t i g a e n a m

16K 856 44
                                    




| Biar lena aku
Bermimpikan Bahagia |



















Jari jemari kanan dan kiri mereka disulamkan sesama sendiri. Malah semakin erat pegangan itu seiring dengan rasa sakit yang semakin terasa.

Air mata Humaira mengalir. Tidak teresak esak. Tetapi hanya bahu yang terhinjut hinjut ke atas.

Tangisan tanpa suara. Tanpa nada.

" Ss...sak...sakit... "

Jari jemari mereka semakin erat lalu ditekan dan dibawa ke atas kepala.

" Ss...sakit... "

Humaira mula teresak. Namun itu hanya dipandang begitu sahaja oleh Mikael. Matanya yang kuyu menatap wajah Humaira seiring membawa satu rasa keinginan yang semakin memuncak tinggi.

" It's okay baby..." Sebelah jarinya dileraikan lalu dia mengusap perlahan ubun ubun Humaira. " Shuhh... It's okay... " Lalu jemarinya menari nari di atas wajah Humaira dan akhirnya berhenti di tepi bibir munggil gadis itu.

" Aku buat semua ini sebab aku sayangkan engkau. Sebab aku nak kau faham macam mana besarnya pangkat aku dalam hidup kau sekarang. "

" Mik...Mika... "

Nafas Humaira terasa tersekat. Rasa yang sakit semakin mencucuk di bahagian bawah.

Rasa yang terlalu sakit dan perit buat dirinya.

Rasa sakit yang terlalu perit untuk dizahirkan.

Lalu rasa yang terlalu sakit atas kesan sentuhan Mikael yang terlalu kasar buat dirinya.

Sekali lagi air matanya mengalir. Tangisan tanpa nada. Hanya membiarkan seluruh tubuhnya disentuhi dan digauli dengan rentak yang kasar seiring lebatnya hujan pada malam itu di mana ia seakan memahami keadaan dirinya.

" Ss...sakit... "

" Shuhh... "

" Ss...sakit... "








10 PAGI,



Mata Syafiq meliar di seluruh ruang bilik dia dan juga milik Mikael. Lalu, pandangan matanya jatuh pada reaksi wajah Mikael yang kosong namun tampak beku. Jarinya mengaru tepi kepala, walaupun sebenarnya tak rasa gatal.

" Aku langsung tak nampak bayangan Humaira. Beg dia pun tak ada. Dia tak datang ke? " Mikael tak menjawab, tapi sejurus dia dengar soalan ini jari jemari yang menari di atas papan kekunci tiba tiba terhenti.

Dalam sedar tak sedar, giginya diketap kuat. Namun beberapa saat kemudian, dia kembali pada reaksi yang biasa.

" Kau datang sekolah sorang sorang ke hari nie? Urm well, aku tak rasa yang Humaira dah mula masuk kelas dia balik. Kau masih ajar dia kan? " Usai sahaja dia menukar baju, pintu locker ditutup perlahan lalu dia mendekati Mikael. Dia belakangkan Mikael, sebab tu dia tak perasan reaksi Mikael sebentar tadi.

0.1 | M I K A S Y A Where stories live. Discover now