Tysa melempari batu-batu kerikil kecil dengan kuat menuju danau tenang yang berada di hadapannya. Gadis dengan kulit kecoklatan itu duduk di rerumputan tepi danau, memeluk kedua lututnya dengan sebelah tangan sementara tangan yang lain ia gunakan untuk melempari kerikil-kerikil yang ia raih di sekelilingnya. Tysa menumpahkan emosi dan kekesalannya pada kerikil tak bersalah itu. Membuat danau yang tenang pun bergerak tak damai dengan suara kecepluk yang cukup nyaring. Tysa tidak peduli. Gadis itu hendak melempari batu berikutnya kalau saja ia tidak mendengar suara grusuk dari semak-semak yang ada di sebrang danau mini ini. Mata Tysa menyipit, menelisik lebih jauh siapakah gerangan sosok yang membuat semak tinggi itu bergesekan yang kemudian menghasilkan suara penuh kecurigaan. Tysa terus memperhatikan, melihat dedaunan hijau yang padat akhirnya memunculkan sosok asing yang sukses menarik perhatiannya. Bukan karna sosok itu yang menarik perhatian Tysa.
Melainkan bayi dalam dekapan sosok itu.
Tysa ingat betul perihal hilangnya Alena beberapa saat lalu, dan melihat rupa Alena yang benar-benar mirip dengan paduan Justin dan Abigail, Tysa yakin seribu persen kalau bayi itu adalah Alena. Terlebih lagi, Tysa dapat melihat jelas dari sini tanda lahir keluarga Evander yang terukir pada telapak kakinya yang maha mungil. Namun bagaimana bisa si penculik itu datang lagi kemari dengan tenang-nya? Penculik itu adalah wanita. Cantik, memiliki aura yang bersinar, namun di sisi lain wanita itu nampak seperti monster jahat yang ditakuti. Meski cantik, senyuman gadis itu terlihat begitu lebar dengan seringai licik, sorot matanya haus akan ambisi, dan gerakan bola matanya yang besar dan cepat membuat gadis itu terlihat seperti orang tidak waras.
Tysa tidak tau bahwa orang itu adalah Grisela-yang mencoba membunuh Justin dan sekarang mendapat gelar buronan Thandeus.
"Hei!" Dengan keras Tysa berteriak seraya bangkit. Gadis itu tak perlu repot-repot menepuk gaun di bagian bokongnya karna kali ini Tysa tengah berlari mengitari danau untuk sampai di hadapan gadis penculik itu yang entah kenapa justru hanya diam saja. Kipas berbulu yang selalu Tysa bawa kemanapun ia pergi kini ia jadikan kalung.
"Hei!" Tysa memekik lagi saat sudah berada di hadapan Grisel. Grisel tampak kikuk namun tetap tenang. Gadis pirang itu mundur satu dua langkah layaknya orang ketakutan. Ia tetap mendekap Alena bahkan kali ini lebih kuat. Bibir Grisel kembali bergetar, sorot matanya yang tajam menegaskan bahwa ia tidak senang dengan kehadiran Tysa. Grisel seperti tengah melindungi sebongkah berlian dari bandit yang ingin mencurinya.
"Kemari, kembalikan." Tysa memerintah dengan tegas. "Dia anak Justin. Kau penculik sialan, kembalikan putri sahabatku!"
Tysa maju dan dalam hitungan kurang dari satu detik gadis itu sudah berhasil meraih siku Grisel dengan mudah. Lantas, tak tanggung-tanggung Tysa menariknya dengan kuat. Membuat Grisel nyaris terjerembab yang kemudian ia gunakan sebagai kesempatan untuk merebut Alena dari gendongan gadis itu. Dan sedetik ketika Tysa berhasil merebut Alena, Grisel telah pergi dengan cepat sebelum Tysa sempat menghentikannya. Gadis dari Ecbatana itu kemudian menghembuskan nafas dengan kasar. Meski tidak dapat menangkap Grisel, setidaknya Tysa berhasil mendapatkan Alena kembali. Gadis itu kemudian menunduk, memandangi wajah damai Alena yang tidak menangis sama sekali. Menatap mata coklat kehijauan milik Alena yang bersih bersinar tanpa dosa. Sejurus kemudian, Alena tersenyum tipis saat Tysa sudah menatapnya selama beberapa detik. Hal itu membuat Tysa tersentak. Kemudian dadanya dialiri rasa hangat.
Namun Tysa menggeleng cepat.
"Lihatlah, bayi. Kau dikelilingi orang kafir, kau pun juga orang kafir, itu sebabnya kau berada dalam bahaya dan tidak dilindungi oleh Tuhan Yaldaboath."
"Alena!"
Mendengar pekikan seseorang, Tysa menoleh ke belakang dengan tersentak. Lantas ia mengerutkan kening begitu melihat Heksa tengah menatapnya dengan ganas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Enemy
AdventureAku pernah bertanya pada seseorang. "Apa itu rindu?" Lalu tanpa menjawab, air mata jatuh mengalir deras pada pipinya. Aku tersentak. Rindu, seperti itukah? . Highest Rank #5 in Adventure [27 Des 16] Old Cover By : Bieberslaycx and Badgal97