chapter 41

1.4K 70 2
                                    

Pagi - pagi di taman Dito sedang makan sandwitch bikinan Aqira untuk sarapannya. Entah kenapa pagi ini Aqira ingin sekali membuatkan makanan untuk Dito.

Dan pagi buta sebelom pergi ke sekolah, ia sudah rajin menelepon Dito untuk melarangnya sarapan. Dan nggak tau kenapa Dito menuruti kemauan Aqira.

Saat sedang menggigit sandwitch yang terakhir, tiba - tiba terdengar suara Fey yang melewat bersama Risyana di hadapan mereka.

" Ya ampun Na, tau nggak sih, gue prihatin banget sama temen gue "

" Emangnya temen loe kenapa Fey? "

" Iya dia tuh di deketin sama cowo, ehh ternyata cowonya itu deketin dia cuma jadi bahan taruhan doang loh.. "

" Ohya, ya ampun kasian banget ya dia "

Mendengar omongan mereka, Dito langsung terbatuk karna tersedak. Ia berjalan mendekati mereka sambil memutarkan tubuh Fey untuk menghadapnya.

" Maksud loe ngomong kaya gitu apaan? "

Fey dengan tenang sambil melipatkan kedua tangannya menjawab " Kok loe jadi sewot? Guekan lagi ngomongin soal temen gue? Elo ngerasa bikin taruhan sama teme - temen loe? Ohh apa jangan - jangan cewe yang lagi duduk bareng sama loe itu, cewe yang jadi bahan taruhan loe sama temen - temen loe lagi ya? "

Dito tertegun mendengarnya. Dan Aqira yang sedang tertunduk yang mendengar omongan Fey langsung mengangkat dagu karna kaget.

" Ngg ngg nggak. Buat apa gue lakuin hal kaya gitu, ga penting banget " ucap Dito gugup.

" Yaudah kalo loe ga ngerasa ngapain juga loe harus protes? " tanya Fey yang membuat Dito kembali tergugup.

" Ya nggak apa - apa. Gue refleks aja dengernya makanya langsung nanya " jawab Dito yang kembali lagi duduk di sebelah Aqira.

Mendengar alasan Dito membuat Aqira bertanya - tanya.

" Kok dia refleks gitu ya nanyain soal omongan Fey? Terus maksudnya Fey apa coba ngomong kaya gitu? Apa ada sangkut pautnya sama kedekatan gue sama Dito? "

Dito langsung membuyarkan lamunan Aqira. " Kok melamun? "

Aqira kaget dan langsung geleng - geleng kepala " Nggak apa - apa "

Setelah makan, ia meminta izin kepada Aqira untuk pergi ke toilet. Aqira mengizinkannya. Sebenarnya ia bukan ingin ke toilet, tetapi ingin menemui Fey.

Ia melihat Fey di koridor ruang kesenian. Fey dan juga Risyana sedang ngobrol bersama disana, cepat - cepat ia berjalan mendekati mereka.

Ia langsung menarik tangan Fey untuk segera berdiri dan berhadapan dengannya kembali.

" Maksud loe apa ngomong kaya gitu?!" tanya Dito kesal sambil melepaskan genggaman tangannya kasar.

" Ohhh kayanya gue ga perlu lagi ya buat berpura - pura di depan loe. Dito Dito.. Gue udah tau semuanya. Elo deket sama Aqira karna taruhan sama temen - temen loe doangkan? Loe ga tulus buat berteman sama dia! "

Mendengar omonga Fey membuat Dito kaget. " Loe tau darimana? "

" Dito, kemaren gue ga sengaja liat loe sama temen - temen loe kumpul di cafe. Gue nguping pembicaraan loe sama mereka. Ngomongin soal taruhan kalian. Dan bahan taruhan loe ya cewe kampung itu "

" Dia punya nama ya?!! "

" What everlah ya. Tapi yang jelas gue seneng karna loe ga pernah tulus buat deket sama dia. Dan loe ga tulus sayang sama dia! " kata Fey sambil menepuk pipi Dito pelan.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang