" Gimana tadi di setrap sama si Aqira? " tanya Fawwaz kepada Dito yang sedang nyuruput jus alpukat pesanannya.
" Ahhh gitu - gitu aja. Sumpah tuh cewe nyebelin banget. Udah jelek, so cantik, so pinter. Gue heran kok ada sih cewe kaya gitu " ujar Dito.
" Ahhh sekarang elo emang bisa ngomong kaya gitu. Nanti elo jatuh cinta yang awalnya so cantik, ehh jadi cantik beneran " ujar Isan.
" Gila! gue bakalan suka sama dia. Cewe galak gitu ga bakalan ada cowo yang suka sama dia, termasuk gue " ujar Dito
" Yakin loe? Gue kok ga yakin ya? " ujar Salman.
" Ehhh elo pernah denger ga, orang - orang sering bilang, benci jadi cinta? Nah bisa jadi elo yang benci banget sama Aqira, nanti bisa jadi cinta mati sama dia + ga mau kehilangan dia " kata Fawwaz yang buat Dito tersedak.
" Gila aja loe, nggak bakalan. Dia bukan tipe gue. Kaya didunia ini cewe cuma dia aja " kata Dito sambil bergidik geli.
" Ehhh cinta tuh dateng tiba - tiba. Terus kalo cinta tuh ga akan bisa ketebak sasaran hati kita ke siapa. Bisa ajakan dia musuh kita, tapi takdir ternyata bilang kalo dia cinta sejati kita " kata Isan.
" Nggak akan mungkin. Liat dong cewe - cewe yang deket sama gue jauh lebih segalanya daripada Aqira. Apaan si Qira cewe ... "
" Cewe apa maksud loe?!" tanya Aqira yang tiba - tiba berdiri di belakang Dito.
Dito menoleh ke belakang. Wajah Aqira sudah memerah. Matanya ia sipitkan. Tangannya sudah pegang pinggang, tanda bahwa dia sedang marah.
" Cewe jelek, galak, so pinter, Jomblo lagi!! " ucap Dito berdiri untuk berhadapan dengan Aqira.
Mendengar pernyataan Dito, Aqira ternganga kaget. Wajahnya semakin merah padam. Saat ini darahnya udah mengalir ke otak.
" Ehhh elo miror dong. Emang elo punya pacar? Nggak kan? Jadi intinya elo juga jomblo. Jomblo teriak jomblo!! " kata Aqira tak mau kalah.
" Ehhh gue jomblo karna gue emang pilih - pilih cewe yang pas. Buktinya, masih banyakan cewe yang ngantri buat jadi cewe gue. Emang elo? Cowo aja ga ada yang ngantri buat jadiin loe pacar mereka!! "
Mendengar omongan Dito, Aqira langsung dorong Dito dan pergi meninggalkannya. Dito langsung membersihkan kerah bajunya dan kembali duduk bergabung dengan teman - temannya.
" Gila loe, tega banget ngomong kaya gitu. To, dia tuh cewe. Sekali elo ngebentak dia, hati dia udah sakit " kata Isan yang tiba - tiba jadi so puitis.
" Ahhh lagian salah sendiri. Siapa suruh dia langsung nyamber. Toh yang di bilang sama gue ada benernya jugakan " kata Dito.
" Heran gue sama elo berdua. Berantem terus kerjaannya, ga cape apa? " ujar Salman.
" Kalo belom ada bendera putih dari dia. Gue ga akan pernah nyerah! " kata Dito penuh tekad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...