" Ra ada yang kelupaan sama elo "
" Apaan? "
" Elo belom bilang makasih sama Dito. Dia loh Ra, yang gendong loe ke UKS. Kalo ga ada dia, mungkin dari elo pingsan sampai sadar, elo masih di bawah lantai "
" Gimana gue mau ngomong thank you, orang dianya aja nyebelin gitu "
" Yaudahlah Ra, ga usah sama kaya dia juga. Nanti disangka elo ga tau terimakasih lagi sama dia "
" Elo taukan gue sama Dito tuh kaya gimana? Paling males kalo udah berhadapan sama dia "
" Ya masa seumur hidup loe, elo sama Dito bakalan tetep jadi musuhan? Ga akan mungkinkan? "
" Ahhh mungkin - mungkin aja "
Fafa langsung mengambil handpone Aqira yang ia simpan di saku baju seragamnya.
" Ehh itu handpone gue "
Fafa mencari kontak bbm Dito. Lalu, ia menyodorkan kembali handpone tersebut kepada Aqira.
" Nih, telepon Dito, ajak ketemuan "
" Ahh gila loe. Nggak mau! Nanti dia kepedean lagi sama gue "
" Yaudah, sekarang mending ngomong berdua langsung nemuin Ditonya, mumpung masih di sekolah. Mendingan yang mana? Ngomong disini diliatin banyak orang? Atau ngomong berdua, ga ada yang ganggu? "
Aqira berfikir sejenak untuk menyerap omongan Fafa. " Yaudah, nanti gue ajak ketemuan dia "
" Nah gitu. Pokoknya, elo harus ngomong berdua. Pliss gue cape tau denger berantem kalian berdua. Sekali aja bikin telinga gue jadi tenang "
" Yaelah elo nih, gitu banget ke gue "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...