48.

78 3 0
                                    

Aku enggk tahu kalian akan suka tidak dengn part ini...tapi aku harap kalian suka...









Tepat pukul empat dini hari, Arya dan Nindy mendarat di bandara dengan selamat dan aman, lelah dan ngantuk adalah dua kata yang sedang kedua nya rasakan sekarang.

Kedua nya pulang dengan menggunakan taksi yang ada di sekitar bandara dan untung nya kedua nya tidak kesulitan mencari taksi di jam segitu.

Setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang akhir nya kedua nya sampai juga di apartemant. Kedua nya langsung bersih-bersih dan menunaikan ibadah sholat subuh lalu di lanjut tidur karena kedua nya masih sangat mengantuk.

Tepat pukul sembilan, Nindy terbangun karena merasa lapar, terakhir makanan masuk ke perut nya semalam sebelum mereka terbang, itu pun hanya mie dalam cup yang beli di kantin bandara.

Setelah mencuci muka,Nindy langsung menuju dapur untuk mencari makanan.

Ngomong-ngomong Arya masih tidur dan Nindy tidak berniat membangunkan karena Arya terlihat begitu nyenyak.

Sampai di dapur, Nindy langsung membuka kulkas untuk mencari sesuatu untuk di makan.

"Tinggal telur sama sosis"ujar Nindy sambil mengambil dua telur dan sosis.

Sebelum mereka berangkat ke Bali, Nindy memang tidak membeli bahan makanan untuk mengisi kulkas karena akan mubazir nanti nya.

Nindy pun memilih membuat telur dadar dengan campuran sosis untuk lauk nya. Sebelum membuat telur dadar, Nindy terlebih dahulu memasak nasi dan untung nya stok beras masih ada.

Sekitar lima belas menit, telur dadar sudah matang dan siap untuk di makan.

"Bangunin Arya enggak ya?"tanya Nindy pada dirinya sendiri.

Nindy takut Arya masih lelah dan ngantuk tapi Arya harus makan atau enggak nanti suami nya akan jatuh sakit.

"Bangunin aja lah"ujar Nindy setelah lama berfikir.

Lalu Nindy pun segera menuju kamar untuk membangunkan Arya.

"Arya"panggil Nindy sambil menepuk pelan lengan Arya, perempuan itu kini duduk di tepi tempat tidur tepat di samping Arya.

"Hmm"jawab Arya dengan bergumam dan tanpa membuka mata nya.

"Bangun dulu"ujar Nindy.

"Masih ngantuk Nin"jawab Arya lalu mengubah posisi tidur nya yang tadi tidur menyamping kini tidur terlentang dan masih belum membuka mata nya.

"Bangun dulu! Makan habis itu lanjut tidur lagi enggak papa"ujar Nindy.

Arya mulai membuka mata nya dengan perlahan.

"Ayo makan dulu, kamu belum makan sejak pagi"ujar Nindy.

"Kamu udah masak?"tanya Arya sambil menatap Nindy yang juga sedang menatap nya.

"Udah, maka nya kamu bangun, kita makan dulu"jawab Nindy.

Arya mulai bangun dari tidur nya lalu duduk bersandar guna mengumpulkan nyawa nya.

"Cuci muka dulu sana!"suruh Nindy sambil bangun dari duduk nya.

"Bentar, kepala aku pusing"ujar Arya sambil memijat kening nya pelan.

"Mau aku ambilin obat?"tanya Nindy.

Arya menggeleng.

"Enggak usah, nanti juga mendingan"jawab Arya.

"Yaudah, tapi kalau masih pusing bilang, nanti aku ambilin obat"ujar Nindy.

Arya mengangguk pelan.

"Aku bikinin teh jahe mau?"tanya Nindy.

"Boleh"jawab Arya.

"Aku bikinin dulu, kamu cuci muka gih!"suruh Nindy.

Arya mengangguk lalu Nindy pun berjalan keluar kamar untuk menuju dapur guna membuat teh jahe untuk Arya.

Untung saja di dapur aja jahe jadi Nindy tidak harus pergi untuk beli dulu. Kini segelas teh jahe sudah ada di atas meja makan dan bertepatan dengan Nindy yang baru saja menaruh gelas berisi teh jahe itu, Arya datang dengan wajah sedikit segar, kenapa sedikit? Karena wajah lelah Arya begitu terlihat di tambah sorot mata cowok itu yang sedikit sayu.

"Nih minum dulu, mumpung masih hangat!"suruh Nindy saat Arya sudah duduk di kursi.

Arya mengangguk lalu segera meminum nya.

"Mau makan sekarang apa mau habisin teh jahe nya dulu?"tanya Nindy.

"Aku habisin teh jahe nya dulu, perut aku enggak enak soal nya, takut muntah kalau langsung makan"jawab Arya.

Nindy mengangguk paham.

"Aku makan duluan enggak papa ya? Laper banget soal nya"tanya Nindy. Kalau di suruh nunggu Arya bisa makin kelaparan diri nya.

Arya mengangguk lalu Nindy pun langsung mengambil nasi dan lauk nya.

"Aku cuma masak telur dadar, enggak papa kan?"tanya Nindy.

"Enggak papa"jawab Arya. Cowok itu tahu bila mereka tidak memiliki bahan masakan seperti sayuran atau daging karena mereka memang tidak membeli sebelum terbang ke Bali.

"Kita kerumah bunda lusa aja ya Nin, badan aku enggak enak soal nya"ujar Arya. Tubuh nya sangat lelah dan seperti akan semakin parah bila mereka tetap pergi ke rumah bunda Irma besok.

"Iya enggak papa"jawab Nindy lalu perempuan itu memulai makan nya dan Arya memilih segera menghabiskan teh jahe bikinan Nindy.

Selesai makan, Arya langsung meminta Nindy untuk memijat kepala nya yang pusing.

"Minum obat aja ya"ujar Nindy masih memijat kepala Arya yang berada di atas paha nya.

Arya menggeleng tanda tidak mau.

Nindy menghela nafas panjng, susah sekali meminta Arya untuk minum obat.

"Nanti enggak sembuh-sembuh kalau kamu enggak mau minum obat"ujar Nindy.

"Diam Nin! Kepala aku makin pusing dengar kamu ngomong"suruh Arya. Kepala nya benar-benar pusing, di tambah Nindy yang terus menyuruh nya untuk minum obat.

Nindy tidak ambil hati perkataan Arya, perempuan itu tetap memijat kepala Arya.

"Yaudah kalau enggak mau minum obat, kamu tidur lagi aja"ujar Nindy.

Arya hanya bergumam guna menjawab perkataan Nindy.

Cukup lama Nindy memijat kepala Arya hingga Nindy dapat mendengar suara dengkuran halus dari Arya tanda bila cowok itu sudah terlelap.

Dari yang awal memijat kini berubah menjadi usapan lembut pada kepala Arya.

"Kasian banget sih kamu Ar,maaf ya buat kamu sakit gini"ujar Nindy. Arya sakit sekarang karena terlalu lelah menemani dan mengikuti nya selama di Bali.

"Jangan lama-lama sakit ya Ar, aku enggak suka lihat nya"lanjut Nindy.


Bersambung...

06 November 2024
03 Januari 2025

Only You!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang