chapter 52

1.5K 61 0
                                    

Pengumuman lulus pun tiba. Pengambilan nem, ijazah dan lain - lain yang punya Aqira di wakili dengan bunda.

Aqira menjadi salah satu murid yang mendapatkan nilai tertinggi. Mendengar pengumuman dari kepsek, membuat Dito tersenyum dan bangga kepada Aqira.

Saat semuanya berpelukan untuk yang terakhir kalinya, Rizal tiba - tiba memanggilnya. Ia berlari mendekati Dito dan langsung meninju pipi sebelah kirinya.

" Loe tuh jadi cowo pengecut!! " ucap Rizal.

Dito mengusap bibirnya dan melihat darah menempel di tanganya.

Ia berusaha bangkit dan langsung mendorong Rizal. " Maksud loe apa?!! "

Rizal juga dorong Dito, dan membuat Dito kembali terjatuh. " Kalo loe sayang sama Aqira, harusnya loe perjuangin dia, bukannya ngehindar terus pergi ninggalin dia ke Amrik !! "

Dito diam tuk sesaat. Ia bingung, kepergiannya ke Amerika sudah terdengar sampai telinga Rizal.

" Loe tau darimana? " tanya Dito.

" Fafa yang kasih tau gue "

Dito hanya diam seraya menundukkan kepalanya. Rizal jongkok agat lebih sepantar bicaranya dengan Dito.

" Kalo aja sebagian hati Qira buat gue, gue ga akan pernah nyia - nyiain dia. Tapi sayang, hati dia ga ada buat gue. Hati dia cuma ada buat loe " ucap Rizal sambil menepuk pundak Dito.

Lagi - lagi Dito terdiam. Ia ga tau harus bicara apa setelah semua omongan Rizal sudah ia dengar.

" Sekarang Aqira di rawat di rumah sakit. Gue harap loe bisa temuin dia untuk yang terakhir kalinya " kata Rizal yang buat Dito kaget dengarnya.

" Kenapa loe ga ngomong ke gue dari kemaren?!! " tanya Dito penuh dengan kaget.

" Apa nantinya saat gue kasih tau loe, loe bakalan dateng langsung nemuin dia? Loe pasti  sibuk sama persiapan keberangkatan loe ajakan?!! " ujar Rizal.

Lalu Rizal memberikan tangannya untuk membantu Dito berdiri. Dan Dito menerima uluran tangan darinya.

" Gue boleh minta satu permintaan buat loe? " tanya Dito.

" Apa? " tanya Rizal balik.

" Gue mau, loe yang gantiin gue jagain Aqira disaat gue ga ada di samping dia. Gue cuma percaya sama loe " ujar Dito.

Rizal tersentak mendengar omongan Dito.

" Sabtu nanti, gue harus pergi. Gue berangkat jam 9. Dan tolong, kasih surat ini ke dia dan tolong beliin dia bunga mawar merah, karna dia suka banget sama bunga itu " kata Dito sambil memberikan sebuah surat yang sudah ia bikin tadi malam.

Rizal menerima surat tersebut. Dito hanya tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan Rizal.

Tiba - tiba Fafa datang sambil menepuk pundak Rizal. Ia tersadar dari lamunannya.

" Woyy kok bengong? " tanya Fafa yang tak sengaja melihat surat Dito ditangan Rizal.

Rizal tak menjawab sapaan Fafa.

" Ini apaan? " tanya Fafa sambil merebut surat yang di pegang Rizal.

" Surat Dito buat Qira. Besok kataya dia mau berangkat " kata Rizal datar yag buat Fafa kaget.

" Apa loe bilang? Besok?!! " kaget Fafa.

Rizal haya mengagguk. Fafa menarik nafas panjang penuh pasrah.

" Apa kita bilang aja sekarang ke Aqira, gue ga tega nih " ujar Fafa.

Tapi Rizal menahannya. Dia ga ingin Aqira kenapa - napa soal keberangkatan Dito besok.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang