ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ13♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

201 38 65
                                    

Double up terpenuhi.

Mohon vote dan komennya, jangan siders.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

"Selamat ulang tahun Ibu."

Mona menggeliatkan tubuhnya lalu menguap dan membuka matanya perlahan karena bisikan lembut dari suara pria yang memungut-nya.

Suaminya itu tengah memegang piring yang berisi nasi putih berbentuk kerucut dan pinggirannya terdapat tongkol dan telur balado. "Ibu ulang tahun kan sekarang?'

"Abang!" serunya malu kemudian memeluk leher suaminya, karena baru kali ini ulang tahunnya dirayakan dan diucapkan oleh orang lain (suaminya) selain dirinya. Tiba-tiba air matanya keluar, merasa sedih karena ia tidak tahu dimanaa keluarga kandungnya sesungguhnya.

"Ibu kenapa bersedih?" tanya Koko meletakkan piringnya diatas kasur, lalu dua tangannya menangkup pipi istrinya. "Maaf, abang lupa nggak beli kue tadi soalnya sibuk ngurusin pesenan keset."

"Ayah sama Ibu Mona dimana ya?" tanyanya disela tangisnya.

"Nggak tau." jawab Koko dengan watados-nya.

Mona menggenggam dua tangannya lalu memejamkan matanya. "Nanti anak-anak Mona harus ngerasain kasih sayang ayah sama ibu! Mona enggak mau anak-anak Mona jadi anak yang nggak ada peran mereka."

Koko tersenyum tipis mendengar doa istrinya yang tiba-tiba membuat-nya mengingat orangtuanya dulu. "Amiin," ucapnya lalu mengecup dahi istrinya.

"Semoga abang sayang Mona terus! Terus nggak nikah lagi."

"Amiin."

"Semoga Mona punya dua suami boleh?" tanya Mona dengan membuka satu matanya melihat suaminya.

"Enggak." jawab Koko lalu menyumpal mulut istrinya dengan nasi dari suapannya. "Abang kurang apa, hm?"

"Kurang banyak uang."

"Makanya abang kalo kerja jangan dikisruhin. Mona ditinggal meleng dikit udah banyak tingkah, yang naik pohon, kecemplung sawah, dikejar sapi, sama lain-lain bikin abang was-was," omel Koko sambil menyentil hidung istrinya.

Mona hanya menyengir sambil mengunyah makanannya. "Mona tuh bosan kalo harus diem liat tv mulu."

"Liat bxkwp kan bisa."

"Ih! Kata abang nanti bodoh anaknya!" protes Mona sambil mengusap perutnya yang makin besar.

Koko ikut mengusap perut istrinya itu lalu mengecupnya sekilas. "Cil, denger ayah nggak?"

"Ih enggak mau manggil ayah!" tolak Mona menirukan suara anak kecil.

"Bako!!! Bapak Koko!!"

"Jelek." balas Koko membuat Mona mendengus. "SEBAL BRUTAL!"

"Abang jadi penasaran nanti anaknya mirip siapa ya?" tanya Koko.

"Mirip abang aja! Mona jelek." jawab Mona sambil melanjutkan makan nasi tongkol-nya.

"Campuran aja biar adil, abang idungnya Mona matanya."

"Ih abang!! Mona jadi ikut penasaran! Kapan mereka lahirnya?"

"Kata bidan Windy kurang lima belas minggu. Masih lama, abang masih disuruh nabung dulu sama duo kecil," balas Koko kemudian merebahkan dirinya kembali di rasa istrinya sudah dapat melanjutkan makan dengan sendirinya.

"Abang masih lapar..." pinta Mona menyodorkan piringnya yang sudah bersih.

"Astagfirullah, makan mie aja ya? Nasi-nya abis belum masak lagi," ucap Koko bangkit dari rebahannya.

PASAR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang