Selesai latihan, Dito dan anggota timnya beristirahat di pinggir lapang. Dito meminum setengah botol air mineral.
Ia melirik ke setiap sudut lapang. Ia mencari Aqira, tapi tak terlihat batang hidungnya. Fawwaz yang menyadari gelagatnya langsung bertanya.
" Loe cari siapa To? " tanya Fawwaz.
" Aqira mana ya? " jawab Dito yang membuat satu timnya tersedak.
" Tumben loe cariin dia? Wah.. Jangan - jangan loe emang beneran suka ya sama dia? " ujar Fawwaz.
" Ihhh apaan sih loe " kata Dito menampis.
" Alah.. Guys kemaren aja ya, dia nih rela - relain gendong Aqira dari gudang ke UKS cuma buat nganterin Aqira doang ditambah dianterin pulang lagi " kata Isan.
" Ahhh apaan sih loe. Gue ngelakuin hal itu jugakan emang atas janji gue ke kalian semua. Gue ya harus bisa bikin dia nyaman sama gue, terus gue tembak, jadian dan putusin dia " jawab Dito.
" Yakin loe semata - mata karna taruhan kita? " tanya Salman meyakinkan.
" Iya. Ahhh kalian nih ga percayaan banget sama gue " kata Dito sambil pergi meninggalkan teman - temannya karna kesal.
Dito mencari Aqira. Dan tanpa sengaja ia melihat Aqira dan Fafa di taman. Ia datang menghampiri mereka. Dito sudah memberitau Fafa lewat bm untuk pergi, karna ia pengen berduaan sama Aqira.
Fafa pamit tuk ke kelas, dan Dito langsung menutup mata Aqira dengan tangannya.
" Siapa nih? "
" Jangan bergerak, ini perampokan!! "
Aqira memegang tangan Dito sambill melepaskan tangannya dari wajahnya " Mau rampok apa coba? "
Dito duduk di sebelah Aqira " Hati loelah "
Dito merayu, tapi rayuannya tak mempan dengan Aqira. Dito menengok melihat Aqira yang masih saja melamun.
" loe kenapa sih? "
Tak ada jawaban dari Aqira. Dito memegang dagunya untuk melihat wajahnya. Tapi, Aqira menepis tangannya.
" Ra, loe habis nangis? "
Aqira buang muka, tak mau melihat Dito yang ada di sebelahnya.
" loe kenapa lagi? Cerita dong sama gue "
Aqira menengok, melihat Dito dalam - dalam. Tak ada jawaban dari Aqira. Dito memegang keningnya Aqira.
" Ra loe sakit, jangan kaya gini dong, bikin gue khawatir "
" Dito, boleh gue minta sesuatu sama loe? "
" Apa? "
" Gue mau sendiri dulu "
Dito bingung dengan kemauan Aqira. Baru kali ini ia melihat Aqira tak seceria biasanya.
" Gue ga mau pergi "
Aqira berdiri " Yaudah gue aja yang pergi "
Dito memegang tangannya, menahannya untuk tidak pergi kemana - mana.
" Dito lepasin tangan gue "
Aqira berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Dito. Genggaman Dito buat dia tak bisa lepas.
Aqira kembali duduk disebelah Dito dengan kasar. Ia sama sekali tak menghiraukan keberadaan Dito. Ia terus saja diam sambil melipatkan kedua tangan didadanya.
Aqira melamun dan tiba - tiba airmatanya kembali jatuh. Ia kembali menangis. Dito yang mendegarnya kebingungan.
" Kenapa Ra, kok loe tiba - tiba nangis? "
Dito memegang tangan Aqira. Lagi - lagi Aqira tak mejawab pertanyaan Dito.
Dito jongkok dihadapannya. Ia memegang tengkuk lehernya Aqira. Segitu ia jongkok di hadapannya, tetap saja Aqira tak mau melihat Dito.
" Gue tau Ra, ada hal yang loe sembunyiin. Kasih tau gue apa hal itu? "
Aqira melihat Dito. " Apa gue salah berteman sama loe? "
Dito tertegun mendengarnya. " Nggak. Loe ga salah berteman sama gue. Kok loe nanya kaya gitu? "
Aqira menoleh ke kanan. " Nggak, kenapa - napa "
" Bohong. Kenapa loe nanya kaya gitu? "
" Gue bingung aja, kalo gue deket sama loe semua orang emang seneng kita akur. Tapi masih aja ada orang yang ga suka sama kedekatan kita, sama keakraban kita "
" Siapa? "
Aqira tak berani menjawab pertanyaan Dito, dia takut salah bicara.
" Ga perlu loe jawab, gue udah tau siapa orangnya "
Dito berdiri dari tempatnya. Aqira kaget melihanya.
" Loe mau kemana? "
" Gue mau ketemu sama orang yang ga suka sama kedekatan kita "
Aqira kaget. Ia langsung menahan Dito untuk tidak berbuat apa - apa sama Fey.
" Pliss jangan, gue mohon "
" Gue ga suka hidup gue diatur - atur. Dia udah ngatur hidup gue, dia bukan siapa - siapa gue, tapi seakan - akan gue sama dia ada hubungan. Kalo kaya gini ga bisa gue diemmin!! "
Dito terlihat emosi. Tapi lagi - lagi Aqira terus menahannya.
" Dito gue bilang ga usah. Ngerti ga sih loe?!!! "
Dito terdiam dia melihat Aqira yang wajahnya sudah merah padam.
" Kalo loe labrak dia. Gimana nasib gue disekolah ini? Elo ga ngerti. Kalo gue berurusan lagi sama dia, beasiswa gue bakalan dicabut dan gue ga bisa sekolah lagi disini. Tolong ngertiin gue. Demi gue Dito... !!"
Aqira menangis sejadi - jadinya. Dito yang melihatnya langsung memeluk Aqira.
" Maaf... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...