52.

55 3 2
                                    

Lama banget enggak update ternyata...maaf ya...semoga part ini bisa menebus rasa kangen kalian pada Arya dan Nindy....








Waktu berjalan begitu cepat, sudah empat semester atau dua tahun, Arya dan Nindy menyandang status mahasiswa dan mahasiswi. Banyak hal dan masalah yang mereka alami namun mereka masih bisa menyelesaikan dengan baik tanpa harus ribut besar, paling jauh ribut kecil, itu pun tidak berlangsung lama.

Dan untuk masalah toko cabang baru dan pembangunan rumah sudah pada tahap yang lebih jauh lagi dari sebelum nya.

Mas Nara sudah menemukan tempat untuk toko cabang baru, itu tanah kosong bukan ruko, jadi Arya harus membangun dulu sebelum membuka toko nya. Untuk kapan bisa membangun, Arya masih belum tahu karena dana nya masih belum cukup di tambah diri nya masih harus mengumpulkan dana untuk pembangunan rumah.

Untuk rumah sendiri, Arya juga sudah menemukan lahan nya, tidak jauh dari rumah kedua orang tua mereka. Arya juga belum tahu kapan akan membangun nya karena dana nya juga masih belum cukup.

Arya sebenar nya banyak mendapat bantuan entah itu dari papa nya atau mertua nya, namun Arya masih belum bisa menerima karena Arya berfikir bila dirinya masih mampu.

"Ar, setelah aku fikir-fikir, enggak ada salah nya kita terima bantuan papa dan ayah"ujar Nindy sambil menatap Arya yang sedang fokus pada layar laptop nya.

"Bukan aku meragukan kemampuan kamu, tapi apa salah nya kita terima bantuan mereka, ya hitung-hitung kita bantu mengurangi jumlah nol di rekening mereka"lanjut Nindy.

"Nanti ya Nin, enggak sekarang"ujar Arya tanpa melihat ke arah Nindy.

Pembicaraan ini sudah sering mereka bahas, awal nya Nindy mendukung saja dengan keputusan Arya, namun setelah perempuan itu fikir-fikir lagi, tidak salah nya mereka menerima bantuan kedua orang tua mereka, toh...anak mereka hanya Arya dan Nindy, kalau bukan kita siapa lagi yang akan menghabiskan uang mereka.

"Ar, ayolah...enggak usah menerima seratus persen, lima puluh persen aja"ujar Nindy.

"Nin...percaya sama aku, aku cuma butuh itu dari kamu"ujar Arya sambil menatap wajah Nindy.

Nindy menghela nafas panjang. Keras kepala, itu lah Arya.

"Oke, aku akan percaya dan dukung semua keputusan kamu, aku enggak akan maksa kamu lagi untuk hal ini"ujar Nindy pada akhir nya.

Drettt drettt drettt drettt.

Arya langsung mengambil hp nya yang berdering.

Nama papa Bayu yang tertera di layar hpnya.

"Assalamualaikum pa"salam Arya setelah sambungan telfon tersambung.

"Waalaikumsalam"jawab papa Bayu.

"Ada apa pa?"tanya Arya langsung.

"Bisa ke kantor papa enggak Ar sekarang? Ada yang mau papa omongin"tanya papa Bayu.

"Mau ngomongin apa pa?"tanya Arya.

"Kamu kesini dulu aja!"suruh papa Bayu.

"Iya, sekarang Arya ke sana"jawab Arya.

"Papa tunggu. Kalau gitu papa tutup, assalamualaikum"ujar papa Bayu.

"Waalaikumsalam"jawab Arya lalu sambungan telfon pun terputus.

"Papa kenapa?"tanya Nindy setelah Arya menyimpan hp nya.

"Papa minta aku ke kantor"jawab Arya lalu segera mematikan laptop nya.

"Mau apa papa minta kamu ke kantor?"tanya Nindy penasaran.

Arya menggeleng.

"Kamu mau ikut?"tanya Arya.

Nindy menggeleng.

"Tapi kamu anterin aku ke rumah bunda dulu ya"ujar Nindy.

"Iya"jawab Arya lalu kedua segera bersiap-siap.

Setelah mengantar Nindy ke rumah sang mertua, Arya langsung melanjutkan perjalanan nya menuju kantor papa Bayu.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di kantor papa Bayu.

"Papa mau ngomongin apa?"tanya Arya saat kedua nya sudah duduk saling berhdapan di dalam ruangan papa Bayu.

"Ini"ujar papa Bayu sambil memberikan map kecil kepada Arya.

"Ini apa pa?"tanya Arya sambil membuka map itu.

"Itu adalah hak kamu"jawab papa Bayu.

"Buku tabungan? Ini maksud nya gimana?"tanya Arya tidak paham.

"Sebelum kamu lahir, papa dan mama sudah membuat tambungan atas nama kamu, setiap bulan papa selalu masukan uang ke dalam tambungan kamu. Papa dan mama membuat itu untuk berjaga-jaga, dunia bisnis tidak selama nya akan terus berjaya Ar, papa dan mama mau kamu mendapat kehidupan dan pendidikan yang layak"ujar papa Bayu.

"Papa minta kamu untuk terjun ke dunia bisnis, bukan semata-mata agar kamu bisa mandiri, tapi itu juga untuk masa depan kamu. Kamu memang akan ambil alih perusahaan ini tapi papa enggak mau kamu terima enak nya, papa mau kamu belajar dari nol agar kamu tahu susah nya membangun sebuah perusahaan"

"Walaupun kamu sudah berhasil membangun toko, bukan berarti papa dan mama berhenti memberikan hak kamu, semua hak kamu ada di dalam tabungan itu. Kamu boleh menolak bantuan papa, tapi papa minta terima tabungan itu karena itu adalah hak kamu"

"Kamu bisa gunain uang itu untuk membangun rumah atau untuk membangun toko dulu"

Arya membuka buku tabungan itu, jumlah nya sangat banyak, Arya baca dari halaman pertama sampai halaman terakhir yang menampilkan tanggal, bulan, tahun dan jumlah uang yang masuk ke dalam tabungan itu.

"Terima ya Ar"ujar papa Bayu.

Arya menatap wajah papa Bayu.

"Harus nya papa berikan itu saat kamu menikah dulu, tapi mama melarang karena mama yakin kamu bisa menghidupi kelurga kamu dengan uang hasil kerja keras kamu sendiri"ujar papa Bayu.

"Makasih pa, makasih selalu kasih yang terbaik untuk Arya"ujar Arya tulus.

"Itu tugas papa"ujar papa Bayu sambil tersenyum ke arah Arya.

"Arya janji akan terus berusaha jadi yang terbaik untuk papa dan mama, makasih udah didik dan bimbing Arya sampai di titik ini"ujar Arya.

Papa Bayu mengangguk.

"Jadi, akan kamu gunain untuk yang mana dulu Ar uang itu?"tanya papa Bayu.

"Untuk bangun toko pa"jawab Arya yakin.

"Kenapa bukan rumah dulu aja?"tanya papa Bayu penasaran.

"Membangun rumah apalagi itu rumah yang akan menjadi tempat tinggal keluarga kecil Arya adalah tanggung jawab Arya, Arya mau rumah itu di bangun dengan uang hasil kerja keras Arya sendiri"jawab Arya.

Papa Bayu mengangguk. Bangga rasa nya melihat anak semata wayang nya tumbuh menjadi laki-laki bertanggung jawab dan pekerja keras.

"Arsitek biar papa yang cariin dan danai, papa harap kamu tidak menolak"ujar papa Bayu.

"Cuma arsitek ya pa, enggak lebih"ujar Arya.

Papa Bayu mengangguk sambil tersenyum.

"Oke, papa boleh ambil di bagian arsitek"ujar Arya pada akhir nya.

Papa Bayu tersenyum senang karena mendapat izin untuk membantu.

"Jadi bisa kita mulai kapan proyek nya?"tanya papa Bayu.

"Secepat nya"jawab Arya yakin.

Papa Bayu mengangguk.

Bersambung...


12 November 2024
09 Februari 2024

Only You!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang