Mata itu berkedip sesaat, ia mengerutkan keningnya saat merasa merasakan tubuhnya sakit, kepalanya rasanya berdenyut nyeri ingin memegang tapi tangannya terasa sangat berat. Perlahan ia membuka mata secara sempurna.
Pertama kali ia lihat adalah sebuah plafon putih yang begitu indah hiasannya, ia ingin menggerakkan tangan kanannya tapi tidak bisa, sangat sakit dan terdengar suara ringisan yang begitu keras di ruangan sunyi itu.
"Sudah bangun? Baguslah jika begitu."
Terkejut, tubuhnya reflek bergetar sesaat saat tiba-tiba mendengar suara yang baru saja tiba-tiba muncul itu.
"Kau begitu merepotkan, tidak bisakah menuruti perkataan kami? Kau membantah ucapan semua orang dan lihat, apa yang kami takutkan terjadi padamu, kenapa kau begitu nakal, Vion?"
Pria muda itu mendekatkan wajahnya pada wajah Alvion yang terbaring di kasur itu, ia menatap Alvion dengan begitu tajamnya."Kau mau di kurung?"
Ia ingin mundur tapi ... tak bisa! Tubuhnya mati rasa dan sangat sakit, dan siapa yang dipanggil oleh orang ini, ini dimana? Siapa pula orang yang berada didepannya.
Dimana ayah dan ibunya? Astaga! Ia lupa membawakan uang, bagaimana jika nantinya ibunya marah dan tidak membiarkan dirinya sekolah lagi?
Ketakutan menjalari dirinya, ia berusaha bangkit.
"Ap-a?" baru sadar ternyata tangan kanannya di perban begitu banyak, pantas saja rasanya begitu sakit.
"Jangan bergerak!"
Raungan yang besar itu membuat ia terkejut, hingga ia tak sengaja menyentakkan tangannya, Alvian. Remaja itu bergetar ketakutan, kenapa pria muda ini memarahinya tiba-tiba.
"Aku baru saja mengatakan padamu dan kau masih saja membantahnya! Ingin benar-benar dikurung hmm? Masih sakit saja kau membantah seperti ini, jangan sampai kami mengurungmu!"
Alvian menggeleng, kenapa orang ini sangat menyeramkan, sungguh jika di bandingkan dengan ayah dan ibunya, orang ini begitu menyeramkan, bulu kuduk Alvian merinding seketika.
"Ma-aafin Pi-an om ... ini dimana om? Pi-an mau pulang ..."
Matanya bergetar menahan tangis, ia beringsut mundur.
"Om?"
Ada apa dengan adiknya ini, apa dia sudah setua itu! Hey dan apa suara dan mata yang berair itu kenapa tampak takut.
Axian Cedric Gervais, pemuda itu mengerutkan keningnya saat melihat tubuh adiknya itu bergetar bahkan mata adiknya itu sudah menitikkan air mata.
"Apa lagi yang kau buat ini? Berdrama agar tidak aku marahi?"
Alvian bingung, ia menggeleng pelan tak tahu harus menjawab apa, "Ma-u pulang om ... ibu sama ayah pasti udah nunggu Pian ..."Alvian berusaha bangkit, ia berusaha melepaskan infus yang merekat pada tangannya.
"Apa yang kau lakukan! Jangan lakukan itu, kau bisa membuatnya berdarah! Dan jangan seperti ini!"
Kenapa adiknya ini begitu aneh, Pian, ayah ibu? Apa semua itu! Apakah adiknya ini amnesia? Tunggu ... amnesia? Axian memegang bahu Alvion dan membuat Alvion berteriak karena merasakan tekanan kuat pada bahunya.
"Maafkan aku ..."Axian melepaskan tangannya perlahan, ia lupa jika tangan kanan adiknya patah dan di gips itu. Tapi satu hal yang harus ia pastikan. "Vion kau ingat aku?"
Kenapa orang didepannya ini begitu aneh, sudah menakan tangannya hingga sakit dan sekarang dia bertanya mengenalnya atau tidak, Alvian sungguh tidak mengerti, ia merasa jika orang didepannya ini tidak baik, pulang adalah kata yang tepat untuk saat ini.
"Jangan bergerak, Vion. Jawab dulu pertanyaan ku, apa kau mengenalku?"
"Om ... a-ku Pian, om siapa, lepasin om ... mah pulang."
Tidak salah lagi! Memang ada yang salah dengan adiknya ini, Axian segera beranjak dari sana, ia harus mengatakan sesuatu pada dokter yang merawat adiknya ini.
Saat itu juga seorang pria yang baru saja masuk saling berhadapan.
"Dia sudah bangun?"Ellard baru saja mengurus suatu hal yang penting, ia tidak mungkin membiarkan dia menemui anaknya.
"Daddy, kemarilah. Aku rasa ada yang salah dengan, Vion. Dia berbicara aneh dan dia tidak mengenalku. Ku rasa ada yang salah dengan kepalanya."
"Apa? Tidak mengenalmu?" Ellard langsung memandang anaknya yang berusaha melepaskan infus yang berada di tangannya itu, tatapan polos yang seakan kebingungan itu sungguh sangat aneh, dan seorang Alvion ketakutan? Ini benar-benar aneh.
"Panggil dokter."
* * *
Di rumah sakit lainnya, tepatnya di ruang rawat inap, seseorang yang terbaring di matras itu langsung membuka matanya, ia merasakan begitu sakit yang luar biasa pada kepalanya.
"Sakit banget badan gua ... ini kenapa lagi?"
Ia berusaha agar bisa melihat sekitar, dan mengingat apa yang terjadi.
"Sialan! Gua kecelakaan! Gara-gara orang itu yang nyebrang sembarangan! Aduh badan gua serasa rontok semua."
Ia berusaha bangkit dan melihat kedepan, mengerutkan keningnya saat melihat orang berlalu-lalang, kenapa banyak orang yang berada di ruangan ini? Bukankah ini rumah sakit? Banyak sekali orang yang di rawat di ruangan ini.
Apa daddy-nya itu sudah miskin dan tidak peduli pada dirinya lagi hingga meletakkannya pada ruangan yang sama pada banyak orang.
Sudahlah, Alvion tidak perduli. Lagi pula memang daddy-nya itu sangat egois dan mementingkan dirinya sendiri.
"Aaast apa-apaan lo! Kenapa lo tiba-tiba nyubit gua! Sakit anjing!"
Alvion menatap tajam pada wanita yang berada di sebelah kanannya ini, tiba-tiba saja ia dicubit dengan begitu kerasnya.
Wanita itu melotot, seluruh orang yang berada di sana menatap mereka.
Wanita itu berbisik pelan dan kembali mencubit lengannya."Diam, Vian! Kau ingin semua orang tahu jika aku mencubitmu sekarang! Ingin ibu di marahi oleh mereka! Sudah mulai berani sekarang?"
"Apasih lo! Sakit anjing! Nggak waras ga lo! Tiba-tiba nyubit, emang gua nggak kenal sama lo! Lo mau gua bogem! Sialan!" Alvion mendorong wanita itu hingga terjatuh dari kursi yang ia duduki.
Elva terkejut bukan main, ia menatap Alvian dengan tidak percaya, berani sekali Alvian mendorongnya seperti ini.
"Kau!"
"Apa! Mau gua bogem beneran! Nggak takut gua sama cewek ya! Dasar nggak jelas!"Alvion mendengus, ia ingin melepaskan infus yang merekat pada tangannya tapi saat itu juga pipinya tertoleh dan merasa panas.
"Alvian! Sudah berani sekarang!"
Sial! Apa-apaan ini! Kenapa dia di tampar, apakah wanita yang berada di depannya ini stres! Menampar orang yang tidak di kenal!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvion & Alvian
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang remaja laki-laki nakal dan tidak bisa di atur berpindah tubuh ke tubuh remaja yang polos penuh dengan penderitaan. Bagaimana juga dengan sebaliknya, bagaimana jika seorang remaja polos berpindah tubuh ke remaja nakal...