ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡21ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

180 47 31
                                    

Koko menoel-noel iseng pipi putranya yaang makin chubby. Kemudian putranya melirik sinis dirinya, karena dia asik menonton televisi malah diganggu. "Apa cih?" ujarnya sambil bersedekap tangan di dada.

"Ih," gemas Koko mencubit pipinya tersebut membuat Kalingga melemparkan remot ke ayahnya. "Nda sah yubit-yubit!" serunya lalu pergi ke dalam kamarnya karena merasa diganggu.

Di dalam kamarnya terdapat kembarannya sedang bermain anak-anakan dengan ibunya yang masih sakit tenggorokkan akibat melakukan oral sxks.

"Mik cu..." kata Mona pelan sambil memberikan boneka bayi pada putrinya.

"Gaga jadi baba yah." ucap Pitaloka memberikan bonekanya pada Kalingga.

Kalingga menggelengkan kepalanya tidak mau, ia memilih duduk dipangkuan ibunya. "Diyi ajah main nah."

"Ih nda mau!" sentak Pitaloka menjambak rambut kembarannya karena kesal.

"Eh nda boleh berantem," Mona mencoba melerai dua anaknya yang tengah beradu fisik. "Abang tolong!" serunya membuat Koko yang akan mengecek kambingnya terhenti.

Plak!

Kalingga memukul wajah kembarannya, sedangkan Pitaloka tidak mau kalah dengan menendang perutnya. Keduanya jadi bergelut diatas kasur membuat Mona langsung menonyor kedua kepala anaknya.

"HEH!" sentaknya serak.

"Ish," dumel Pitaloka bersedekap tangan ke belakang sedangkan Kalingga menatapnya sinis, jadinya keduanya bertarung tidak menggunakkan jurus menangis melainkan kuat-kuatan.

"Udah berantemnya?" tanya Koko ditengah pintu.

"Beyum," jawab Pitaloka dengan mempoutkan bibirnya.

"Ayo lanjutin, baba ambilin centong buat Tata terus sodet buat Gaga." kata Koko.

"Nda!!!!" seru anak kembarnya bersamaan lalu memeluk ibunya. "Maap."

"Jangan berantem makanya," ucap Mona sambil mengelus lengan masing-masing anaknya.

"Iya nda tau kok," kata Pitaloka menatap mohon ibunya.

Kalingga mengulurkan tangan kanannya pada kembarannya itu, "Nda ulang yagi kok."

"Iya!" jawab Pitaloka menjabat tangan kembarannya karena takut dengan ayahnya yang memasang wajah serius.

"Ayo ikut baba meres susu kambing, biar Ibu istirahat." ajak Koko.

"Nda mau baba! Pelgi sana!" usir Pitalokan dengan nada merajuk.

"Yaudah baba ambil anak jalanan aja deh," ucap Koko membuat Pitaloka langsung turun ranjang lalu menggandeng tangan ayahnya. "No way yah?"

Koko menahan tawanya melihat putrinya yang seperti ketakutan jika ia mengadopsi anak lain.  "Tata nggak mau sama baba sih." katanya.

"Maw pi baba nda boyeh mayah-mayah teyus!"

"Baba hipelupil," sahut Kalingga.

"Hipertensi," koreksi Koko.

"Nda baba nda marah kok," sambung Koko lalu menggandeng dua anaknya tuk menuju halaman belakang memeraas susu kambing, karena ia tahu istrinya membutuhkan istirahat lebih untuk saat ini.

Mona melihat kearah jendela kamarnya yang menampilkan anak-anak kampung sedang bermain di jalanan depan rumah, "Kenapa anak-anak aku enggak punya temen ya? Temennya mentok cuma sepupunnya itupun Aldo yang paling sering." gumamnya.

"Masa iya anak-anak ku jelek? Makanya nggak ditemenin?"

Koko mengajari dua anaknya tuk memeras susu kambing di halaman belakang, "Nggak boleh digigit," peringatnya melihat Pitaloka akan menggigit puting kambing.

PASAR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang