chapter 6

2K 105 5
                                    

" Gimana tadi di setrap sama si Aqira? " tanya Fawwaz kepada Dito yang sedang nyuruput jus alpukat pesanannya.

" Ahhh gitu - gitu aja. Sumpah tuh cewe nyebelin banget. Udah jelek, so cantik, so pinter. Gue heran kok ada sih cewe kaya gitu " ujar Dito.

" Ahhh sekarang elo emang bisa ngomong kaya gitu. Nanti elo jatuh cinta yang awalnya so cantik, ehh jadi cantik beneran " ujar Isan.

" Gila! gue bakalan suka sama dia. Cewe galak gitu ga bakalan ada cowo yang suka sama dia, termasuk gue " ujar Dito

" Yakin loe? Gue kok ga yakin ya? " ujar Salman.

" Ehhh elo pernah denger ga, orang - orang sering bilang, benci jadi cinta? Nah bisa jadi elo yang benci banget sama Aqira, nanti bisa jadi cinta mati sama dia + ga mau kehilangan dia " kata Fawwaz yang buat Dito tersedak.

" Gila aja loe, nggak bakalan. Dia bukan tipe gue. Kaya didunia ini cewe cuma dia aja " kata Dito sambil bergidik geli.

" Ehhh cinta tuh dateng tiba - tiba. Terus kalo cinta tuh ga akan bisa ketebak sasaran hati kita ke siapa. Bisa ajakan dia musuh kita, tapi takdir ternyata bilang kalo dia cinta sejati kita " kata Isan.

" Nggak akan mungkin. Liat dong cewe - cewe yang deket sama gue jauh lebih segalanya daripada Aqira. Apaan si Qira cewe ... "

" Cewe apa maksud loe?!" tanya Aqira yang tiba - tiba berdiri di belakang Dito.

Dito menoleh ke belakang. Wajah Aqira sudah memerah. Matanya ia sipitkan. Tangannya sudah pegang pinggang, tanda bahwa dia sedang marah.

" Cewe jelek, galak, so pinter, Jomblo lagi!! " ucap Dito berdiri untuk berhadapan dengan Aqira.

Mendengar pernyataan Dito, Aqira ternganga kaget. Wajahnya semakin merah padam. Saat ini darahnya udah mengalir ke otak.

" Ehhh elo miror dong. Emang elo punya pacar? Nggak kan? Jadi intinya elo juga jomblo. Jomblo teriak jomblo!! " kata Aqira tak mau kalah.

" Ehhh gue jomblo karna gue emang pilih - pilih cewe yang pas. Buktinya, masih banyakan cewe yang ngantri buat jadi cewe gue. Emang elo? Cowo aja ga ada yang ngantri buat jadiin loe pacar mereka!! "

Mendengar omongan Dito, Aqira langsung dorong Dito dan pergi meninggalkannya. Dito langsung membersihkan kerah bajunya dan kembali duduk bergabung dengan teman - temannya.

" Gila loe, tega banget ngomong kaya gitu. To, dia tuh cewe. Sekali elo ngebentak dia, hati dia udah sakit " kata Isan yang tiba - tiba jadi so puitis.

" Ahhh lagian salah sendiri. Siapa suruh dia langsung nyamber. Toh yang di bilang sama gue ada benernya jugakan " kata Dito.

" Heran gue sama elo berdua. Berantem terus kerjaannya, ga cape apa? " ujar Salman.

" Kalo belom ada bendera putih dari dia. Gue ga akan pernah nyerah! " kata Dito penuh tekad.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang