Abigail
Kalau kau bertanya; apa hal yang paling menyakitkan di dunia ini? Logika akan menjawab, dicabut nyawanya. Hati akan menjawab, mendapat harapan disertai kebohongan. Dan aku menjawab, kesendirian.
Tidak semudah yang kufikir. Betapa tololnya aku membiarkan dia pergi di pagi itu. Bodohnya aku karena tidak mencegahnya, karena aku fikir dia memang tidak pantas berada di dekatku lagi. Tapi nyatanya, aku membutuhkannya. Aku mencintainya. Aku bukan apa-apa tanpa dirinya. Dan aku tau bahwa menyesal tidak akan merubah keadaan. Sekarang, aku tidak tau Justin ada dimana. Kekuatan teleportasiku tidak bisa mendeteksi keberadaan seseorang, berbeda dengan milik Eleanor. Hampir setiap hari aku memohon agar Eleanor memberitahuku dimana Justin berada, tapi gadis dengan rambut coklat menyala itu tidak pernah mau menjawabnya. Ia bilang, Justin tidak mengizinkan siapapun untuk datang menemuinya. Dia serius untuk pergi.
Mungkin setahun, atau sepuluh tahun, atau mungkin selamanya?
Kalimat itu tidak akan pernah pergi dari kepalaku. Tidak akan pernah. Aku tidak pernah berfikir Justin akan seserius ini. Aku fikir ia akan kembali dalam waktu dekat, tapi, ini sudah sebulan sejak kepergiannya. Sekarang sudah masuk Bulan Januari tahun 996. Dan aku sudah seperti janda yang berdiam diri di Istana tanpa adanya seorang suami yang menemani.
Aku harus kemana?
Aku sudah tidak memiliki anak, dan tidak memilik Ibu. Yang ku punya hanyalah Ayah dan dia pun sudah sakit-sakitan. Setiap malam aku bercerita padanya tentang apa yang ku rasakan, dia menangis, dan menyemangatiku dengan kata-kata bijaknya. Tapi bukan semangat yang aku butuhkan, yang aku butuhkan hanyalah... tujuan hidup.
Elise selalu menghiburku dengan seribu satu cara yang ia punya. Tapi seperti yang telah ku katakan sebelumnya, aku tidak butuh semangat atau hiburan, aku butuh tujuan.
Sekarang, mataku masih lurus ke depan. Menatap pada cermin oval yang dikelilingi perak dengan berlian yang tersemat. Aku melihat pantulan diriku sendiri, menyeramkan sekali. Wajahku pucat, bibir kering, kantung mata yang nampak jelas, mata sembab, dan rambut yang sungguh berantakan. Mungkin jika aku keluar Istana dalam keadaan seperti ini, tidak akan ada yang menyangka bahwa aku adalah seorang Puteri Raja. Atau jika aku bertemu dengan Tutu dan Dudu di jalan, mereka mungkin akan mengabaikanku.
Tunggu.
Aku bilang apa tadi?
Keluar Istana? Bertemu Tutu dan Dudu?
.
Sejak Justin pergi meninggalkan Istana, disinilah satu-satunya tempat Justin singgah selagi masa istirahatnya dari hubungan antara ia dengan isterinya, Abigail. Justin nyaman dan bahagia tinggal disini, di kaki Gunung Ballbo. Kurcaci-kurcaci disini menyambutnya dengan baik, Dudu ternyata adalah Kepala dari seluruh Ballbo. Itu cukup membuat Justin takjub, karena pada akhirnya ballbo-ballbo yang lain menghormati Justin seolah Justin adalah Raja baru mereka. Ballbo itu berjumlah lebih dari lima puluh. Mereka tekun dan gigih, senang bekerja dan membantu Justin.
Rumah mereka tingginya sama seperti rumah pada umumnya, satu ranjang yang biasanya hanya bisa dipakai satu orang, sanggup menampung sepuluh ballbo. Beruntung ada beberapa ranjang kosong. Meski Justin harus tidur di atas kasur pelapis yang tipis dan kurang nyaman, setidaknya ini jauh lebih baik ketimbang ia harus bermalam di tengah hutan setiap malam. Tanpa tahu ada bahaya apa yang akan datang.
Justin setiap pagi berburu rusa atau hewan hutan lain, sementara ballbo-ballbo disana bertugas untuk memasak dan menyajikan makanan. Justin merasa cukup setiap harinya. Ia makan, minum, dan tidur. Justin mandi di air terjun yang berada di belakang gunung. Air terjun itu terkesan mistis dan menyeramkan karena tidak pernah dilalui oleh manusia biasa. Hanya ballbo yang bisa membuka segel pintu menuju air terjun yang maha indah itu. Air terjun disana sangat tinggi, deras dan luas, hampir selalu ada pelangi. Disana juga banyak tumbuhan langka, seperti buah atau bunga yang tidak ada di air terjun biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Enemy
AdventureAku pernah bertanya pada seseorang. "Apa itu rindu?" Lalu tanpa menjawab, air mata jatuh mengalir deras pada pipinya. Aku tersentak. Rindu, seperti itukah? . Highest Rank #5 in Adventure [27 Des 16] Old Cover By : Bieberslaycx and Badgal97