chapter 25

1.4K 71 0
                                    

Akhirnya Dito menghubungi Aqira. Saat itu, Aqira sedang sholat, jadi teleponnya di abaikan.

Dito terus menunggu, tapi tetap saja tak ada jawaban dari Aqira. Sampai, ia mematikan teleponnya.

" Kok aden malah cemberut gitu? "

" Nggak di angkat bi "

Belom juga 10 menit, tiba - tiba dering telepon Dito berbunyi. Ada telepon masuk dari Aqira. Dito yang membaca nama di layar handponennya langsung loncat kegirangan.

Bibi hanya ketawa ketiwi ga jelas melihat tingkah Dito. Langsung saja ia mengangkat telepon dari Aqira.

" Hallo Ra, ada apa nelepon gue? "

" Hallo To. Harusnya gue nanya kaya gitu. Ada apa elo nelepon gue? "

Dito terdiam ia memukul keningnya dalam arti " bego".

" Hari ini ada waktu ga ? "

" Nggak ada sih, lagi kosong. Emang mau apa? "

" Emmm... Kita jalan yu "

Aqira yang mendengarnya hanya mengerutkan keningnya heran.

" Tumben elo ngajak gue jalan. Ada apa sih, sumpah ya loe. Hari ini berubah banget"

" Iya. Kitakan udah jadi temen, ya itung - itung ngerayain pertemanan kita aja "

Hening. Tak ada suara yang keluar dari Aqira.

" Ra, Aqira... "

" Ehhh iya, ada apa? "

" Mau nggak? "

" Yaudah, jemput gue ya nanti malem, jam 7 "

" Oke sipp... "

Dito langsung mandi, membersihkan tubuhnya. Bibi membantunya mencari baju yang pas untuk ia pakai bertemu dengan Aqira.

Kaus berwarna hitam, celana jeans berwarna biru, serta jaket jeans yang siap untuk Dito pakai. Bibi senang melihat Dito seperti ini. Nggak uring - uringan tiap hari di kamar seperti biasanya.

" Bi, do'ain aku ya. Moga ngedate malem ini berhasil " kata Dito sambil memegang tangan bibi.

" Bibi slalu do'ain aden "

Dito mencium punggung tangan bi Minah. " Assalammu'alaikum bi "

" Wa'alaikum salam. Semangat ya den "

Dito masuk ke mobil. Ia kebutkan laju mobilnya. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Aqira.

-ooo-

Sampai di rumah, ia ketuk pintu berwarna coklat. Tak lama, seseorang membukakan pintunya. Bunda. Iya, bunda yang menyambut Dito.

"Ehhh... Nak Dito. Masuk "

Dito tersenyum malu seraya masuk ke dalam rumah.

" Nunggu Aqira ya? "

" Iya bunda "

" Tunggu bentar ya, kayanya dia dandan dulu. Taukan gimana cewe "

Dito sabar menunggu. Ia juga sebenarnya gelisah. Baru kali ini dia keringat bercucuran karna gugup.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang