"Suami lo kemana Mon? Kok gak keliatan belakangan ini?" tanya Una pada Mona yang tengah mengawasi si kembar bermain di halaman depan rumah.
"Ke luar kota udah enggak pulang seminggu, urus usaha minyak kelapanya."
Una manggut-manggut menghampirinya dengan mendorong sepeda roda tiga ditumpangi anaknya. "Makin kaya dong lo."
"Amiin." jawab Mona.
"Emang berani ditinggal seminggu?"
Mona menganggukkan kepalanya melihat Una dengan perut besarnya. "Berani, kan ada anak-anak."
"Ati-ati selingkuh suaminya," sahut Jupe datang bersama Ella yang ngotot ingin bermain dengan Kalingga.
"Ih enggak kok teh, abang setia katanya." balas Mona.
"Gaga yu main," ajak Ella membuat Kalingga kesemsem sendiri didatanginya. "Ayo," ajaknya sambil menendang bola kearahnya mengabaikan Pitaloka.
Pitaloka merasa terabaikan kembarannya, sebal lalu duduk di ayunannya. "Dasal buaya tidak tahu dili!"
"Kan katanya, emang keluar kota mana?" tanya Jupe.
"Daerah Jawa Tengah. Ih teteh jangan bikin Mona overthinking." jawab Mona yang jadi kepikiran suaminya saat ini.
"Musimnya cowok ngemadu ya teh," ucap Una diangguki oleh Jupe.
"Apalagi Koko pernah jadi duda, udah delesai sama masa lalunya belum?"
Mona mengendikkan bahunya tidak tahu. "Emang kalo belum kenapa?"
"Resiko ditinggal lu nanti."
"Ya nikah lagi." jawab Mona.
"Ya bener juga sih, jangan mau kalah Mon." timpal Una ditengah menyuapi putranya yang ikut bermain dengan Kalingga dan Ella.
"Ibu!" panggil Pitaloka.
Mona menoleh kearah putrinya sedang sendirian diatas ayunan. "Iya? Tata mau mamam?"
"Ih nda maw Tata! Maw Nolaaa ajah!" protes Pitaloka.
"Oh iya ibu lupa." kata Mona menepuk jidatnya membuat Pitaloka tertawa. "Ibu mau bobo..." katanya.
"Udah mainnya?" tanya Mona diangguki oleh Pitaloka yang manja meminta gendong. "Gaga udah mainnya yuk, Tata udah capek."
"Ih beyum," jawab Kalingga masih bermain tanah bersama Ella.
"Teh gue masuk dulu ya soalnya Tata udah ngantuk," pamit Mona pada Una dan Jupe yang masih ada di halaman rumahnya.
Ella mengecup pipi Kalingga tiba-tuba sambil tersenyum membuat Kalingga ikut tersenyum. Sementara Naysid hanya sebagai penonton krduanya.
"Cayang," panggilnya.
"Ya ampun kasian anak gue cuman jadi patung." kata Una.
"Dekil sih anak lu jadinya gak dideketin keponakan gue." jawab Jupe lumayan menohok ke hati, namun Una tidak membawa perasaan.
"Gen bapaknya kuat jadi dekil." kata Una.
"Lu kok mau sama Mursid dekil?"
"Gapapa teh orang cinta daripada cinta sama suami orang," ucap Una membuat Jupe tersinggung dengan ucapannya.
"Ella ayo pulang udah makin malem." ajak Jupe langsung menggendong Ella tanpa berpamitan pada Una.
Una jadi bingung, kenapa Jupe seperti menatap bete dirinya? Salah apa dirinya ke Jupe? Ah dia jadi tidak enak pada guru bimbelnya anak-anak di kampung Ciledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASAR CINTA
Fanfic[ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ]Setiap senyuman dan sentuhan kecil membawa getaran, sementara di sekitar mereka, pasar tetap berdenyut dengan energi khasnya. Di tengah kesederhanaan pasar, cinta hadir tanpa disadari, mengikat hati mereka satu sama lain. akseraaaa...