[III] 3. Vampire

469 73 13
                                    

"Touch her and I'll never let you breath again."

.

.

(Howzer, Malapetaka)

[][][]

Abigail tersaruk, kakinya bergerak mundur ke belakang dengan cepat. Keputusan yang buruk, karna pada saat itu juga Abigail menginjak ekor gaunnya sendiri, membuatnya hilang keseimbangan, tangan Abigail menggapai udara, mencari pegangan ketika tubuhnya tertarik ke belakang, terbawa gravitasi dan ia akan jatuh ke dalam air dingin danau kalau saja pria berkulit seputih kapas itu tidak meraih tubuhnya dengan kecepatan di luar akal sehat. Dalam waktu kurang dari satu detik, Abigail berada dalam dekapannya. Jemari Gowther menopang punggung Abigail yang terekspos tanpa balutan sehelai benang pun.

Jantung Abigail seolah berhenti berdetak, kemudian kembali berdegup dengan ritme cepat kala dua iris merah di hadapannya kini tengah menatap dengan tajam, namun tatapan itu terlihat lembut dan menusuk di saat bersamaan. Abigail menahan nafas, darahnya seolah berhenti mengalir. Pria itu tersenyum, menampilkan jajaran giginya yang putih bersih dengan dua taring panjang yang runcing di sisi bibirnya. Segera Abigail mendorong kedua bahu Gowther, membuat pria itu mundur satu langkah dengan seutas senyum tipis bersamaan dengan mata yang belum beralih sama sekali dari Abigail. Wanita itu memberanikan diri dengan balas tatap, menunjukkan bahwa ia tidak takut oleh sosok makhluk jenis apapun yang ada di hadapannya ini.

"Leluconmu tidak lucu. Aku membaca sejarah, dan aku tau bahwa Istana Vampire telah dibumi hanguskan ribuan tahun lalu oleh Rakyat Ecbatana. Vampire punah. Itu faktanya."

"Tapi aku disini."

"Kau mengigau," Abigail menatap Gowther sengit. Namun begitu, jauh di dalam hati Abigail, ia merasa ketakutan. Ia benar-benar tidak dapat membayangkan jika makhluk di hadapannya adalah vampire sungguhan. Klan Vampire adalah yang terkuat, mereka licik dan culas. Mereka memiliki kemampuan jauh di atas penyihir hebat sekalipun. Jadi jika Gowther yang mengaku Klan Howzer ini Vampire sungguhan, Abigail tentu tidak memiliki waktu bahkan hanya untuk berteriak karna gigi taringnya yang tajam sanggup membungkam lehernya dalam hitungan kurang dari sedetik.

"Aku satu-satunya yang selamat. Dan aku perlu waktu ribuan tahun hanya untuk mengumpulkan kekuatan juga berburu secara otodidak. Kau harus tau, darah binatang rasanya asam. Tidak seperti darah para pengembara yang kerap lewat di hutan."

Abigail menegak ludah. Namun ia terkekeh untuk menutupi rasa panik yang kian menjadi. "Nice story. Lalu aku harus percaya?"

"Ya. Karna aku tidak suka pada orang-orang yang meremehkanku." Gowther menepis senyumnya menjadi garis lurus yang terlihat keras. "Aku yang terkuat. Jadi jangan mencoba membuatku marah."

"Lalu apa yang dilakukan seorang Vampire terakhir sepanjang sejarah di dalam Istana ini?"

"Aku membutuhkan keturunan."

Mata Abigail membulat. "Apa maksudmu?!"

Ia tertawa. "Tentu aku mencari pasangan. Well, aku tau akan ada banyak wanita cantik dengan lekuk tubuh sempurna di pesta ini."

"Bualanmu mulai tidak menyenangkan."

"Aku serius, dan aku sudah menemukan wanita itu. Baiklah, apa boleh aku menggigitnya? Menjadikannya sebagai pendamping hidupku agar Klan Howzer tidak punah?"

"Oh, ya? Kalau begitu pergilah. Karna disini tidak ada wanita berlekuk tubuh bagus seperti yang kau harapkan. Dan disini tidak ada yang mau digigit oleh manusia berimajinasi tinggi sepertimu!"

Gowther tidak bergeming. Lagi-lagi pria yang mengaku sebagai vampire itu tersenyum, terlihat menakutkan. Ia memejamkan mata, menawan, kemudian ia menarik nafas, lebih tepatnya menghirup aroma Abigail kuat-kuat. Tubuhnya perlahan condong ke depan, masih dengan mata terpejam, ia mengitari tubuh Abigail, mendekatkan ujung hidungnya di sekitar bahu, kemudian tengkuk Abigail. Seperti disihir, wanita itu justru tidak memberontak atau menghajar habis pria asing ini. Abigail justru membeku, seolah hanya dengan sekali tatap saja, Gowther mampu melumpuhkan seluruh sendi wanita berambut coklat gelap itu.

Wrong EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang