chapter 12

1.6K 83 0
                                    

Aqira melamun memikirkan omongan Fafa. Beberapa kali ia menyalakan handponennya, dan slalu saja muncul kontak Dito.

" Duh, gue nelepon atau nggak ya? Kalo nelepon nanti ni orang malah kepedean lagi. Ahh males " ujar Aqira sambil membantingkan handponenya ke sembarangan.

Tak lama terdengar handponenya berbunyi. Fafa. Ya, sahabatnya itu menghubunginya untuk memastikan apakah Aqira sudah menghubungi Dito atau belom.

" Ra, gimana udah ngajak Dito ketemuan? "

Pertanyaan Fafa membuat Aqira malas membahas mengenai Dito. Aqira menghembuskan nafasnya kasar. " Yakin loe nyuruh gue nelepon tuh cowo belagu? Ga usahlah "

" Ya iyalah. Heh, pokoknya elo harus ngobrol berdua "

" Iyaiya "

Fafa mematikan teleponnya. Aqira kembali memainkan handponenya.

" Ahhh jangan telepon deh. Gue bmmin aja. Males kalo udah denger suara songong dia "

Aqira mulai mengetik satu persatu huruf yang ada di handponennya. Malam itu, Aqira langsung pergi ke taman kota untuk menemui Dito.

-ooo-

Di taman kota, sudah lama Aqira nunggu Dito. Tapi dia ga datang - datang juga. Malam pun semakin dingin. Terdengar suara gemuruh dari atas langit. Pertanda hujan sebentar lagi akan turun.

Dan benar saja, hujan seketika turun dengan derasnya. Saat itu Aqira tidak bawa payung, otomatis semua bajunya basah kuyup.

" Dito, loe dimana sih? Lama banget " ucap Aqira yang sudah kesal.

Akhirnya, Aqira memutuskan untuk pulang ke rumah. Di rumah, bunda yang melihat keadaannya langsung memberikan handuk untuk menghangatkan tubuhnya.

" Sayang kamu darimana sih? " tanya bunda.

Tak ada jawaban sama sekali dari Aqira. Ia langsung berjalan masuk kedalam kamar. Keadaan Aqira membuat bunda cemas.

Tak lama, terdengar bunyi telepon rumah. Segera bunda mengangkat telepon.

" Hallo " sapa Bunda.

" Hallo bunda, Aqira ada? Kok telepon aku ga di angkat ya? " tanya Fafa.

" Duh, Fafa bunda juga ga tau. aqira pulang dari luar sambil basah kuyup. Dia ga cerita apa - apa sama bunda. Kamu tau dia kenapa? " ujar bunda yang buat Fafa kaget mendengarnya.

" Apa? Duh Bunda, Fafa juga ga tau Qira kenapa. Mungkin Aqira lagi kurang enak badan kali, atau dia lagi ada masalah yang ga bisa dia ceritain ke siapa - siapa " jawab Fafa sedikit gugup.

" Bunda baru kali ini liat Aqira kaya gini. Bunda titip Aqira sayang, bunda khawatir sama dia " ucap bunda.

" Iya bunda " ucap Fafa.

Mereka menutup telepon bersamaan.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang