chapter 39

1.4K 64 0
                                    

Pagi - pagi Aqira sudah merias wajahnya dengan cantik di depan kaca. Hari ini, Dito mengajak Aqira ketempat yang ia janjikan.

Dito menutup mata Aqira dengan kain berwarna merah. Karna menurutnya ini adalah suprise yang ia kasih kepada perempuan satu - satunya, karna sebelomnya dia belom pernah ajak perempuan lain ketempat yang menurutnya spesial. Sampai mereka ditempat yang sering Dito datangin. Dito menuntun Aqira duduk.

" Oke Ra, gue itung sampe tiga dan loe boleh buka mata "

Aqira mengangguk mengerti.

" Satu... Dua... Tiga.. "

Aqira membuka matanya. Aqira tertegun saat melihat dihadapannya sebuah kuburan. Ya, iya tau kalo saat ini dia sedang lagi ada di kuburan.

Aqira melirik Dito yang sedang tersenyum kepadanya. Ia membalas senyuman Dito.

" Loe kaget ya gue bawa kesini? " tanya Dito.

" Nggak. Gue malah seneng kalo loe aak gue kesini. Pasti ini nyokap loe ya? "

Dito menganggguk " Iya "

" Hallo tante. Nama aku Aqira. Aku seneng Dito ngajak aku ketemu sama tante. Ya meskipun bukan wujud tante yang asli, tapi aku seneng kok bisa tau siapa tante. Aku temennya Dito. Ya... dulu Dito nyebelin, ngeselin dan bikin kepala aku pusing sama ulah dia. Tapi, lama kelamaan dia baik kok, dan aku tau sekarang sifat asli dia " kata Aqira.

Dito melihat Aqira. Nggak tau kenapa, rasanya Aqira bukan cewe biasanya. Ia merasa kalo saat ini perempuan yang ada di hadapannya beda dengan cewe yang lain.

" Andai aja dulu gue sama loe ga berantem terus. Mungkin gue bakalan tau sifat asli loe kaya gimana. Dan andai aja kedekatan kita bukan karna taruhan gue sama temen - temen gue, mungkin saat ini juga gue akan leluasa suka sama loe " ujar Dito dalam hati.

" Kok loe bengong sih? " tanya Aqira mebuyarkan lamunannya.

" Hah? Nggak " kata Dito kaget. " Yaudah yu Ra, loekan udah tau tempat yang bikin hati gue tenang dimanakan. Ya disini bareng sama nyokap gue "

" Makasih ya loe udah bawa gue kesini. Gue seneng banget bisa kenal nyokap loe "

" Ehhh habis ini kita makan yu. Loe laper ga? Gue laper nih "

" Yaudah. Ehhh tunggu pamit dulu. Tante Qira sama Dito pamit pulang ya. Assalamu'alaikum ''

" Mah Dito pulang dulu ya. Assalamu'alaikum "

Dito dan Aqira pun pergi ke tempat makan. Ya meskipun kenyataannya tak ada jawaban apapun salam mereka. Tapi mereka yakin kalo didalam sana, mamah menjawab salam mereka.

Sampailah mereka di sebuah cafe. Mereka duduk saling berhadapan. Sambil meminum segelah lemon tea, Aqira mendengarkan cerita Dito dengan seksama.

" Gue tuh ga pernah deket sama bokap gue. Gue ga suka kalo ada dia di rumah. Dari dulu sampe sekarang yang dia pikirin tuh kerjaan dia, ga pernah ada gue di fikiran dia. Sampe nyokap gue meninggal pun juga dia masih mikirin pekerjaan dia "

" Ya mungkin dia kaya gitu karna ada alasannya. Dia mau bikin loe tuh bahagia. Makanya apapun permintaan loe di turutin sama dia "

" Ya tapi bukan ini yang gue mau. Elo slalu liat gue naik mobil mewahlah, motor mewahlah, barang - barang mewahlah. Orang - orang slalu berpendapat hidup gue penuh kebahagiaan. Tapi sebenarnya, nggak sama sekali. Gue menderita, gue iri sama kalian semua. Termasuk gue iri sama loe.. "

" Apanya yang loe harus iriin dari gue? "

" Loe masih punya bunda yang tulus sayang sama loe. Gue? Malaikat hidup gue udah hilang. Dan ga ada lagi yang meluk gue kalo gue lagi sedih "

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang