"Una beli galon," pinta Mona di depan toko galon Sofya.
"Galon baru atau isi ulang na?" tanya Una.
Mona memberikan galon kosongnya kepada Una. "Isi ini ya," pintanya.
"Oh isi, anaknya tumben kok nggak ikut jualan?" jawab Una kemudian mengisi ulang galon milik Mona.
"Ada abang di rumah jadi mereka nggak ikut."
"Bentar lagi Nayid ulang tahun ya?" tanya Mona menanyakan undangan ulang tahun anak pertama Mursid dan Una.
"Iya kebetulan aa ada rezeki buat eayain ultahnya Nayid."
"Lu nggak ngerayain ultah anak juga?"
Mona menggelengkan tidak kepalanya. "Enggak ada duit."
"Bukannya dagangan lu rame terus ya?"
"Iya, duitnya di tabung buat beli tanah kata abang. Mona mau dibuatin kebun jagung soalnya halaman belakang mau dibuat kandang kambing." jawab Mona lalu mengangkat galonnya yang sudah terisi setelah membayar uang galonnya.
Mendengar jawaban Mona baru saja membuat Una salut, "Singkat, padat, beli tanah. Makin banyak dong ntar duitnya."
"Jangan heran sama keluarganya Koko, soalnya kakak-kakaknya juga pebisnis jadi suka muter duit buat usaha." sahut Jalil sambil mengelap galon-galon disana.
"Suami gue kok nggak ada jiwa bisnis ya?" tanya Una.
"Suami lu berarti mental babu."
"Fak kata gue teh." ucap Una.
"Neng~," panggil Kalingga diatas motoe ayahnya pada ibunya yang sedang membersihkan kios.
Mona kaget mendengar suara panggilan putranya, ia menoleh ke belakangnya. "Ih genit kali anak ku," katanya lalu menggendong putranya itu.
"Habis berantem sama Pika di rumah rebutan ambalabu." kata Koko lalu turun dari motornya.
"Terus sekarang Pika di rumah sama siapa?" tanya Mona.
"Aldo sama Najwa, mereka pulang sekolah langsung melipir ke rumah mau main sama anak-anak." jawab Koko.
"Mau dipotongin kelapa lagi?" tanya Koko melihat air kelapa jualan istrinya tinggal sedikit.
"Nggak usah abang. Mona tadi minta tolong a Arhan buat motongin kelapa soalnya tadi siang banyak yang beli, jadi Mona mau pulang aja." jawab Mona kemudian mengambil uang-uang hasil jualannya tuk dimasukkan ke dalam kresek hitam karena tas-nya tidak muat.
"Abang aja yang nutup, kamu tunggu di motor sama Kaling." ucap Koko menahan istrinya yang akan meminggirkan gerobak untuk menutup kios.
Bukannya menunggu suaminya Mona malah membeli balon terbang untuk putranya, "Mau yang bebek atau ikan?" tawarnya pada putranya.
"Blubublub ikan!" jawab Kalingga.
"Nggak beli dua neng?" tanya sang penjual.
"Nggak pak satu aja cukup."
Setelah membeli balon, Mona memasuki area pasar untuk mampir ke kios kakak ipar-nya yang menjual sayuran. "Abang Awan," panggilnya.
"Eh neng cantik, mau beli apa?" jawab Awan keluar dari kios-nya.
"Beli terong, tahu, sama ikan kxntol yang masih fresh ada?" tanya Mona.
Awan menunjuk asetnya, "Ini fresh belum dibuka segelnya."
Mona.mengerutkan keningnya melihat apa yang ditunjuk oleh Awan, lalu ia menepuk mulutnya karena sadar dengan perkataan typo-nya. "Maksudnya ikan tongkol abang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PASAR CINTA
FanfictionSetiap senyuman dan sentuhan kecil membawa getaran, sementara di sekitar mereka, pasar tetap berdenyut dengan energi khasnya. Di antara hiruk pikuk pedagang dan pembeli, senyuman, tatapan, dan sentuhan kecil membawa getaran yang tak terduga. Cinta h...
