Mata nya kelabu, rambut nya hitam segelap malam. Gadis itu berlari cepat, dengan enak nya melompat, menginjak bak berisi sayuran yang dibiarkan terbuka untuk dijual, lalu kaki nya yang gesit terus bergerak hingga gadis bertudung itu sudah berlari di atap rumah penduduk. Puluhan pedagang di bawah menatap nya heran, sementara di belakang gadis itu ada dua orang pria kurus berpakaian lusuh mengejarnya sambil berseru heboh menyuruh gadis itu berhenti. Jasmine
Jasmine melirik sedikit pada beberapa apel yang ada dalam dekapan nya, tidak lupa roti buaya dan sayur mayur yang sudah ia masukkan penuh ke dalam jubah hitam nya yang panjang. Gadis itu tersenyum puas saat melihat dua pengejar nya terjatuh dan menyerah. Ia berbelok pada persimpangan jalan, memasuki gang super kecil, lalu melompat ke tempat sampah agar berhasil melewati tembok setinggi dua meter di hadapan nya. Jasmine menyeringai lebar, sambil membersihkan peluh, gadis itu berjalan santai melewati rerumputan pinggir sungai menuju sebuah rumah sederhana yang berada di sebrang sungai sana. Menemui kakak nya dan menyetor barang curian nya.
Jasmine membuka pintu dengan siku nya, setelah itu ia masuk, melempar barang curian nya begitu saja pada meja kayu berukuran sedang di dapur, lalu ia membuka jubah nya. Gadis itu menggantungkan jubah kesayangan nya di balik pintu. Mendesah lega sambil tersenyum penuh kemenangan, ia mendekat pada meja tersebut. "Ahh, aku selalu berhasil membawa banyak." Gadis berusia 16 tahun itu kembali menyeringai lebar. Ia menepukkan tangan nya sendiri, membersihkan debu-debu yang menempel disana. Dua detik kemudian, muncul seorang pria berparas super tampan turun melewati tangga kayu yang nampak sudah rapuh. Pria yang juga memiliki rambut dan mata serupa dengan adik nya itu mendekat sambil menyeringai puas. Jasmine melipat tangan di dada, mengangkat dagu nya tinggi-tinggi dengan angkuh.
"Kau selalu membuatku bangga, Jasmine!" Pria itu menepuk sebelah pundak adik nya dengan tatapan masih lurus ke arah meja kayu yang kini ramai dengan bahan makanan. Jasmine mengangguk setuju. Gadis itu memanggil nama kakak nya. "Julius,"
Ya. Dia adalah Julius Bellaire. "Apa?"
"Aku melihat sesuatu yang menarik di pasar tadi." Jasmine memasang ekspresi wajah serius. Namun Julius menyipitkan mata nya, pria itu langsung bersikap defensif. "Kau melihat perhiasan atau pakaian yang mahal? Yang sudah pasti tidak dapat kita beli? Percuma, Jas. Aku tidak akan sanggup membelikan nya lagi." Julius menyahut, nada bicara nya berubah pelan, seolah ia benar-benar sengsara dan benci pada keadaan
Julius bicara lagi. "Sebenarnya, mungkin bisa. Tapi dulu. Saat Raja Gilgamesh masih berharap aku menjadi suami puteri Abigail. Well, satu Thandeus sudah tau sekarang Abigail jadi milik siapa. Dan mustahil bagiku untuk merebut wanita itu. Gilgamesh seakan lupa daratan, dia sama sekali tidak lagi memberikan ku bantuan barang sebutir beras pun. Jadi, sekarang kau kubur dalam-dalam ambisi mu menjadi puteri terhormat, dan teruskanlah mencuri untuk mempertahankan hidup kita."
Air wajah Jasmine berubah sendu. Julius benar. Dulu, pria itu sering kali pulang membawa makanan enak, pakaian bagus, perhiasan berkilau ataupun sekantung koin emas. Tapi sekarang, setelah perang itu berlalu, Gilgamesh hanya memberikan Julius rumah sederhana di emperan sungai. Raja itu hanya memberikan persediaan makanan dan pakaian yang terbatas, sangat sedikit, bahkan makanan itu sudah habis sebelum sebulan. Julius sudah menuntut lebih, karna bagaimanapun siasat jebakan nya pada perang setahun lalu lumayan manjur. Prajurit Evander banyak yang tewas oleh lubang buatan nya. Namun ternyata Raja itu sama sekali tidak menganggap jasa Julius sebagai bantuan, karna ujung-ujung nya perang itu berakhir dengan kedamaian. Disinilah Julius dan adik nya, Jasmine. Tinggal berdua dan hanya bisa mencuri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
"Aku tau itu, brother." Jasmine menyahut lusuh. "Tapi bukan itu yang menarik untuk ku,"
Julius mengerutkan kening. "Lalu apa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/73978069-288-k53683.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Enemy
AventuraAku pernah bertanya pada seseorang. "Apa itu rindu?" Lalu tanpa menjawab, air mata jatuh mengalir deras pada pipinya. Aku tersentak. Rindu, seperti itukah? . Highest Rank #5 in Adventure [27 Des 16] Old Cover By : Bieberslaycx and Badgal97