ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡42ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

655 75 72
                                        

Pitaloka mengenyot dot-nya di ruang tengah sambil menonton televisi, sendirian pada tengah malam. Ia menoleh ke kanan dan kirinya yang sepi, bahkan kucingnya sedang tidur dibawah kolong meja. "Baba...." panggilnya berjalan kearah kamar orangtuanya yang berletak di belakang sendiri.

"Ibu!!!!" teriaknya lalu menggapai gagang pintu kamar tersebut, ia membuka pintu kamar yang tidak dikunci menampilkan orangtuanya sedang tertidur pulas dengan kamar yang berantakan seperti habis gempa.

Pitaloka naik keatas ranjang itu, ia menyempil dan masuk ke dalam selimut ditengah-tengah orangtuanya. "Hap," ia melepaskan dot-nya lalu menghisap puting ayahnya.

"Emmhhh...," lenguh Koko serak merasa ada yang menggigit putingnya, ia membuka matanya melihat putrinya tengah tidur sambil menghisap putingnya. "Astagfirullah bokem."

Pitaloka membuka matanya kembali mendengar suara ayahnya, ia melepaskan hisapannya saat menyadari ia menghisap puting ayahnya. "IYUH! HUWEK!"

"Kenapa belum bobo?" tanya Koko menyumpal mulut pitrinya itu dengan dot.

"Mmmhhh...," Pitaloka mengenyot dot-nya itu lalu memeluk ibunya yang tidur pulas. "Ibu!" serunya melepaskan dotnya sejenak.

Mona menggeliatkan tubuhnya sambil merrntangkan dua tangannya, perlahan ia membuka matanya. "Iya sayang?"

"Nda bisa bobo..., mau sapa sistah."

"Udah malem kalo sistahnya pada bobo," balas Koko turun dari ranjangnya tuk pergi ke dapur mengambil air mineral.

Pitaloka mamnyunkan bibirnya, ia menunjuk hp ibunya diatas nakas. "Pwease ibu, mau iyat paus..."

Mona mengambil hp-nya itu tuk menuruti permintaan putrinya, "Ibu mau pake baju dulu, Tata keluar dulu sama baba."

"Mengapa ibu tidak memakai baju?"

"Ibu lupa sepertinya," jawab Mona lalu mendorong putrinya untuk keluar dari kamarnya.

Pitaloka keluar membawa hp ibunya, "Sapa sistah..." katanya.

"Udah ditekan tombol live-nya?" tanya Koko menghampiri putrinya.

"Belum sepeltinya, tolong cepat tekan!"

Koko melihat hp istrinya yang sudah melakukan siaran langsung. "Udah diteken ini, dah yang anteng kalo ngelive." katanya mendudukkan putrinya di kursi plastik kecil.

"Mau liat paussss," kata Pitaloka.

"Joget pentol yanto des tak des dek tak des," titah Koko membaca komentar penggemar putrinya.

Pitaloka pun memggoyangkan tubuhnya diiring nyanyian ayahnya, tak lama setelah itu ada ikan paus muncul di layarnya membuatnya senang langsung salto.

"Astagfirullah kecengklak leher mu nanti," kata Koko menahan tubuh putrinya yang akan salto kembali.

"Abang," panggil Mona.

"Iya sayang?" balas Koko menoleb ke istrinya yang sudah berpakaian mengenakan kaos dan celana pendek serta membawa hp-nya keluar.

"Banyak panggilan tak terjawab dari holiloka." kata Mona memberikan handphonenya. "Terus Holiloka barusan telefon katanya Tata ditawarin syuting iklan senin depan, gimana? Kita dapet tiket juga jalan-jalan ke Korea Utara buat endorse aplikasinya."

"Ngapain ke Korut? Mau mati sekeluarga?"

"Ih negara apa sih yang ada Lee Min Ho-nya?" tanya Mona pusing sendiri.

"Korea selatan neng," jawab Koko menerima hp-nya untuk menjawab pesan dari pihak yang akan menjadikan putrinya bintang iklan. "Harap dirahasiakan terlebih dahulu, biar penggemar kaget. Yah tapi penonton udah pada tau kita barusan ngomongin ini belum jeda live Tata," katanya.

PASAR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang