Biar lena aku,
Bermimpikan bahagia" So, apa yang ada dalam kepala otak engkau sampai nak main dengan dengan Dia? " Nurin, gadis yang bertubuh tinggi lampai datang membawa dulang yang berisi tiga air di kafetaria yang terletak di bandar. Dia memandang ke arah Sofia, lalu akhirnya melihat Qistina yang sedang bersandar itu.
" Nothing. " Balas Qistina pendek. Dia menghirup fresh orange yang dipesannya sebentar tadi. " Just for fun, of course. " Rambutnya diraut ke belakang.
" Urh, this bitch... " Sofia memutarkan bebola matanya. Agak menyampah dengan jawapan yang dia berikan tadi.
" Come on, jangan nak bagi jawapan yang bodoh macam ini pada kami. Aku tahu kau ada something yang engkau rancangkan Tina, tak akan kau nak simpan seorang diri? " Kali ini, Nurin pula menutur kata. Sofia yang memandang ke arahnya mengangguk tanda setuju. " Lagipun aku tahu, since Amirah dah meninggal--perasaan suka pada dia masih lagi mekar dalam hati engkau bukan? "
Kata kata itu membuatkan Nur Qistina tersenyum manis. Dia, lelaki yang dia puja sejak dahulu.
" Aku dah buat segala gala supaya aku nampak setanding dengan dia. Supaya orang lain nampak yang hanya aku sahaja yang sesuai dengan dia-- " Dia meraup rambutnya ke belakang. " Tapi kenapa mesti perempuan miskin tuh juga yang jadi pujaan dia? " Soalnya pada dua sahabatnya. Kalau dulu, air mata kesal sentiasa menemaninya namun kini ia sudah kering sebagai mana keringnya hati dia.
" Amirah dah mati. Engkau nak ungkit buat apa? " Sofia membidas kembali. Dia memandang ke arah Tina yang sedang memandang ke luar. " And now, dia dah balik dekat sini. Engkau nak tunggu apa lagi? " Soalnya kembali.
" Aku nak bukak mata dia-- through this game. " Katanya sambil memandang kembali ke arah mereka. " Using our toy, dan sudah semestinya Apple's Request kali ini tak akan semudah yang di sangka. "
" Tak takut, kalau Mikael akan terpaut pada adik engkau? She's quite pretty, walaupun dengan spec besar dia. " Senyuman sinis diukirkan Nurin.
" She's not! Dan sampai mati dia tak akan jadi adik aku! "
" Stay calm Tina, kita bukan nak gaduh dekat sini. NURIN! " Sofia berkata dengan nada yang keras. Dia menarik tangan kanan milik Tina yang sudah berdiri itu supaya duduk kembali. " Back to Nurin question, kau tak takut? Kau sepatutnya approach dia bukannya play a game macam ini? "
" Nope. " Bibirnya mengukir senyuman manis tatkala teringatkan susuk tubuh lelaki yang menjadi pujaan hatinya sejak dahulu. " He's back dengan aura and apperance yang baru. More devil than before and of course dia masih stick dengan perangai dia yang benci akan kekecohan dan masalah. And of course, perangai dia yang benci pada perempuan bertambah teruk berbanding dahulu. "
" Ohh, that situation-- " Sofia menepuk dahinya, seakan teringatkan sesuatu. " How come aku boleh lupakan kejadian hari tuh? Kejadian yang sangat memalukan itu and I wonder how she is right now. Kononnya only the Girl dalam sekolah kita but at the end--she got rejected by our King and of course dalam keadaan yang tragic."
Katanya dalam keadaan mengejek apabila teringat dengan kejadian beberapa hari ini.
YOU ARE READING
0.1 | M I K A S Y A
Teen FictionMikasya | Kau, Mr Beku Aku. " Wajah ini, aku tak akan biarkan ia mampu untuk tarik perhatian King. " pisau lipat yang saiznya kecil dikeluarkan dari poketnya. " Tolong! Sakit! " jeritnya dengan penuh kuat. Namun jeritan itu menjadi sia sia tatkala...