ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ39♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

647 74 93
                                        

Tono tersenyum miring dikala warga heboh atas kejadian pengarakkan Kaiser ke kantor polisi atas pemerkosaan dan pengguguran janin Jupe. Ia tidak ingin membantu dan mendekat untuk saat ini, ia memilih mengurus tiga anaknya di rumah sambil menunggu uang setoran bisnis sapinya.

"Oh jadi Jupe di dorong sama Kaiser?" tanya Sofya setelah meminum susu ibu hamil.

"Katanya Jupri gitu, mereka berantem di depan rumah terus Kaiser dorong Jupe gak terima kalo dia bapak dari anak yang dikandung Jupe. Soalnya mereka ributnya di depan Jufry yang lagi nongkrong di laundry-annya Joy," jawab Tono mengetukkan ujung rokoknya ke dalam asbak di teras rumahnya.

"Bener-bener ya Kaiser redflag parah," ucap Sofya diacungi jempol oleh suaminya.

"Udah tau teh Krisdayanti cerai sama Kaiser karena kasus kdrt, masih aja mau si Jupe," kata Tono lalu menyesap batang rokoknya.

"Paling di love bombing." tebak Sofya masuk ke dalam rumahnya tuk meletakkan gelasnya di dapur.

Tobo juga ikut masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu rumahnya. "Udah malem bang tidur, Freya, sama Cwa juga." peringatnya pada tiga anaknya yang sedang mengerjakkan pr di ruang tamu.

"Masih belum selesai pr-nya!" seru Freya kesal.

"Besok berangkat yang pagi, nyontek temen mu yang pinter. Daripada begadang gak bisa-bisa ngerjain, percuma." ucap Tono kemudian menggiring tiga anaknya tuk masuk ke dalam kamar masing-masing, setelahnya ia memeluk istrinya yang masih ada di dapur sedang mencemili makanan.

"Kamu makin cantik tau...," katanya dengan suara rendah membuat jantung istrinya berdebar. "Jangan bikin salting Tono! Udah tua!"

"Enggakpapa tau, biar romantis...." ujar Tono mengusap-usap perut istrinya yang mengaandung buah hatinya.

"Aku lagi pengen..."

"Nggak! Gue lagi gak mood," tolak malas Sofya melepaskan pelukkan tersebut lalu masuk kamar terlebih dahulu membuat Tono memutar bola mata jengah.

Istri durhaka.

"Abang..."

"Hm?" sahut Koko yang sibuk mengerjakkan data laba-rugi usahanya di dalam kamar.

"Kenapa banyak yang hamil?" tanya istrinya tiba-tiba.

"Ya mungkin lagi musimnya orang kawin jadinya banyak yang hamil." jawab Koko.

"Mona kok enggak?"

Koko menoleh ke istrinya dengan tatapan datarnya. "Kamu mau hamil?"

"Ngurus Tata aja kepontang-panting, belum lagi Gaga yang nemplok kamu terus sampe gak mau gantian." sambungnya.

Kepala Mona menggelengkan kepalanya tidak. "Iya maaf abang! Mona kan cuma tanya!"

"Cium dulu."

Chup.

Mona mencium bibir suaminya itu lalu memeluk tubuh suaminya yang hanya memakai celana pendek selutut. "Kasihan ya teh Jupe, kayak janda tapi gak janda."

"Urusannya de, kamu tidur aja sekarang nggak usah banyak pikiran." ucap Koko sambil menepuk-nepuk pinggiran kepala istrinya.

"Abang..."

"Iya sayangku cintaku duniaku?"

"Iyuh, geli abang!" protes Mona.

"Ibu! Pelinses mau eek tapi nda bisa!" panggil Pitaloka dari luar kamar.

Mona turun dari ranjangnya, ia keluar kamarnya melihat putrinya yang sudah melepas celana dalam, "Kebanyakan mam pentol."

"Nda! Nda! Nda!" rengek Pitaloka memerotes.

PASAR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang