chapter 1

3.6K 139 1
                                    

Brugg...

Suara bantingan tubuh jatuh keatas lantai.

" Ya... Cuma mimpi. Cumi.. Cumi.. " ucap Aqira seraya bangun dari tidurnya.

Ia berjalan mendekati bunda yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapannya nanti.

" Ya ampun sayang, cepetan mandi, nanti kamu terlambat ke sekolah "

Dengan suara berat, Aqira menjawab " Emangnya udah jam berapa bun? "

" Udah jam 6 pagi sayang " Aqira yang mendengarnya langsung membelalak kedua matanya.

" Bunda, Qira terlambat " Aqira langsung berlari ke kamar mandi. Bunda yang melihat kelakuan anak satu - satunya itu hanya geleng kepala seraya tertawa kecil.

Setelah mempersiapkan diri, Aqira langsung mencium tangan bunda dan pamit pergi ke sekolah, meninggalkan bunda yang mau sarapan dengannya.

" Bunda, Qira pamit ya. Maaf, pagi ini Qira ga bisa sarapan sama bunda, Qira takut terlambat "

" Iya, nggak apa - apa sayang. Yaudah sana kamu pergi ke sekolah, keburu kena macet, terus terlambat ke sekolah "

" Iya bunda, assalammu'alaikum " mencium tangan bunda.

" Wa'alaikum sallam "

Selama jalan, Aqira terus saja ngedumel tentang mimpinya.

" Gue tuh udah 5 kali mimpi yang sama, tapi kenapa slalu aja setiap gue mau buka topeng itu pangeran, ada aja halangannya. Tuh dalam mimpi kaya ga mau gitu, muka itu pangeran di liatin sama gue. Kesel gue "

Di tengah lampu merah, sebuah mobil sport berdiam di sebelah sepedanya. Saat lampu hijau menyala, pemilik mobil tersebut langsung buang sebuah kaleng minuman berwarna merah hingga mengenai kening Aqira.

Aqira terkejut. Ia kaget. Ia langsung memungut kaleng itu dan mengejar mobil sport berwarna hitam. Ia kayuh sepedanya dengan kencang.

Ia langsung menyalip mobil itu, si pemilik mobil itu langsung mengerem mobilnya dengan keras. Aqira turun dari sepedanya, dan langsung menggedor - gedor kaca mobil tersebut.

" Buka... " teriak Aqira.
Si pemilik mobil itu mengikuti perintah Aqira, ia langsung membuka atap mobil secara otomatis.

Seorang laki - laki, memakai kaca mata hitam, duduk menghadap ke depan, seperti tidak mau memperdulikan keberadaan Aqira disampingnya.

" Hello... Gue disini '' teriak Aqira sambil melambaikan tangan kanannya ke depan muka laki - laki itu.

Tak ada respon darinya, Aqira kesal dan mencabut kacamata hitam yang sedang di pakai sama laki - laki itu.

" Woyy.. Elo apa - apaan sih. Main ngambil kacamata gue! " refleks laki - laki itu yang langsung nengok ke arah Aqira.

Aqira ternganga melihat cowo yang kini sudah menatapnya dengan tajam. " Jadi elo, cowo yang udah nimpuk jidat gue?!! "

Laki - laki itu langsung turun dari mobilnya. Ia tak mau kalah garangnya dari perempuan yang saat ini sudah merebut kacamata yang sedang ia pakai.

" Hah? Elo?! " ucap mereka bebarengan.

" Kenapa sih gue harus ketemu sama cowo belagu kaya elo? Udah cukup ya elo bikin gue menderita di sekolah. Ehhh sekarang elo malah bikin gue lebih menderita lagi disini!! " Ucap Aqira.

Cowo berpakaian seragam sama dengan Aqira, terlihat memerah wajahnya setelah mendengar perkataan Aqira.

" Kenapa sih, setiap gue ketemu sama elo, hidup gue slalu aja sial?! "

" Harusnya gue yang ngomong kaya gitu ke elo! Dasar cowo belagu, so ganteng!! "

" Ya jelaslah. Gue gitu. Dito. Cowo ganteng + tajir. Cewe - cewe ngantri semua ke gue, minta di tembak sama gue "

Ya, cowo itu namaya Dito. Anak kaya raya yang hidupnya diberikan kemewahan sama orang tuanya. Cowo populer yang slalu jadi incaran para kaum hawa.

" Pedean banget loe. Tajir juga karna bokap loe kan, bukan karna loe sendiri. Kalo bukan karna bokap lo, mobil kesayang loe ini ga akan pernah ada. Segitu aja udah bangganya selangit "

" Maksud elo apa? Elo sirik sama gue? "

" Gue sirik sama elo. Kayanya ga perlu. Jangan mentang - mentang elo punya mobil keren, elo jadi seenaknya ya. Liat jidat gue jadi merah gara - gara elo!! "

Aqira menunjukan keningnya yang merah karna kaleng yang dilempar Dito tadi.

" Loe kok jadi nyalahin gue? Belom tentukan jidat loe karna kaleng yang gue buang "

Aqira kesal dengan pembelaan dari Dito. Ia langsung bawa kaleng berwarna merah itu dihadapan Dito.

" Elo lempar kaleng inikan ke jalan? Tapi sasaran elo melesat, malah jidat gue yang kena kaleng  elo! "

Dito melirik kaleng yang diangkat sama Aqira.

" Ya udah sih, gue minta maaf. Lagian salah sendiri, ngapain coba elo pake acara ditempat yang gue lempar itu kaleng? Kalo ga ada elo disitukan, jidat elo ga bakalan merah kaya gitu "

" Minta maaf itu yang ikhlas. Bukan ditambahin sama ngomel "

" Ngomong sama elo serba salah ya. Heran gue! "

Dito merebut kacamatanya dari tangan Aqira. Ia langsung berbalik badan untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi lagi - lagi tangannya ditahan sama Aqira.

" Apalagi? "

" Kalo loe tau soal hukum. Tolong patuhi, kalo elo ga mau dapet sanksi dari hukum! " ucap Aqira seraya menaruh kaleng tersebut ditelapak tangan Dito.

" Dasar cewe galak. Awas aja ya suatu saat elo bakalan naruh rasa ke gue. Dan elo bakalan kejar - kejar gue kaya cewe - cewe lain!!  "

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang