"Aw yang pulang dari liburan, bawa oleh-oleh apa?" tanya Mursid melihat Koko lewat dari toko madura membawa satu kantong plastik belanjaannya.
"Bawa diri sendiri, nggak sempet beli oleh-oleh gue soalnya Kalingga tiba-tiba kena demam tinggi." jawab Koko.
"Yang beli oleh-oleh tuh teh Sofya."
Mursid menyesap putung rokoknya. "Ah padahal gue dah ngarep dikasih gurita lima kilo."
"Beli Mursid di pasar ada, jangan kayak orang miskin, inget rokok lu elite." kata Koko lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Tata kemana?" tanyanya pada istrinya yang sedang merawat Kalingga sedang demam.
"Enggak tau, Mona kira ikut abang ke warung madura." jawab Mona sambil mengusap-usap punggung putranya yang tidur di pangkuannya. "Daritadi Gaga enggak bisa ditinggal, jadinya Mona enggak bisa fokus awasin Tata."
"Apa dibawa ke rumah sakit aja?" tanya Koko melihat wajah pucat putranya karena demam.
"Enggak dibolehin sama mama," jawab Mona.
"Ibu...." lirih Kalingga.
"Iya nak?" jawab Mona menundukkan kepalanya melihat mata Kalingga yang sedikit terbuka. "Yang mana yang sakit? Biar ibu cium..."
"Jangan tinggayin Gaga yah..." sambungnya.
"Enggak kok, ibu disini terus sama baba, Tata, Oma..." ucap Mona.
"Gantian gendong baba mau?" tawar Koko melihat istrinya seperti kelelahan dari kemarin harus digandoli oleh Kalingga yang tidak mau lepas dari Mona.
"Nda mau," jawab Kalingga mengeratkan pelukannya.
"Abang, suapin Mona aja tolong. Soalnya Mona laper sekarang," pinta Mona pada suaminya itu.
"Mau makan apa de? Mama enggak masak gitu, malah mama lagi pdkt sama abah Agung di depan rumah Yanto yang baru jadi."
"Tongkol balado teh Siti sama bubur kacang ijo." ucap Mona lalu diiyakan oleh suaminya.
Koko memanggili putrinya yang tak terlihat di dalam rumah. "Pelinses Nola kemana ya?"
Pitaloka sedang di dalam kamar baru yang baru saja dibangun berletak dibelakang dapur dan di depan kamar mandi, kamar tersebut saat ini dijadikan gudang sementara oleh ayahnya. Ia saat inj mengguntingi semua kemasan yang berisi balon bening, "Uwow..." katanya lalu membuka lebar balon bening itu yang elastis.
"Belbulu mengelikan," monolognya menemukan balon memiliki gerigi seperti mainan bola guritanya yang bisa memantul. Ia memasukan kepalanya ke dalam balon elasti tersebut sehingga wajahnya jadi penyet.
"Oh no nda bisa buka!" pekiknya berusaha membuka balon dari kepalanya.
Ia mengambil hp ibunya yang merekam dirinya sedaritadi beraktivitas di dalam gudang itu. "Ibu!!! Toyong!!!" teriaknya.
Mendengar suara teriakkan putrinya dari kamar brlakang dapur langsung membuat Koko membuka kamar tersebut menampilkan putrinya yang kepalanya tertutupi kondom. "Astagfirullah," katanya lalu cekatan membuka kondom yang menutupi wajah putrinya.
Pitaloka bernafas lega dengan nafas ngos-ngosan karena susah sekali bernafas dengan kepala dilapisi balon. "Untungnya!" serunya.
"Bumi masih berputar," sambung Koko mengambil hp istrinya yang ada ditangan putrinya. "Habis ngapain hm? Kenapa nggak pake tabloid Tata sendiri? Ini kan hp orang dewasa."
"Nola lagi ngepidio ish!" jawab Pitaloka.
"Iya tapi bilang dulu nak, jangan pake hp ibu nanti kalo ada hantu muncul bagaimana? Tata enggak takut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PASAR CINTA
FanfictionSetiap senyuman dan sentuhan kecil membawa getaran, sementara di sekitar mereka, pasar tetap berdenyut dengan energi khasnya. Di antara hiruk pikuk pedagang dan pembeli, senyuman, tatapan, dan sentuhan kecil membawa getaran yang tak terduga. Cinta h...
