Bab 62 : Langit Aksara Kusubandio Asli

322 51 12
                                    

Rumah Sakit dini hari,...

Sang Malaikat sedang berjalan memasuki ruangan perawatan untuk mengantarkan jiwanya Langit yang terlihat penuh dengan kesedihan dan juga penyesalan.

Jiwa Langit akhirnya bisa melihat langsung wajah sang Ibunda dan juga adik kembarnya yang sedang tertidur lelap.

Kemudian,...

Jiwa Langit melihat saat Mamanya terbangun oleh mimpi buruk yang sempat memandangi wajah Bumi, merapikan selimutnya dan berjalan lalu terduduk di samping ranjang tubuhnya yang sedang terbaring koma.

Jiwanya Langit merasakan sakit yang teramat perih ketika melihat Mama tercintanya yang mencoba tegar melihat tubuhnya yang tidak berdaya dan terus dalam keadaan tidak sadarkan diri ( Koma ).

Malaikat ;

" Pulanglah,... Kamu masih punya para wanita hebat dan kuat yang akan selalu mengharapkanmu kembali kesisi mereka Langit,...!!! "

Jiwa Langit begitu rapuh dan terluka, tapi dia juga sudah mulai berani untuk kembali ke dalam tubuhnya sendiri.

Sang Malaikat mengusap kepala dari jiwa Langit dan menghilangkan semua ingatan soal petualangnnya yang terjebak diantara dunia hidup dan mati. Semua ingatan itu akan berubah hanya seperti mimpi yang panjang untuk Langit ingat kelak.

----------------------------------------------

Rumah Papi Josep & Eyang Widuri pagi,...

( Dalam Split Screen / waktu bersamaan )

Asia dan Eyang Widuri yang mendapatkan kabar baik soal siumannya Langit segera bergegas cepat-cepat untuk menuju ke Rumah Sakit dengan perasaan lega dicampur bahagia.

----------------------------------------------

Sementara itu di Rumah Sakit,...

Terlihat Mama Lestari dan Bumi sedang berpelukan dengan sisa-sisa air mata kebahagiaan sambil memandangi Langit yang sedang di periksa oleh Dokter.

Perlahan tapi pasti,...

Mata Langit sayup-sayup mulai terbuka meski awalnya sedikit terlihat lemah dan terlihat kebingungan.

Dengan pandangan yang sayu dan penuh kesedihan mata Langit juga mulai bisa melihat wajah Mamanya yang terus-terusan menatapnya dengan berjuta perasaan.

Dokter ;

" Kondisi Mas Langit sudah mulai membaik Bu,...Hanya saja mungkin kesadarannya saat ini masih belum bisa stabil. Jadi jika nanti Mas Langit kelelahan, tidak usah panik atau cemas dan biarkan saja dia kembali untuk istirahat lebih lama,...!!! "

Mama Lestari ;

" Baik Dokter,...Terima kasih banyak !!! "

Dokter kemudian segera pamit untuk meninggalkan ruangan Langit.

Mama Lestari semakin mendekat dan terus berpandangan mata dengan sang putra tercintanya.

Air mata keduanya sama-sama mengalir oleh rasa sedih dan juga haru.

Mama Lestari duduk di samping ranjang Langit dan meraih tangan anaknya dengan gemetaran.

Mama Lestari ;

" Langit,...Sayang,...Ini Mama nak,...Mama Kandung Kamu Sayang,...!!! "

Langit terlihat kesulitan saat berusaha untuk bangun, sehingga Bumi dengan sigap segera menaikkan ranjangnya supaya posisinya bisa seperti duduk.

Tanpa berpaling dan melepaskan pandangannya, ketika posisi Langit sudah nyaris bisa seperti duduk dia segera memeluk erat Mama Lestari diiringi tangisan yang semakin menjadi-jadi.

Bumi Di Langit AsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang