chapter 13

1.7K 83 4
                                    

Besok di sekolah, Aqira tanpa sengaja melihat Dito dan teman - temannya sedang tertawa keenak di kantin.

Aqira dengan wajah emosi langsung berjalan mendekati Dito. Ia langsung mengambil gelas berisi air, dan menumpahkan air ke wajah Dito.

" Loe punya perasaan ga sih, gue udah nungguin elo berjam - jam di taman, tapi elo ga dateng - dateng!! Terus sekarang gue liat elo ketawa penuh kebahagiaan sama temen - temen elo tanpa ada dosa?!! Tega loe ya " ucap Aqira lantang penuh kekesalan.

Dito berdiri untuk berhadapan dengan Aqira. " elo apa - apaan sih, gue ga tau apa - apa main banjur gue aja. Loe nunggu gue di taman ngapain?!! "

Aqira yang melihat sikap Dito yang menyepelekan usahanya semakin kesal.

" Loe bener - bener ya, ga bisa hargain usaha orang" kata Aqira sambil mendorong Dito.

Aqira pergi dengan kekesalan. Fafa langsung mendekati Dito.

" Mana hp loe? " tanya Fafa sambil menyodorkan tangannya kepada Dito.

" Buat apa? " tanya Dito.

" Udah, siniin hp loe "

Dito memberikan handponenya kepada Fafa. Fafa mengotak atik isi dalam handpone Dito.

Lalu, Fafa kembali memberikan handpone kepada Dito. " Tuh baca "

Kontak Aqira yang muncul di handponenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kontak Aqira yang muncul di handponenya. Dito sedikit melotot, membaca pesan singkat dari Aqira.

" Tadi malem Aqira mau bilang makasih sama elo. Soalnyakan elo udah nolongin dia. Ehhh elonya ga dateng - dateng. Dari sore sampe malem dia nungguin elo di taman. Sampe ujan turun "

Dito kaget dengernya." Wah iya?! "

Tak lama seorang perempuan salah satu teman mereka memberitahu kalo saat ini Aqira sedang jatuh pingsan di koridor sekolah dekat rak - rak siswa.

Mendengar berita itu, Fafa langsung berlari menemui sahabatnya disusul dengan Dito.

Benar saja, Aqira sedang tergeletak di lantai sambil di kerubuni orang - orang.

" Ra, Qira.. !! " panggil Fafa panik.

Dito melihat Aqira tak sadarkan diri, langsung menggendongnya ke ruang UKS.

Dokter langsung menangani Aqira. Fafa panik. Wajah Aqira terlihat sangat pucat tadi.

Tak lama dokter meluar setelah menangani keadaan Aqira.

" Gimana dok keadaan Qira? " tanya Dito yang melihat dokter penjaga keluar.

" Dia demam. Kayanya tadi malem dia habis hujan - hujannan ya? Saya sudah kasih dia obat, bentar lagi juga dia bakalan sadar '' ucap dokter.

" Kami boleh masuk dok? " tanya Fafa.

" Silahkan.. " ucap dokter memberi jalan kepada mereka berdua.

Dito melihat Aqira yang masih terbaring lemah di ranjang. Tak lama, Aqira sadar dari pingsannya.

" Ra, alhamdulilah loe sadar '' ucap Fafa.

" Gue kenapa lagi? " tanya Aqira dengan suara terbata - bata.

" Tadi loe pingsan " jawab Dito.

Aqira melirik pelan ke arah Dito berdiri. " Ngapain loe kesini? "

" Dia Ra yang bawa loe kesini " jawab Fafa.

Dito berjalan mendekati Aqira. Berdiri di sebelah Fafa. " Fa, boleh gue ngomong sama Aqira bentar? "

" Loe mau ngomong apa sama gue, sampe harus Fafa pergi?! " ketus Aqira sambil buang muka.

" Udah ga apa - apa. Gue keluar dulu ya " ucap Fafa sambil mengusap kepala Aqira.

Keheningan mulai ada. Dito bingung harus mulainya darimana. Aqira kesal, karna Dito tak kunjung bicara.

Aqira bangun dari tidurnya " Kalo elo ga ngomong, mending gue pergi! "

Dito refleks memegang pergelangan tangan Aqira. Aqira melirik tangannya Ia diam tanpa berucap. Seketika ia langsung melepaskan genggaman tangan Dito.

" Ehhmm... Ra, gue minta maaf ya. Gue ga tau kalo elo nungguin gue di taman sampe ke ujanan. Kemaren hp gue lowbett, jadi gue ga baca bm dari elo " ucap Dito dengan terbata - bata.

Aqira bingung. Cowo yang berdiri di hadapannya bukan cowo yang 3 tahun ia kenal. Dito. Cowo yang sudah ia anggap sebagai musuh bebuyuttannya, kini seketika berubah dalam waktu sesaat.

" Loe kesambet apaan To, gue ga lagi mimpikan? " tanya Aqira sambil memukul beberapa kali pipinya.

Tiba - tiba, Dito memegang kembali tangan Aqira. " Nggaklah. Loe bener - bener ya, nyebelin banget. Gue seriusan nih "

Aqira diam mendengar omongan Dito. " Ya, gue ngerasa bersalah aja. Gue minta maaf ya "

Aqira masih tidak percaya. Ia melihat Dito, seperti bukan Dito yang dia kenal.

" Ini beneran Ditokan? Cowo belagu super nyebelin yang ga banget. Kok kali ini bukan kaya dia ya " ujar Aqira bertanya - tanya dalam hati.

" Loe kok malah diem sih? " tanya Dito.

Aqira tergugah dari lamunannya " Hah, nggak apa - apa. Ya udah gue maappin elo "

" Makasih ya .. " ucap Dito

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang