Reon tersenyum tipis melihat Alvian yang memakan makanan yang ia beli, dia mengobati pelan luka yang berada di pipi Alvian itu.
"Apa sakit?"
Gelengan kepala Alvian berikan sebagai jawaban, ia menelan makanan yang berada di mulutnya terlebih dahulu."Tidak abang, tidak sakit tapi perih aja, abang mau tidak?" Ia ingin menyuapi Reon juga.
"Tidak, Vian makan saja. Abang sudah makan,"
Mata Alvian menyipit melihat Reon dengan tersenyum, Reon sudah tidak lagi marah sekarang, bahkan dia sangat lembut dan baik. Dia diberikan makanan dan minuman, bahkan mengobati luka yang berada di tubuhnya.
Benar bukan apa yang dia katakan, Reon itu baik. Reon hanya marah saja, makanya Reon memukulnya seperti itu.
Begitu juga dengan Reon, ia sedikit mengutuk dirinya sendiri yang membuat Alvian menjadi seperti ini, penuh luka dan bahkan menculik sang adik, bahkan Alvian yang tidak tahu apapun. Sedari kecil sikap iri'nya pada mereka membuat ia kehilangan akal.
Jujur, Reon muak di katakan sebagai anak pelacur yang di angkat oleh Ellard. Ia tidak mau disebut lagi sebagai itu dan membuatnya membenci anak-anak Ellard yang lain karena mereka mendapatkan perlakuan yang berbeda.
Tapi saat Alvian mengatakan bahwa jika ia jujur maka dirinya akan di terima oleh semua orang membuat hati Reon sedikit lebih membaik. Bahkan ia merasa bersalah karena telah membuat sang adik terluka.
Tak seharusnya ia melakukan hal egois seperti ini, lihatlah Alvian menderita beberapa tahun atas perbuatannya.
"Aku ... minta maaf, Vian."
Mungkin kata ini sudah puluhan kali dia ucapkan pada Alvian. Tapi ia benar-benar bersalah dan tak tahu harus melakukan apa agar yang dia lakukan pada Alvian bisa terbalaskan.
Rasa sakit yang Alvian alami saat ini bisa ia terima.
"Abang nggak perlu minta maaf, Vian udah maafin abang kok! Vian tahu kalau abang baik! Sama seperti bang Vion dan abang lainnya! Jadi abang nggak boleh ucapin itu terus," Alvian tidak dendam pada abangnya itu, mungkin jika ia jadi Reon ia juga akan sakit karena tidak di anggap oleh satu orang pun.
Usapan kepala Alvian rasakan, ia tersenyum kembali saat Reon yang memeluknya dengan erat."Jangan sedih lagi ya abang ..."
"Iya, aku tidak akan ..."
Belum selesai Reon menyelesaikan kata-katanya. Suara gebrakan pintu yang begitu keras itu membuat kedua orang itu terkejut.
Seketika rasa sakit di punggungnya Reon rasakan saat ini, ia di tarik dan di tendang begitu saja oleh Xander.
"Kurang ajar! Sialan kau Reon! Kenapa kau malah menculik adikku! Kami tidak pernah membuatmu tersiksa tapi kenapa malah kau melakukan ini pada adikku!"Xander menampar Reon beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvion & Alvian
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan. Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...