Setiap senyuman dan sentuhan kecil membawa getaran, sementara di sekitar mereka, pasar tetap berdenyut dengan energi khasnya.
Di antara hiruk pikuk pedagang dan pembeli, senyuman, tatapan, dan sentuhan kecil membawa getaran yang tak terduga. Cinta h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen
🫘🫘🫘
Ya mau tidak mau, supaya Pitaloka tidak terus-terusan merajuk, Koko menguras seluruh tabungannya, menjual mobil listrik, motor vespa matic, dan setengah uang anaknya hasil sosial media untuk membeli mobil civic turbo type R 2021 bekas seharga 890.000.000 setelah melalui banyak negoisasi dengan koko-koko chindo Surabaya.
Memang melenceng jauh sih, dengan mobil yang diminta Pitaloka. Akan tetapi Pitaloka tetap senang mendapatkan mobil baru yang knalpot-nya bisa berbunyi, stututu. Walaupun Pitaloka tidak tahu jika mobil barunya mobil bekas.
Sebenarnya melihat Pitaloka senang, hati Mona dan Koko pun ikut senang. Apakah Devinta tidak membantu untuk membelikan mobil impian cucunya? Jawabannya tidak, karena Devinta ingin melihat seberapa besar tanggungjawab Koko.
Koko dan Mona kini berjalan-jalan dengan anak kembar-nya menggunakkan mobil barunya tersebut, Bapak si kembar ini menancapkan gas mobilnya kearah Salon yang baru saja buka di dekat kampungnya.
Lagi-lagi keinginan Pitaloka yang rambutnya ingin diwarnai, karena malas pergi ke kota. Sedangkan Pitaloka mengajak jalan-jalan menggunakkan mobil baru, jadinya Koko pun menuruti permintaan pertama dengan syarat Salon yang dekat daerah rumahnya.
Tidak kurang-kurangkan Koko kepada anaknya?
"Kamu nggak sekalian potong rambut?" tanya Koko pada istrinya turun mobil sambil menggendong Kalingga.
"Masa rambut Mona dipendekkin lagi? Mona pengen rambut panjang." jawab Mona melihat rambutnya yang sudah panjang sebahu.
"Potong lagi biar kayak dora, lagian kalo pendek kamu keliatan muda tembem, Abang makin suka." kata Koko.
"Ibu, Nola mau walna lainbow sama unyu ya!" seru Pitaloka menarik tangan ibunya tuk masuk ke dalam salon.
"Selamat datang di Salon Diva."
"Na, na, di, va, sgadshdkavsvkah~" nyanyi Pitaloka menyambungi kalimat pegawai salon yang menyambutnya.
"Siapa ini yang mau nyalon?" tanya salah satu pegawainya.
"Anak ku, sama Istri ku." kata Koko mengambil alih gendongan Kalingga dari Mona.
"Potong? Cat rambut? Rebonding? Bisa dipilih dulu ya," kata salah satu pegawainya memberikan daftar harga dan macam kegiatan di salon tersebut pada Mona.
Koko menyaut daftar harga tersebut karena tahu istrinya lama sekali dalam membaca. "Istri ku potong pendek rambutnya kayak dora, kalau anak ku yang cewet ngecat rambut sesuai kemauannya." jawabnya lalu memberikan daftar harga tersebut pada pegawai salon.
Buset potong rambut aja harganya 185.000, batin Koko.
Sang pegawai Salon pun mengangguk dan menurut atas intruksi Koko, sedangkan Koko memilih kembali ke rumah bersama Kalingga meninggalkan istrinya bersama Pitaloka. Jika sudah hampir selesai, ia akan pasti kembali menjemput mereka.