ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ48♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

635 87 91
                                        

Happy Reading

Ayo jangan siders, usahakan vote dan komen ya! Atau share cerita ini ke temen kalian yang suka fanfiction romance-komedi.

TRAILER


🫘🫘🫘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🫘🫘🫘

"Nggak didengerin omongan Rachel, dia cuma nakut-nakuti kamu. Buktinya papa nggak dateng di acara private dinner itukan?" Devinta menasehati menantunya yang sedang melamun diruang tamu.

Koko menggelengkan kuat kepalamya, menyadarkan lamunannya. Ia menutup laptop-nya yang terus menyala, "Koko udah trauma, nggak mau ditinggal Mona lagi ma."

"Rachel itu suka usil, apalagi Julian. Jadi mereka cuma omong doang." kata Devinta sambil meletakkan kue kering yang sudah dikemasi diatas meja tamu.

"Mona beneran nggak dinikahin sama bos montu India kan ma?" tanya Koko memastikan, harapan satu-satunya hanya ibu mertuanya.

"Nggak. Percaya sama mama, lagian papa Mona itu sibuk, nggak penting ngurusin jodoh-jodoh anak. Buktinya istrinya sendiri kayak mama gini? Diabaikan, makanya mama nggak betah di rumah papa, karena semua sibuk." jelas Devinta yang kalimatnya membuat Koko menghela nafas lega.

"Lagian mama juga mau berterimakasih sama kamu, udah mau mungut Mona terus jadiin dia istri. Coba kalo nggak ada kamu? Paling mama sampe sekarang gila."

Syukur Mona nggak beneran dijodohin papanya lagi sama pengusaha India, batin Koko.

"Udah anterin pesenannya mama. Udah ditunggu sama orangnya."

Koko menurut mengambil kue kering buatan ibu mertuanya yang sudah dikemasi. "Cuma empat ma?"

"Iya, udah transfer semua. Jadi kalo nggak ada orangnya langsung dicantolin di dalem pager-nya," jawab Devinta.

Ah, sangat serabutan sekali pekerjaan Koko saat ini selain menjadi bos perkelapaan dan konten kreator, sekarang menjadi kurir kue kering usaha ibu mertuanya.

"Ibu, nola ndak mau sekolah jelek yah." kata Pitaloka menggandoli daster ibunya.

Mona menganggukkan kepalanya sambil menggendong Kalingga yang makin hari makin kurus tubuhnya, karena sulit makan. "Nanti bilang baba dulu ya..."

"Nola mau balik ke sekolah dulu loh," kata Pitaloka.

"Iya Tata..., tapi bilang baba dulu. Soalnya kepala keluarganya kan Baba, jadi Baba yang atur. Sabar dulu ya?" jawab Mona kendudukkan dirinya dipinggiran kasur kamarnya.

PASAR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang