Prolog!

245K 14.4K 596
                                    

SEBELUM MEMBACA TOLONG PERHATIKAN YA!

Cerita ini TERINSPIRASI dari Light Novel Gershwin. Bukan PLAGIAT. Cuma inti ide ceritanya yg sama. Seluruh ADEGAN, TOKOH, ALUR, SETTING, dll sangat berbeda!

Jadi lebih baik kalian berpikir dahulu sebelum memberikan komentar.

Anda sopan saya sopan, saling menghargai saja antara pembaca dan penulisnya. Terima kasih :)

Selamat membaca.

****

Laki-laki itu menatapku tajam dan dingin, hingga membuat bulu kudukku berdiri.

Kenapa ia selalu menatapku seperti itu?

Ia benar-benar pria dingin dan tak punya perasaan!

Bahkan dari pertama kali kami bertemu, ia tak pernah sekalipun tersenyum padaku.

Tapi...

Entah kenapa aku selalu saja terpesona dengan rambutnya yang berwarna perak.

Ehem.. sebenarnya wajahnya juga patut dikagumi.

Bayangkan saja! Wajahnya putih bersih, hidungnya mancung, mata cokelat tuanya juga sangat indah! Lekuk wajahnya sangat tegas menggambarkan sifatnya.

Tapi, sebenarnya yang membuatku sangat terpesona bukanlah wajahnya, melainkan rambut peraknya yang indah.

Jantungku berdebar sangat kencang ketika melihatnya.

Dengan wajah seperti itu, ditambah rambutnya! Lebih tampan dari anggota-anggota boyband korea manapun yang pernah kulihat. Ia seperti pangeran-pangeran dari negeri dongeng nun jauh.

Tapi, sebenarnya ia memanglah pangeran..

Yap! Pangeran tampan sekaligus putra mahkota kerajaan ini.

"Kenapa kau melamun seperti orang bodoh begitu?'' katanya menatapku dingin dan ketus.

Tuh.. kalian lihat sendiri kan?
sikapnya sangat kasar! Aku sangat kesal dan muak dengan sikapnya yang seenaknya itu.

Dia sangat dingin dan jahat kepadaku.

Aku ingin pulang ke tempat asalku, daripada selalu sakit hati setiap dia berbicara padaku!

Ya, ini semua terjadi karena kesalahanku..

Semua akibat keinginan konyolku ... dan rasa penasaranku, tentunya.

Karena rasa ingin tahuku yang begitu besar, lalu semuanya terjadi begitu saja tanpa kusadari.

Bukannya pangeran tampan berkuda putih yang menjemputku, melainkan pangeran tampan berambut putih. Eh! Perak maksudku.

Aku sangat merindukan nenek, di rumah. Pasti ia sangat khawatir karena aku sudah pergi tanpa berpamitan padanya. Tapi untunglah nenek pasti tahu kemana aku pergi.

Aku ingin pulang!

"Percuma kau terus berharap. Kau tak akan bisa pulang Luna, selama ada aku disisimu,'' katanya menatapku dingin.

Ah lagi-lagi ia tahu apa yang kupikirkan. Sangat menyebalkan!

Apakah kepalaku sebegitu transparannya sehingga ia bisa melihat apapun yang aku pikirkan?

***

Silver Moon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang