chapter 17

1.6K 81 1
                                    

Selesai mandi untuk membersihkan tubuhnya dari keringat, Dito mendapatkan telepon dari Isan. Ia mengajaknya untuk ketemuan di cafe yang biasa tempat Dito dan teman - temannya kumpul.

" Yaudah gue kesana, boring lagian gue di rumah juga " ujar Dito.

" Ehhh bukanya di rumah loe lagi ada bokap loe ya? " tanya Isan.

" Ahhh bodo amat, mau ada bokap gue kek, nggak ada kek bodo amat, emangnya dia peduli apa sama gue? Anak diakan kelaiennya " ujar Dito sambil memasangkan kaus berlengan panjang.

" Yaudah gue sama yang lain tungguin elo di kafe, jangan lama. Awas aja kalo loe lama! " ucap Isan seraya mematikan teleponnya.

Baru saja menutup pintu, papah sudah berdiri di depan kamarnya.

" Kamu mau kemana? "

" Mau jalan "

" Sama siapa? "

" Temen - temen "

" Kasih terus kabar ya, biar papah ga khawatir sama elo "

Dito menoleh ke papahnya " Buat apa papah khawatir sama aku? Toh papah kenyataannya lebih khawatir sama kerjaan papahkan? Bukan sama aku? "

Dito pergi meninggalkan papah yang masih tersentak dengan omongannya.

Sampai dicafe, terlihat teman - teman yang lain berkumpul di sebuah meja lingkar. Dito berjalan mendekati mereka.

" Hyy... Dito... Sobat seperjuangan gue!! " teriak Fawwaz antusias.

Dito memberi salam kepada teman - temannya.

" Ada apa loe semua ngajak gue kesini ? " tanya Dito sambil duduk di sebelah Salman.

" Gue sama yang lain mau ngajak elo taruhan " ucap Isan.

" Taruhan apaan? " tanya Dito penasaran.

" Elokan cowo populer tuh di sekolah, cewe - cewe banyak yang naksir juga sama elo. Gue sama yang lain mau taruhan sama elo, elo harus bisa ngerebut hati cewe galak loe " kata Isan sambil mendorong dada Dito dengan telunjuknya.

" Cewe galak? Maksud elo si Aqira? " tanya Dito sambil mengerutkan keningnya.

" Yaiyalah siapa lagi. Elokan yang slalu bilang cewe galak ke si Aqira. Nah elo tau sendirikan gimana sikap dia ke elo. Nah, jadi gue pengen, elo sama dia jadian. Kalo elo udah jadian, elo bisa mutusin dia. Cuma 1 bulan aja waktunya, ga bakalan lama " kata Salman menjelaskan.

" Apa taruhannya kalo dia bisa gue milikin? " tanya Dito.

" Uang 2 juta ada di tangan elo " kata Salman sambil menunjukan amplop coklat berisi uang.

Dito terdiam tuk sesaat. Ia berfikir dulu sejenak. " Yaudah gue terima taruhan elo semua. Dan kalo gue gagal, mobil gue, gue kasih buat kalian semua "

Dito dan teman - temannya bersalaman, tanda bahwa taruhan di mulai.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang