28.

140 9 43
                                    

Maaf kalau kedepan nya cerita ini sedikit membuat kalian senyum-senyum sendiri...next bakal aku buat lebih lagi...










Ceklek.

"Lama banget sih"ujar Nindy dengan wajah kesal saat Arya baru saja keluar dari kamar mandi.

Arya tidak menanggapi perkataan Nindy, cowok itu memilih mengambil kaos yang berada di atas tempat tidur, mungkin Nindy yang menyiapkan kan.

"Kenapa belum tidur? Tadi kata nya ngantuk"ujar Arya lalu ikut duduk di atas tempat tidur.

"Nunggu kamu, tadi kata nya mau bicara"jawab Nindy.

Arya mengangguk.

"Dari mana dulu ya Nin?"tanya Arya tanpa menatap Nindy. Cowok itu bingung harus memulai dari mana.

"Ar, natap aku dong!"suruh Nindy karena Arya malah menatap lurus ke depan bukan ke arah nya yang duduk di samping nya.

"Bentar Nin"jawab Arya.

"Kenapa sih?"tanya Nindy heran.

"Pakaian kamu"jawab Arya.

"Aku siapin diri dulu, bukan nya kita bicara malah melakukan hal lain"lanjut Arya.

Jujur pakaian Nindy sangat menggoda iman nya namun harus Arya tahan karena mereka butuh bicara.

"Ya kalau melakukan hal lain emang nya kenapa?"tanya Nindy. Hal lain yang Arya maksud pun Nindy paham.

"Toh bukan yang pertama buat kita"lanjut Nindy.

Arya menghela nafas pelan, Nindy benar ini bukan yang pertama dan tidak mungkin jadi yang terakhir. Entah siapa yang memulai duluan saat itu, yang jelas mereka melakukan tanpa paksaan ataupun penolakan dari salah satu.

"Kita harus bicara dulu dan kamu pasti lelah. Untuk urusan itu, kita masih punya banyak hari selain hari ini"ujar Arya. Selain mereka harus bicara, mereka juga lelah, tidak mungkin mereka ya tahulah apa.

"Yaudah hadap aku kalau mau bicara!"suruh Nindy dengan nada sedikit kesal.

Arya pun langsung mengubah duduk nya menjadi menghadap Nindy setelah menarik nafas dalam-dalam.

Arya memejamkan mata nya sebentar saat sudah duduk menghadap Nindy.

"Siapa yang ngasih kamu pakaian ini sih Nin?"tanya Arya sambil menatap wajah Nindy, ingat, wajah Nindy.

"Enggak ada yang ngasih. Ini aku yang beli"jawab Nindy.

"Tapi Ar, aku beneran enggak berniat pakai ini sekarang. Tadi nya aku mau nunjukin dulu pakaian nya ke kamu, aku mau tahu tanggapan kamu, tapi kayak nya ini kerjaan nya bunda, pasti bunda yang nukar pakaian aku dengan ini"lanjut Nindy menjelaskan.

Arya menghela nafas nya pelan setelah mendengar penjelasan Nindy.

"Tapi kamu enggak bohong kan?"tanya Nindy.

"Bohong apa?"tanya Arya bingung. Seingat nya dirinya tidak mengatakan kebohongan apapun pada Nindy.

"Aku beneran cantik kan pakai ini?"tanya Nindy.

Astaga Arya fikir kebohongan apa ternyata hanya masalah ini. Sejujurnya Nindy tidak hanya kelihatan lebih cantik saja namun juga kelihatan sexsi malam ini.

"Iya cantik, sampai rasanya aku mau makan kamu sampai kenyang"jawab Arya jujur.

Nindy tertawa mendengar perkataan Arya.

"Malah ketawa, aku beneran loh ini"ujar Arya. Cowok itu tidak bohong, Nindy seperti makanan penutup malam ini.

"Jangan dong. Kata nya mau bicara"ujar Nindy.

"Yaudah, tapi tutupin dulu"ujar Arya sambil menarik selimut dan memberikan pada Nindy.

Nindy menurut daripada mereka makin lama tanpa bicara apapun.

"Jadi?"tanya Nindy.

"Aku mau minta maaf"ujar Arya.

"Kok kamu yang minta maaf. Aku harus nya yang minta maaf, maaf buat kamu kesal karena tingkah aku kemaren-kemaren "ujar Nindy.

"Aku juga salah. Terakhir kita telfon, aku buat kamu kesal lagi"ujar Arya.

"Yaudah aku maafin"ujar Nindy.

"Kesalahan kamu juga udah aku maafin"ujar Arya.

Nindy tersenyum.

"Kayak nya komunikasi kita kalau lagi berjauhan jelek banget"ujar Arya.

Nindy mengangguk setuju.

"Kayak nya kita harus sering-sering berjauhan biar komunikasi kita lebih baik"ujar Arya memberi pendapat.

"Enggak mau"ujar Nindy menolak.

"Kenapa?"tanya Arya heran.

"Aku kayak nya enggak bisa jauh dari kamu, bisa mati muda aku kalau jauh-jauh dari kamu"jawab Nindy.

"Jangan lebay deh Nin"ujar Arya.

"Ihh...Arya, aku beneran"ujar Nindy tidak terima di katai lebay.

Arya hanya mengangguk-anggukan kepala nya tanda percaya dari pada mereka ribut lagi.

"Ada lagi yang mau di bicarakan?"tanya Arya.

Nindy menggeleng.

"Yaudah, tidur yuk"ujar Arya lalu merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur.

Nindy ikut baring di samping Arya.

"Beneran mau tidur?"tanya Nindy sambil menatap Arya dari samping.

Arya langsung menatap Nindy.

"Nin,aku beneran ngantuk dan aku yakin kamu juga ngantuk"ujar Arya sambil menatap Nindy yang juga sedang menatap nya.

Walaupun Arya sangat menginginkan Nindy malam ini terlebih saat perempuan itu memkai pakaian yang sungguh menggoda nya, namun Arya sebisa mungkin menahan. Mereka terlalu lelah dan mengantuk, Arya tidak mau melakukan saat mereka tidak dalam kondisi baik.

" Tidur yuk, jangan mikir yang aneh-aneh"ajak Arya. Arya tahu Nindy sedang memikirkan nya lebih tepat nya memikir kan keinginan nya sekarang.

"Gimana bisa? Mata kamu enggak bisa bohong"ujar Nindy.

"Bisa kok"ujar Arya.

"Sini!"suruh Arya meminta Nindy lebih dekat dengan nya.

Nindy pun lebih dekat lagi dengan Arya dan perempuan itu pun masuk ke dalam pelukan Arya.

"Malam ini kita pelukan aja"ujar Arya dengan memeluk Nindy.

"Jangan mikir hal lain, kita butuh istirahat. Aku enggk papa, selagi kamu enggak mancing aku lebih jauh lagi"ujar Arya.

Nindy mengangguk dalam pelukan Arya.

"Jadi malam ini kita enggak itu...?"tanya Nindy.

Arya mengangguk dan Nindy dapat merasakan anggukan dari Arya.

"Tidur yuk"ajak Arya sambil memejamkan mata nya.

Nindy pun memejamkan mata nya dalam pelukan Arya. Mereka memilih istirahat malam ini dari pada melakukan 'itu'.




Bersambung...


26 September 2024
09 Oktober 2024

Only You!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang