25.

74 5 100
                                    

Aku udah mulai nulis lagi walau belum dapat banyak draf tapi setidak nya ada untuk di update...semoga kalian suka ya....














Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, hari resepsi Arya dan Nindy. Acara akan di mulai malam hari namun dari siang Nindy dan kedua orang tua nya sudah berada di hotel, tempat di laksakan nya resepsi pernihan.

"Arya enggak bareng kalian?"tanya Nindy pada mama Fina setelah perempuan itu menyalami tangan sang mertua nya.

Mama Fina menggeleng.

"Arya bareng Alvian, tadi mama telfon katanya udah di jalan"jawab mama Fina.

"Emang Arya enggak kabarin kamu?"tanya papa Bayu.

Nindy menggeleng.

Sejak kejadian kemaren memang Nindy memilih untuk tidak menjawab panggilan telfon dari Arya, dirinya hanya membalas pesan yang Arya kirim itu pun Nindy membalas nya dengan singkat, dan pagi tadi Arya sama sekali tidak ada kabarin Nindy dan Nindy sendiri memilih tidak memusingkan nya karena perempuan itu fikir Arya sedang sibuk.

"Kamu makan siang dulu terus istirahat, nanti jam lima baru di rias"ujar mama Fina.

"Kamu mau makan apa?"tanya mama Fina.

"Nindy makan nanti aja ma, perut Nindy masih kenyang karena tadi waktu di jalan ngemil"jawab Nindy.

"Yaudah kalau gitu, tapi nanti kalau laper bilang ya"ujar mama Fina.

Nindy mengangguk.

"Kamu istirahat dulu gih! Mama sama papa mau ke kamar sebelah buat ketemu bunda dan ayah kamu"ujar mama Fina.

Nindy mengangguk lalu mama Fina dan papa Bayu pun pergi meninggalkan kamar hotel yang di tempati Nindy.

Setelah kepergian mertua nya, Nindy berjalam menuju kaca jendela.

Perempuan itu menatap keluar jendela yang menampilkan pemandangan kota di siang hari.

Cukup lama Nindy menatap keluar jendela hingga Nindy mendengar suara pintu terbuka.

Nindy langsung membalikan badan nya untuk melihat siapa yang membuka pintu kamar hotel nya.

"Hai Nin"sapa Alvian. Ya orang yang baru saja membuka pintu adalah Alvian seupupu Arya.

Nindy tidak membalas sapaan Alvian, perempuan melihat ke pintu lagi untuk mencari keberadaan Arya.

"Cari Arya?"tanya Alvian. Kini cowok itu sudah duduk di sofa.

"Mana Arya?"bukan nya menjawab, Nindy memilih bertanya.

"Tadi di jalan, kita pisah"jawab Alvian.

"Pisah? Pisah gimana? Gue enggak paham"tanya Nindy tidak paham.

"Arya turunin gue ditengah perjalanan, dia suruh gue ke sini naik taksi"jawab Alvian.

"Terus di mana Arya sekarang?"tanya Nindy penasaran.

"Tadi bilang nya mau ke toko dulu, ada hal penting yang harus Arya tangani"jawab Alvian.

"Kok lo enggak larang? Dia enggak lupa kan malam ini acara nya?"tanya Nindy mulai kesal.

"Udah tapi Arya janji bakalan sampai secepat nya"jawab Alvian.

Nindy menghela nafas lalu mengambil hp nya.

Perempuan itu langsung menghubungi Arya.

"Ckk...kenapa enggak di angkat sih"ujar Nindy kesal karena Arya tidak mengangkat panggilan telfon nya.

"Sabar Nin, mungkin Arya masih sibuk"jawab Alvian.

Oke, Nindy akan bersabar dan berfikir positif, semoga saja Arya tidak datang terlambat atau bahkan tidak datang. Jika itu benar terjadi entah apa yang harus Nindy lakukan nanti.

"Gue mau ke ruang sebelah dulu, lo mending istirahat! Jangan terlalu di pikirin, Arya pasti datang"ujar Alvian lalu bangun dari duduk nya.

Nindy hanya mengangguk lalu Alvian pun pergi dari kamar hotel Nindy.

Setelah kepergian Alvian, Nindy menghela nafas panjang lalu menjatuhkan tubuh nya di atas tempat tidur.

Tidur sebentat mungkin bisa membuat nya tidak terlalu memikirkan Arya.


"Arya belum sampai?"tanya Nindy pada sang bunda yang sedang menyuapi nya. Bukan tanpa alasan bunda Irma menyuapi Nindy, perempuan itu sedari tadi di suruh untuk makan susah sekali, maka dari itu bunda Irma turun tangan langsung dengan menyuapi Nindy makan.

"Belum"jawab bunda Irma.

"Ckk...kemana sih dia? Kata nya udah di jalan tapi kok belum datang juga"tanya Nindy kesal.

Terakhir kali mereka berkomunikasi, sekitar lima menit yang lalu, Arya berkata sedang di jalan menuju ke hotel. Jarak toko dengan hotel memang lumayan jauh.

"Sabar aja kenapa sih Nin, mungkin Arya kejebak macet, lagi pula ini baru jam empat lebih lima puluh"ujar bunda Irma.

"Udah bun, Nindy kenyang"ujar Nindy saat bunda Irma akan menyuapi nya lagi.

Bunda Irma mengangguk, walaupun makanan nya tidak habis tapi setidak nya perut Nindy terisi.

"Kamu mau ke kamar mandi dulu enggak sebelum di rias?"tanya bunda Irma.

Nindy menggeleng.

"Langsung mulai rias aja"ujar Nindy setelah menaruh gelas di atas meja.

Bunda Irma mengangguk lalu meminta perias untuk merias wajah Nindy sekarang.

Nindy pun mulai di rias.

Sekitar satu jam waktu yang di butuhkan untuk merias wajah Nindy dan selama itu pula Arya belum juga datang. Selama ini? Entah lah, mampir kemana dulu cowok itu yang pasti Arya sedang di jalan, itu pesan terakhir yang Arya kirim tiga puluh menit yang lalu.

Nindy sudah menunjukan raut wajah cemberut sejak pertengahan di rias karena Arya tidak kunjung sampai juga.

"Mbak"panggil Nindy pada perempuan yang sedang menata rambut nya.

"Iya, kenapa mbak?"tanya perempuan itu sambil menatap Nindy dari kaca rias.

"Saya mau ke kamar mandi dulu"ujar Nindy.

Perempuan itu mengangguk lalu Nindy pun berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Nindy hanya berdiri di depan cermin sambil menatap pantulan dirinya di cermin sambil memikirkan sesuatu.

Tok tok tok tok.

"Nin"panggil seseorang dari luar.

Nindy langsung menatap pintu,Nindy tahu itu suara siapa, itu suara orang yang sangat di rindukan nya.

Arya, orang yang tadi mengetuk pintu. Tanpa berlama-lama lagi, Nindy langsung berjalan keluar dari kamar mandi untuk segera menemui nya

Ceklek.

Arya tersenyum saat Nindy keluar dari kamar mandi.

Nindy sendiri hanya mrnatap Arya tanpa ekpresi alias datar. Bukan marah tapi kesal karena Arya datang terlambat dan membuat nya khawatir, takut terjadi hal buruk pada cowok itu.

"maaf ya Nin, aku telat"ujar Arya sambil menatap wajah Nindy menyesal.

Bukan keinginan Arya datang terlambat, masalah di toko dan jalanan yang sangat macet membuat nya datang terlambat.

"Hmm"jawab Nindy lalu perempuan itu berjalan menuju kursi untuk melanjutkan menata rambut nya.

Arya menghela nafas pelan. Nindy berhak kesal ataupun marah pada nya, Arya tidak akanmelarang itu karena dirinya memang salah.

Arya pun di minta untuk segera bersiap-siap karena waktu nya tidak banyak.

Mungkin nanti setelah mereka selesai bersiap, Arya bisa mengajak bicara Nindy walaupun hanya sebentar, semoga saja bisa.

Bersambung...

18 September 2024
26 September 2024

Only You!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang