"Wow, kau terlalu cantik untuk jadi seorang pengembara, nona." nada bicara Abigail terdengar kurang enak, semacam meragukan
Eleanor terdiam, giliran Justin yang menimpal karna ia tau jika Eleanor terus diam maka suasana akan semakin buruk. "Dan kau? Terlalu bodoh untuk menjadi seorang pencuri," pria itu mencebikkan bibirnya, Abigail sedikit terlonjak mendengar itu karena disini dialah pembohong yang paling-paling
"Kau berisik." hanya itu yang bisa dijadikan gadis berambut gelap itu untuk menyembunyikan perasaan nya yang semakin khawatir jika kedok nya bakal terbongkar. Sementara Justin tersenyum penuh kemenangan tanpa sepengetahuan gadis yang barusan merutuk itu
"Well, siapa kalian?" tanya Eleanor memecah keheningan
"Justin Bieber," pria itu mendahului. Eleanor menaikkan sebelah alis nya, memperhatikan Justin dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan pandangan meremehkan
"Bieber? Kau berasal dari mana?" ingin sekali Justin menenggelamkan kepala adiknya ke dalam danau yang setengah beku, rupanya Eleanor lebih pandai berakting ketimbang dirinya sendiri. Justin pantas memberikan dua jempol untuk Eleanor
"Utara,"
"Wow, penyihir ya" raut wajah Eleanor dibuat penuh takjub, dan tidak ada tanda-tanda jika Abigail curiga
"Bisa kau tunjukkan jenis sihir apa yang bisa kau gunakan, hm? Justin."
Justin hanya memutar mata nya jengah. Sejurus kemudian, pria itu menarik nafas panjang--memejamkan mata dan mengarahkan telapak tangan nya pada sebuah pohon pinus muda yang berada beberapa meter dari lokasi gubug. Wajah Justin dibuat se-serius mungkin dengan pejaman mata yang kuat seakan ia sedang mengeluarkan seluruh tenaga nya untuk mengeluarkan sihir tersebut. Padahal, pria itu sanggup menelan hutan ini dalam satu kedipan mata saja. Sementara Abigail, melihat api kecil yang kini sedang berjalan perlahan menuju sang pinus--gadis itu menghembuskan nafas. Merasa bosan dengan pertunjukkan konyol yang Justin tampilkan. Namun, tidak lagi ada suara percikan api ataupun pemandangan pinus terbakar seperti yang Justin harapkan. Api nya yang tadi sempat melayang di udara kini telah sirna begitu saja dan sontak Justin mengernyit heran. Pria itu berbalik, memandang Eleanor-Abigail bergantian menunggu penjelasan
"Eleanor, apa kau juga pengguna sihir?" tanya Justin berpura-pura tidak tau
Gadis berambut terang itu mengangguk, tapi wajahnya menunjukkan ketidak terimaan yang begitu kentara. "Jangan bilang kau menuduhku mematikan api kecilmu! Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa!" gadis itu bersikeras. Dan Justin yakin betul adiknya tidak berbohong
Lantas, iris hazel Justin terarah pada gadis yang masih memandang perdebatan mereka dengan jengah. "Apa kau?" Abigail tersentak, "aku apa?" suaranya begitu polos. Tidak menandakan bahwa sedang menutupi sesuatu
'Apa yang terjadi?' tanya Eleanor melalui kiriman telepati nya
'Aku juga tidak tau, mana bisa ada orang yang mematikan apiku selain anggota Evander!'
"Kau mau menuduhku memadamkan sihirmu yang gagal itu, witch? Dengar, aku berasal dari selatan dan aku tidak dianugerahi kemampuan seperti kalian."
***
"Waktunya makan siang," pria berambut gelap itu menoleh. Melihat sosok puteri dengan wajah nya yang ketus sedang bersandar pada pilar penyangga istana dengan menyilangkan tangan di dada
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Enemy
AdventureAku pernah bertanya pada seseorang. "Apa itu rindu?" Lalu tanpa menjawab, air mata jatuh mengalir deras pada pipinya. Aku tersentak. Rindu, seperti itukah? . Highest Rank #5 in Adventure [27 Des 16] Old Cover By : Bieberslaycx and Badgal97