PESTA TOPENG
Malam ini semua siswa anak kelas 12 mengikuti acara prome night yag diadakan disekolah untuk acara perpisahan setelah kelulusan nanti.
Di depan kaca, seorang gadis cantik memakai gaun berwarna putih sedang merias wajahnya didepan cermin.
Wajahnya sudah di polesi beberapa alat make up yang menambah kecantikan wajahnya.
Bunda tidak pernah menyangka melihat anak semata wayangnya cantik bak putri yang akan berdansa dengan seorang pangeran di sebuah pesta kerajaan.
Sebenarnya Aqira juga kaget melihat wajahnya di kaca. Apalagi polesan blass-on yang menempel di pipinya membuat pipinya menjadi merah, serta polesan lipstik yang menempel di bibirnya yang tipis dan kecil yang menambah kecantikannya malam ini.
" Anak bunda cantik sekali malam ini " puji bunda.
" Makasih bunda. Ya ampun bun, Qira ga pede gini sama penampilan Qira. Qira terlalu berlebihan ga sih bun? " ujar Aqira.
" Kamu tuh ga berlebihan sayang. Kamu tuh cantik hari ini. Udah, bunda yang liat aja pangling tau ga? " kata bunda yang lagi - lagi buat Aqira tersipu malu.
" Bunda jangan muji Qira kaya gitu deh, Qira jadi malu tau " kata Aqira.
Tiba - tiba saja dari ruang tamu terdengar bel berbunyi. Bunda turun kebawah menyambut seseorang di luar sana.
Rizal. Ya dia sengaja jemput Aqira, karna dia sudah tak sabar melihat Aqira malam ini. Dan dia kepingin, dia orang pertama yang bengong melihat kecantikan Aqira sebelom orang - orang yang ada di pesta.
Aqira turun kebawah dengan hati - hati. Ia takut terpeleset dan membuat gaun yang dipakanya kotor dan rusak.
Benar saja, Rizal ternganga melihat Aqira yang sudah berdiri di hadapannya. Aqira hanya senyum menyambut kedatangan Rizal.
" Loe mau jemput gue Zal? Kok ga ngomong? "
Tak ada jawaban apapun dari Rizal. Aqira memegang dagu Rizal untuk menutup mulutnya. Dan Rizal tersadar dari lamunannya.
" Hah iya? " pertanyaan itu yang refleks keluar dari mulut Rizal.
" Loe yang jemput gue? Kok ga ngomong? " tanya Aqira mengulang.
" Iya, gue yang jemput. Ga boleh? Kalo ga boleh ya udah gue cabut sendiri aja " kata Rizal balik badan dan tangannya di tahan sama Aqira.
" Dih? Apaan sih loe, ga jelas banget deh " kata Aqira.
" Ya lagian loe harus pake acara nanya segala lagi. Ya gue kesini ya gue mau jemput loe lah " kata Rizal.
" Dalam rangka? " tanya Aqira.
" Karna gue mau orang pertama yang liat loe malem ini, ya gue " kata Rizal refleks.
Aqira tertegun mendengarnya. Ia mengkerutkan keningnya dengan wajah sedikit maju kedepan. Rizal gugup, tiba - tiba dia salah tingkah menyadari omongannya.
" Duhh bego kenapa gue ngomong kaya gitu coba " kata Rizal dalam hati sambil memukul keningnya.
" Dih loe aneh banget sih sekarang. Kok jadi gelagapan kaya gitu? " ujar Aqira.
Rizal mati gaya, dia tak tau lagi harus merespon omongan Aqira seperti apa.
" Ahhh loe nih rajin banget mikirin omongan gue. Udah loe mau ikut ga sama gue intinya? " ujar Rizal.
" Iyaiya " kata Aqira. " Bunda, Qira pergi dulu ya " kata Aqira sambil pamit kepada bunda.
" Hati - hati ya " kata bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...