Asha's Revenge 24. End

403 89 29
                                    

Anka mengangguk pelan melihat jiwanya yang masuk ke dalam tubuh Reksa.

"Gua Anka,"

"Gua juga Anka," jawabnya.

"Keknya susah deh kalo kita nyebutin nama kita masing-masing,"ucap Anka sambil melipat kedua tangannya.

"Lo bener, panggil aja gua Asha kek nama tokoh ini,"

"Kok jadi canggung gini, njir!"Anka menggeleng kepalanya pelan, sungguh sangat canggung sekarang berbicara pada dirinya sendiri.

"Tuan, tidak perlu secanggung itu pada diri sendiri, kan itu tuan juga!"ucap Cio dengan gemasnya, tuannya ini sungguh aneh.

"Oke oke, gua cuma bingung aja mau ngomong apa,"Anka menghela nafas dengan gusar."Tolong jaga, Asta. Apapun itu anggap dia kayak adik lo sendiri, gua ngelakuin ini bukan tanpa alasan. Gua nggak mau Asta kenapa-napa di dunia ini. Elo tahu? Asta nggak seberuntung orang lain, gua percaya sih sama Aidan, tapi nggak percaya-percaya banget. Ada juga ragunya, makanya gua nitipin jiwa gua ke sini."

Asha tertawa,"Astaga, lo ini gimana sih, Anka. Kan kita satu jiwa, tentu aja gua tahu apa yang elo pikirin. Tenang aja, gua bisa pastiin kalo jiwa kita yang ada di sini itu aman-aman aja, nggak akan kenapa-napa dan yang paling penting! Gua bakalan jagain Asta. Kalo perlu sampe akhir hayat kita,"

Anka tersenyum,"Ternyata elo sama kayak gua ya, udah sekarang elo balik ke sana. Gua nggak mau Asta nyari elo."

"Aman, gua pergi dulu. Oh iya Cio. Jaga tuan kita, tahu kan kalo dia agak agak orangnya,"Asha mengusap rambut Cio dengan gemas.

"Tuan, kenapa rasanya jiwa tuan yang ini sangat manis!"Mata Cio berbinar melihat Asha.

"Oooh jadi gitu, elo malah milih Asha dibandingkan sama gua, ya udah kalo gitu. Tinggal di sini aja sama Asha." Anka membalikkan tubuhnya tak mau memandang Cio.

"Mana bisa begitu tuan! Bukan seperti itu maksud Cio! Maksud Cio ternyata ada perbedaannya juga tuan dan Asha!"

"Ngambek dia tuh, cepet bujukin Cio, nanti ditinggalin sama Anka!"Asha tertawa, ia melambaikan tangannya pada mereka yang sudah masuk ke ruang sistem.

"Daddy!"

Asha membalikkan tubuhnya, ia mengendong Asta dalam gendongannya."Katanya daddy mau ajak Asta jalan-jalan!"

"Daddy, Asta dari tadi udah nungguin, daddy kemana aja?" Aidan berkacak pinggang melihat Asha yang masih berdiri di pintu itu.

"Aku menunggu di sini, kalian saja yang datangnya lama," Asha terkekeh pelan, ia mengusap rambut Aidan."Ayo kita jalan-jalan,"

Aidan mengangguk, dia memegang tangan Asha yang sudah beralih profesi menjadi ayahnya.

Asha memang dewasa dan pantas menjadi orang tua. Mereka akan pergi ke taman sekarang untuk bersenang-senang.

Hari ini, hari dimana dimulainya kehidupan baru, lupakan masa lalu dan kembali menata masa depan.

Asta tersenyum, ia memeluk leher ayahnya ini. Ini ... apa ini yang disebutkan dengan pelukan seorang ayah? Ia rasa itu iya!
"Mommy, Asta seneng banget! Karena bang Asha kembali dan menjadi daddy Asta! Bang Aidan juga udah sayang sama Asta! Makasih ya mommy udah ngabulin doa Asta! Semoga kita jadi keluarga yang utuh selamanya."

Tak apa jika masih bisa melihat sosok yang menakutkan asalkan bisa bersama Asha, orang yang paling ia sayangi di dunia ini.

Cio dan Anka yang berada di ruang sistem sedih melihat pemandangan itu.

"Mereka bahagia, Cio."

"Iya, tuan. Cio juga senang akhirnya dunia ini berkahir dengan bahagia.

✷Misi selesai✷

✷ Hadiah : 3.000 poin✷

Cio - Chance to play

Cio melebarkan matanya saat melihat hadiah dari sistem itu.

"Tuan! Itu berarti misi selanjutnya Cio bisa dapat peran juga!"

Anka tertawa,"Mungkin, kita lihat aja, paling tukang bersih-bersih,"ejek Anka.

"Tuan! Kalau tukang bersih-bersih Cio nggak mau! Lebih baik Cio berada di ruang sistem saja!"

"Pasti makan kan? Gua udah tahu dan bisa nebak apa yang elo mau, gua juga nggak tahu. Tanya aja atasan. Kan dia yang nugasin kita buat ngerjain misi, jangan tanya gua. Gua kagak tahu jawabannya apaan!"

"Tuan!" Cio cemberut, dia mengunyah ayam yang berada di tangannya.

"Baru juga gua sebutin, udah makan aja. Kalo gini badan elo bisa jadi gentong, pipi udah kayak bakpao gini!"Anka mencubit pipi Cio gemas.

"Tuan! Anda menyebalkan! Cio nggak like!" Cio mendengus, dia tidak mau melihat Anka.

"Heleh, pas gua hilang aja nangisnya udah kayak orang kena tinggal aja,"cibir Anka.

"Mana ada tuan! Itu hanya perasaan tuan saja, Cio hanya takut jika Cio juga lenyap!"elaknya.

"Iya deh iya, yang nggak mau ngaku, udahlah sekarang misi kita udah selesai. Jadi kita pergi ke dunia selanjutnya?"

Cio mengangguk dengan semangat.

"Ayo tuan! Kita pergi! Eh ...?"bibir Cio berkedut saat melihat Anka yang sudah jatuh tertidur."Tuan ini! Sudahlah tidak apa-apa, yang penting misi dunia ini selesai! Sampai jumpa di dunia selanjutnya!" Cio juga tidur di samping Anka dan memeluk tuan nya itu.

Tamat.






Ehem ehem ehem, cie udah tamat aja si Anka, bakal kangen lagi nih sama tingkah Anka dan Cio selanjutnya.

Oh iya sampe lupa, author'nya mau ngucapin terima kasih karena udah setia sama Anka dan Cio.

Pokoknya terima kasih ya yang semangatin author juga, kasih lope lope segunung deh buat kalian.

Kita ketemu Anka dan Cio selanjutnya ya!!!

Bye bye semua! Jika berkenan bisa mampir di cerita author yang lagi on going ya!

😘😘😘

Author sayang kalian!!❤️

Jangan lupa comment, Vote dan follow ya?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time Traveler ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang