Di sekolah, Aqira berjalan cepat menuju ruang guru. Ada tugas yang harus dia kumpulin.
Saat sedang berbelok ke arah lorong ruang guru, ia bertabrakan dengan Dito. Mereka berdua jatuh bebarengan. Buku yang dibawa sama Aqira jatuh berhamburan.
" Kalo jalan hati - hati " ucap Dito sambil menyimpan buku ditangan Aqira.
Aqira diam melihat Dito. Otaknya kosong, sambil memandang Dito yang sedang tersenyum kepadanya.
Dito jentrikan jemarinya untuk menyadarkan Aqira dari lamunannya.
" Elo kenapa? "
" Nggak apa - apa. Gue ke ruang guru dulu, sorry.. "
Aqira langsung pergi meninggalkan Dito.
" Tuh orang kenapa ya? " tanya Dito sambil melanjutkan perjalanannya.
Beres menemui guru, Aqira kembali ke kelas. Tapi saat ia sedang melewati mading sekolah, beberapa murid sedang mengerubuni mading.
Aqira berjalan mendekati kerubunan itu. Ia penasaran sama berita yang ada di mading. Tapi saat Aqira datang, semua mata tertuju padanya. Aqira semakin bingung.
" Ada apaan sih? "
Foto saat ia tertidur lelap terpajang di mading sekolah. Ia kaget melihatnya. Ia langsung mencabut foto tersebut dan pergi meninggalkan orang - orang yang sedang menertawakannya.
Aqira berlari mencari keberadaan Dito. Dia ga suka privasinya di umbar didepan banyak orang.
Cowo yang dicari akhirnya ketemu juga. Dito sedang asik berbincang - bincang dengan teman - temannya sambil memetik senar gitar.
Aqira berjalan mendekatinya. Dengan wajah merah padam, Aqira menaruh foto tersebut dipundak Dito dengan kasar.
" Makasih !!" wajah Aqira memerah. Kali ini dia benar - benar malu di depan banyak orang.
Dito melihat foto tersebut. Ia kaget, foto Aqira yang ada di handponennya sudah di cetak. Sedangkan bukan dia yang menempelkan foto Aqira di mading.
Aqira pergi meninggalkan Dito dengan yang lain. Dito mengejar Aqira. Ia langsung menarik tangan Aqira untuk berhadapan dengannya.
" Ra, sumpah bukan gue yang cetak foto ini. Gue sama sekali ga ada niat kaya gini "
" Kalo bukan loe siapa lagi? Cuma loe yang punya foto waktu gue tidur. Puas elo udah liat gue di ketawain sama anak - anak satu sekolah? Puas?! "
Aqira berusaha melepaskan genggaman Dito dari pergelangan tangannya. Tapi Dito terlalu erat memegangnya.
" Sumpah bukan gue. Percaya sama gue Ra. Gue ga akan mungkin ngelakuin hal kaya gitu "
" Gue mau sendiri. Gue ga mau ketemu sama loe " kata Aqira sambil melepaskan tangan Dito paksa.
Ia berlari ketaman sekolah. Semua orang sibuk menertawakannya setiap mereka bertemu dengan Aqira.
Fafa yang dari tadi mencarinya, langsung memeluk sahabatnya itu yang sedang bersedih.
" Gue ga suka Fa, privasi gue di umbar kaya gitu. Gue malu... "
" Gue tau kok. Gue bisa rasain apa yang elo rasain sekarang. Elo udah tau, siapa orang yang nyimpen foto loe dimading? "
" Dito "
Fafa tertegun mendengarnya " Yakin dia? "
" Cuma dia Fa yang punya foto gue "
" Bukan dia kali orangnya "
" Terus siapa? Dia sendiri yang fotoin gue. Sumpah gue malu banget Fa... "
" Yaudah sabar aja "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...