begitu jahat ini.
Roki dan Elva, kedua orang ini begitu sialan, rasanya tidak begitu puas hanya menyiksa mereka saja.
"Bwr-henti aku ..."Roki sudah tidak tahan lagi, wajahnya sudah babak belur dan tubuhnya semua terasa sakit. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk menerima pukulan Xander.
"Berhenti? Kurasa jika itu Vian yang mengatakannya kau tidak akan menyuruhnya berhenti, sebenarnya kau itu manusia atau bukan? Kau menyuruh Vian bekerja untuk memenuhi kebutuhanmu itu! Bahkan kau juga tidak memberi dia makanan yang layak untuknya!"
Xander menampar pipi Roki sekali lagi, sungguh ia emosi saat ini.
"Apa kalian tidak mempunyai hati kepada anak kalian sendiri!"
Mereka tidak bisa menjawab karena mereka terlebih dulu pingsan, Xander ingin memotong leher mereka tapi bawahannya lebih dulu memberitahu sesuatu.
"Apa?!"
"Maaf tuan muda, nyonya Alexa menyuruh Anda bersiap-siap untuk ikut ke kediaman tuan Ellard, tuan muda kecil sudah tidak sabar untuk pergi ke sana."
Xander menghela nafasnya sejenak untuk menenangkan dirinya, ia lupa tentang ini.
"Sampaikan pada mereka tunggu sebentar, aku akan membersihkan diri dulu."
"Baik tuan muda."
Xander melihat ke arah Roki dan Elva sekilas, setelahnya baru dirinya pergi, sudah tidak ada rasa lagi untuk membunuh kedua orang ini karena adik dan mommy'nya sudah menunggu.
Di ruang keluarga, Alvion menggerutu karena abangnya itu sungguh sangat lama seperti perempuan saja, padahal abangnya itu adalah laki-laki, kenapa lama sekali bersiap.
"Abang dandan atau apa ya mommy? Kenapa lama banget! Ini udah dua jam kita nunggunya,"kesalnya sambil memakan cemilan yang berada didepannya itu
Alexa terkekeh geli mendengar itu, bagaimana mungkin Xander bisa berdandan, tapi ia juga tidak mungkin memberitahu apa yang sebenarnya terjadi pada Alvian, Alvian tidak boleh mengetahui sikap mereka yang berbeda, dan tidak boleh mengetahui sifat asli mereka.
"Baiklah, aku sudah siap. Mari kita pergi."Xander baru saja muncul yang membuat Alvian kembali menggerutu tidak jelas.
"Lama banget bang, sekalian mandi sama kembang tujuh rupa biar tambah lama, tinggal mandi doang tapi kek cewek aja."
Xander gemas dengan pipi yang naik dan turun itu, dia menciumnya cepat agar adiknya itu berhenti mengoceh.
"Jangan cium-cium! Udah di bilang juga, ayok mommy! Kita tinggalin aja abang,"Alvion mengelap pipinya berkali-kali, sungguh dia tidak suka dicium oleh Xander.
"Baiklah mari kita pergi."Alexa mengode Xander agar tidak lagi melanjuti candaan mereka itu, sekarang ada yang lebih penting, mereka harus bertemu dengan Alvion, anaknya yang ia rindukan.
* * *
Ellard menatap Alvion yang tengah menonton televisi bersamanya, syukurlah Alvion tak lagi berkata aneh dan membahas dia orang yang tak penting itu.
Karena jujur saja Ellard takdir uka saat Alvion malah membicarakan orang yang tidak mereka kenal, anaknya sudah lama memberontak jadi wajar jika perubahan Alvion ini akan membuat dirinya dan Alvion akan semakin dekat, jadi Ellard tak mau Alvion mengatakan hal yang lain selain keluarganya saja.
"Apa yang kau lakukan!"
Ellard tertegun saat Axian tiba-tiba saja mengangkat Alvion, ada apa dengan anaknya ini.
"Kau sudah bersama Vion dari tadi sedangkan aku belum, sekarang giliranku bersama Vion."Axian membawa Alvion pergi dari sana yang membuat Ellard semakin geram.
Ada saja halangannya saat dia ingin bersama anak bungsunya itu, "Axian, berikan baby padaku."
"Tidak, giliranku sekarang."Axian membawa Alvion yang pasrah saja dibawa ke sana kemari, melawanpun juga percuma karena pasti abangnya akan menghukumnya nanti, ia tak mau di hukum.
"Baby, coba lihat. Aku menyiapkan ini untukmu."Axian memberikan sebuah boneka pada Alvion, ini boneka yang Alvion lihat di pusat perbelanjaan waktu itu.
"Bang ... ini kan mahal, kenapa abang beli?"Mata Alvian melotot saat melihat boneka ini, masih teringat dalam benaknya jika boneka ini harganya ratusan juta.
"Bang kembaliin aja ke sana, ini mahal aku nggak mau."
Axian tersenyum, lucu sekali adiknya ini, "Tak masalah, aku yang membelinya, kau suka itu kan? Jadi tidak boleh menolak, jika menolak maka buang saja boneka ini."
Axian ingin membuang boneka itu ke dalam tong sampah tapi Alvion menghentikannya.
"Jangan bang, nggak boleh buang mainan, apalagi mainan mahal seperti ini."
Alvian hanya bisa meringis, abangnya ini kenapa malah memberikannya sebuah boneka, ini sangat mahal, membuang-buang uang saja, bahkan bisa membeli makanan untuk dua tahun.
"Makasih abang,"Walupun begitu tetap saja Alvian menerimanya, jika tidak seperti maka boneka itu akan terbuang sia-sia, sangat mubazir sekali.
"Tidak apa-apa,"manis sekali, adiknya ini berubah menjadi sangat berbeda bahkan tidak mau barang-barang yang mahal.
"Alvion!"
Axian tertegun saat tiba-tiba saja ada yang merebut Alvion dari pelukannya.
"Kau!"
Itu Alexa dan Xander, kenapa mereka bisa masuk seperti ini.
"Jangan dekati adikku!"Axian ingin kembali mengambil Alvion tapi Xander tak membiarkan adiknya itu mengambil Alvion lagi.
Alexa tak lagi membendung tangisnya, ia menangis karena bisa memeluk Alvion lahir sudah bertahun-tahun ia sudah tidak memeluk Alvion seperti ini.
"Kalian! Kenapa kalian bisa masuk! Sialan bodyguard tidak berguna!"Ellard melepaskan Alexa dari Alvion.
Ia ingin mengambil Alvion lagi tapi Alvion lebih dulu di bawa oleh anak laki-laki yang memukulnya waktu itu.
Alvion tak tinggal diam, dia segera membawa Alvian pergi, kali ini dia harus berbicara pada orang yang memakai tubuhnya ini.
"Elo! Sebenernya elo siapa? Kenapa bisa masuk ke tubuh gua?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.