ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡25ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

638 68 58
                                        

"Ahh...."

Lenguh seorang wanita yang bagian sensitifnya sedang diobrak-abrik oleh seorang lelaki yang statusnya masih suami orang dan ayah dari tiga anak. Kalian sudah dapat menebaknya kan siapa?

"A kurangh kenceng nghh..." kata aang wanita dengan menaikkan pinggulnya karena merasa miliknya akan keluar sebentar lagi dikala sang lelaki makin mengobrak-abrik miliknya dengan tiga jarinya. Lalu, sang lelaki mencabut tiga jarinya, diganti dengan memainkan lidahnya di area sensitifnya sembari satu jempolnya menekan berputar vaginanya membuat sang wanita harus mencengkeran sprei dengan kuat serta eskpresi seksi keenakan.

"Ahh..."

Menyemburlah air terjun dari area sensitifnya ke wajah sang lelaki.

Plak! Plak! Plak

Tono menampari area sensitif milik Jupe itu hingga membuat area sensitif wanita itu berkedut. "Kenapa punya Sofya nggak bisa mancur kayak punya kamu ya?" tanyanya sambil meremat kuat payudara Jupe yang masih mengeluarkan ASI.

Jupe menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya, ia tersenyum nakal padanya. "Ya soalnya teh Sofya noob kalo masalah ranjang, jagoan aku, huh." jawabnya.

Tono pun tersenyum lalu mengukung tubuh sang wanita diiring menggesek-gesekkan kepala asetnya ke bibir lembah milik sang wanita membuat sang wanita ngilu dan mengeluh. "Kamu makin binal deh," bisiknya diiringi memasukkan asetnya ke dalam lembah milik Jupe.

"AH!" jerit Jupe reflek memeluk leher Tono karena merasa ulat yang memasuki lembahnya makin berisi membuat lembahnya seperti dirobek.

"A! Kok makin besarhhh?"

"Habis dipijet jadi besar," jawab Tono sambil memaju-mundurkan asetnya dengan ritme pelan namun pasti.

"Dipijet siapa? Ah..."

"Jupri...."

Plak!

Disisi lain ada istrinya yang tengah mengurus tiga anaknya yang bermain diluar rumah pada malam hari. Ibu tiga anak itu bertitle istri juraga sapi kini tengah membawa sapu untuk memanggil anak-anaknya yang masih keluyuran, "AJUN! FEEYA! NAJWA! PULANG GAK LO PADA?! UDAH JAM DELAPAN!" tegasnya pada anaknya yang bermain di depan masjid.

"Ih bunda malem minggu!" kata Freya yang masih asik bermain engklek bersama teman-temannya.

"Gak, pulang. Udah malem ini." jawab Sofya bersiap dengan sapunya.

Ajun pun pangsung menarik Najwa yang masih bermain lompat tali dengan teman sebayanya. "Ayo dek pulang, bunda udah marah."

"Eung, cwa pulang dulu ya!" pamit Najwa pada teman-temannya.

"Freya pulang," titah Sofya sekali lagi pada anak keduanya yang paling susah diatur.

"Enggak mau! Freya masih mau main." seru Freya dengan menghentakkan kakinya kesal.

"Biar aja teh, ada gue sama Yanto disini ntar kalo udah pulang semua gue anter pulang." sahut Koko dari teras masjid sambil memangku putranya yang asik memakan pisang goreng.

"Iya teh gue disini juga masih nungguin Dita main." timpal Wijayanto.

Sofya menghela nafas panjang, "Yaudah nanti pulangnya Freya bareng sama Om Koko, musimnya penculikan soalnya." peringatnya pada Freya.

"Okei," jawab Freya senang kemudian melanjutkan mainnya, berbeda dengan Ajun dan Najwa yang memilih pulang bersama ibunya.

"Tumben Tata nggak ikut?" tanya Mursid datang menghampiri Wijayanto dan Koko.

PASAR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang