chapter 38

1.3K 64 0
                                    

Sampailah mereka di sebuah danau buatan. Tempat ini, tempat yang sering Aqira datangi kalo dia lagi merasa bosan.

Aqira duduk di tepi danau. Dito merentangkan taangannya sambil berteriak " Ahhhh.... "

Aqira melirik Dito sambil mengkerutkan keningnya. " Berisik "

Dito seketika terdiam. Ia langsung duduk di sebelahnya. " Loe kenapa sih kok keliatannya ga seneng gitu? "

" Nggak apa - apa "

Lagi - lagi Aqira menjawab " Nggak apa - apa " Sedangkan Dito tau kalo saat ini dia sedang kenapa - napa.

" Kenapa sih loe, sekali aja cerita sama gue. Biar gue juga tau apa permasalahan loe. Kalo kaya gini gue sama sekali ga tau apa masalah loe. Kalo loe ceritakan masalah loe bisa bagi ke gue " kata Dito.

" Loe ga akan ngerti masalah gue To. Jadi percuma aja gue kasih sama loe " kata Aqira.

" Jadi loe ga anggap gue gitu? Gue kan temen loe. Kita udah deket. Salah gue tau tentang loe, salah Ra?!! "

Aqira menarik nafas panjang - panjang. Butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi Dito. Aqira menoleh ke Dito. Ia hanya tersenyum.

" To... Boleh gue jujur sama loe? "

Dito menoleh ke arah Aqira seraya mengangguk. " Apa? "

" Gue nyaman deket sama loe. Gue seneng bisa kenal sama loe. Kaya gini terus ya To, jangan pernah berubah "

" Gue kaya gini juga karna loe. Ohiya, mumpung ada sampan main di tengah danau yu '' ucap Dito.

Aqira mengangguk seraya berdiri. Mereka naik sampan. Aqira naik sampan warna merah, Dito warna biru. Mereka berpegangan tangan menghirup udara yang segar.

" Qira..... " teriak Dito.

" Dito..... " teriak Aqira.

Mereka saling tertawa. Aqira pindah ke sampan Dito. Mereka berdiri disampan tersebut bagaikan film titanik.

Dito duduk di belakang Aqira sambil mendayung sampan. Kali ini Aqira tak henti - hentinya tersenyum. Ia merasa bahagia. Bagaikan beban dia yang teramat berat, kini sudah hilang.

" Ra, jangan berdiri terus. Kalo sampannya terbalik tau rasa loe " kata Dito.

" Kan ada elo yang jagain gue " kata Aqira.

Mendengar omongannya, Dito langsung mempunyai fikiran jail. Ia menggoyangkan sampan tersebut perlahan - lahan.

" Ra, sampannya oleng nih '' kata Dito.

" To, jangan goyangin sampannya " kata Aqira.

" Loe kok malah nyalahin gue. Guekan udah bilang, jangan berdiri, jadi olengkan " kata Dito.

" Iyaiya gue duduk " kata Aqira sambil perlahan duduk.

" Ehhh loe diem. Ra, Qira loe diem " kata Dito yang suaranya terdengar panik.

Aqira nurutin kemauan Dito. Dan tiba - tiba...

Jbbrrrr....

Aqira terdiam. Ia langsung balik badan dan tak terlihat Dito dibelakangnya. Ia mencari Dito didalam danau, tapi tak terlihat.

" Dito... Dimana loe?!! " tanya Aqira.

Ia memeluk kedua lututnya. Ia menangis. Dan diam - diam Dito keluar dari dalam danau dan kembali lagi naik ke atas sampan.

" Gue ada disini, ngapain harus nyari gue didalam danau? " tanya Dito.

Aqira yang mendengarnya, menoleh ke belakang. Dito tersenyum tanpa punya dosa. Aqira langsung mendekatinya dan memeluknya.

Dito melepaskan pelukannya. " Loe nangis Ra? "

Aqira hanya geleng kepala " Jangan kaya gitu lagi ya "

" Iya... " kata Dito.

Beres main - main didanau, mereka langsung pulang. Dito membuka bajunya. Nganter pulang Aqira sambil telanjang dada.

Awalnya Aqira kaget melihat Dito seperti itu, tapi karna Dito meyakinkannya bahwa dia tidak akan ngapa - ngapain, jadi Aqira melihatnya seperti biasa.

" Gue seneng deh bisa di ajak ke danau. Kapan - kapan loe aja gue lagi ya " kata Dito.

" Iya. Ehhh... Kapan - kapan loe ajak gue ketempat yang sering loe datengin dong. Biar kita bisa saling tau " kata Aqira.

" Nanti ya, gue ajak loe ke suatu tempat, dimana sering gue curhat, menyendiri disana " kata Dito.

" Janji ya? " tanya Aqira memastikan.

" Iya bawel " kata Dito.

Sampai di rumah, Dito membukakan pintu untuk Aqira.

" Makasih ya udah nemenin gue " kata Aqira.

" Iya sama - sama " kata Dito.

Dito berjalan masuk kedalam mobil, tapi ia tertahan karna panggilan dari Aqira.

" Dito... "

" Iya? "

" Kalo boleh jujur, elo orang pertama yang gue ajak ke sana. Moga aja loe ga pernah bosen kalo gue ajak lagi kesana "

" Nggak akan "

Aqira haya tersenyum dan berbalik badan untuk masuk kedalam rumah. Tapi ia terhenti karna Dito memanggil.

" Ra... "

" Apa? "

" Selamat istirahat "

" Loe juga. Hati - hati dijalan "

Dito mengangguk dan segera masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Aqira.

Dengan wajah kesenangan, Aqira masuk kedalam rumah. Ia bantingkan tubuhnya diatas kasur. Ia memandang langit - langit kamar.

" Gue kok jadi seneng kaya gini ya? Ahhh apaan sih loe Ra. Ini perasaan biasa aja. Perasaan kaya yang dulu, perasaan loe ga berubah - ubah tetep sama " ujar Aqira dalam hati.

Tak lama terdengar suara alarm bunyi. Waktunya minum obat. Entah kenapa kali ini Aqira semangat banget tuk minum obat.

" Moga aja gue minum loe, jantung gue jadi cepet sembuh. Biar gue ga bikin menderita banyak orang. Amin... " ucap Aqira dalam hati sambil menelan obatnya.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang