" Ahh udahlah To. Biarin aja lagi. Lagian ya gue heran sama kalian berdua. Hobbi banget berantem " ujar Salman sambil merangkul pundak sahabatnya itu.
" Kalian berdua tuh di ibaratkan kaya kucing sama tikus, ga pernah akur. Emang ga cape apa berantem mulu? Gue sama yang lain udah cape denger kalian ngoceh, tau ga? " ujar Isan.
" Pokoknya gue ga akan pernah nyerah. Bodo amat kuping orang - orang budek karna denger celotehan gue sama si cewe galak itu. Tapi yang jelas kalo dia jual gue beli !!" kata Dito membuka gerbang perang antara dirinya dan Aqira.
" Dito... Dito... " ucap Salman dan Isan bebarengan.
Saat ketenangan Dito belom mereda, Fey datang menemui Dito. Dia langsung merangkul tangan Dito sangat erat, yang buat Dito sendiri menjadi risih di depan teman - temannya.
Salman dan Isan sedikit menjauh dari Dito dan Fey.
" Bep, sekarang kita jalan yu. Kemarenkan ga jadi tuh, sekarang kamu temenin aku ya? " ajak Fey lagi.
Dito perlahan melepaskan rangkulan tangan Fey. " Gue udah bilang, gue ga mau. Maksa banget sih hobbi loe!! "
" Yaudah, gimana kalo tempatnya kamu aja yang nentuin, yang penting kita bisa jalan bareng berdua "
" Gue suka tempat yang sepi, jauh dari yang namanya keramaian "
" Ohhh kamu suka tempat yang sepi, dimana tuh "
" Kuburan " ucap Dito yang langsung melepaskan tangan Fey dan pergi meninggalkannya.
" Bebep Dito... Mau kemana " panggil Fey dengan suara manja.
Teman - temannya hanya tertawa terbahak - bahak. Memperhatikan Dito yang telah berlalu.
Setelah lolos dari kejaran Fey, Dito kembali menemui sahabat - sahabatnya yang masih menertawakannya.
" Sumpah ya loe, asli loe lucu banget. Loe mau ngajak si Fey ke kuburan? Dinner disana loe? " kata Isan diikuti ketawa.
" Ya lagian bikin gue kesel. Udah hari ini suntuk banget, seragam basah. Ditambah suara nenek rombeng lagi!! Ahhh sudahlah lengkap penderitaan gue hari ini!! " kata Dito.
" Lagian elo sih, tenangin hati loe, dinginnin otak loe. Biar bawaan ke elonya juga enjoy " kata Isan.
" Semuanya ini gara - gara cewe galak itu!! " kata Dito.
" Cewe galak? Siapa tuh? " tanya Salman.
" Tuh si Aqira. Dua hari ini tuh hidup gue hancur tau ga? Kesel gue jadinya "
" Ya ampun, 3 tahun kenal si Aqira, berantem terus kerjaannya, keselnya baru sekarang? Apa kabar gue sama yang lain yang denger celotehan panas loe sama dia? " ujar salman.
Dito tak merespon ucapan Salman. Sedangkan yang lain hanya geleng - geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...