Setiap senyuman dan sentuhan kecil membawa getaran, sementara di sekitar mereka, pasar tetap berdenyut dengan energi khasnya.
Di antara hiruk pikuk pedagang dan pembeli, senyuman, tatapan, dan sentuhan kecil membawa getaran yang tak terduga. Cinta h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Roro duduk di kursi warung bakso Yanto sambil meminum es kelapanya. Ia memandangi Wijayanto yang sedang bekerja melayani pembeli bakso.
"Kalo malem tambah rame ya a," katanya.
"Iya soalnya jadi pasar malem banyak street food di pinggiran sini sama mainan-mainan pasar malem," jawab Wijayanto dengan memegang nampan berisi lima mangkok bakso.
"Makin rame nih sob," kata Arhan datang sambil menggendong batita berjenis laki-laki dan menggandeng wanita disisinya.
"Iya nih ada jin penglarisnya." jawab Wijayanto sambil menunjuk Roro.
Istri Arhan melihat tampilan gadis yang sedang membantu Wijayanto tersebut. "Kek gak asing, anak SMANSADEK?" tanyanya.
Mendengar pertanyaannya, Roro menoleh ke wanita yang bertanya mengenai sekolahnya. Ia juga tidak asing dengan wajah wanita itu, "Siapa ya?"
"Saya guru baru di SMANSADEK, baru diangkat asn disana bulan ini. Kamu yang dihukum hormat bendera gara-gara bolos sekolah lewat dinding belakang sekolah kan." kata Mutya—istri Arhan.
Roro hanya menyengir sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal. "Bukan keknya bu, salah orang kali."
"Oh iya kali ya," gumam Mutya lalu duduk disamping suaminya.
Njir guru baru di SMANSADEK ternyata bojonya kang bengkel pasar ciledek, Kok mau ya Sarjana dapet kang bengkel? batin Roro.
"Huh," keluh Una yang baru saja mengangkat galon yang baru saja datang, baru juga sehari ia menjadi karyawati part time di toko galon milik Sofya. Ia mengelap keringatnya menggunakkan punggung tangannya.
Semangat demi lulus SMA, batin Una.
"Udah neng istirahat aja," ucap Jalil kemudian menyodorkan air mineral dari botol kepadanya.
Una menerimanya dan berterimakasih, lalu ia meminum air tersebut. "Tutup tokonya jam berapa ya?"
"Biasanya jam delapan udah tutup. Tapi kalo malming tutup jam sembilan malem, nanti ada duit lemburnya kok." jelas Jalil padanya.