Ujian anak kelas 12 sudah di lewati. Berbagai ketegangan yang mereka rasakan sudah kembali lega, tinggal menunggu kelulusan. Dan semua anak - anak lulus dengan nilai memuaskan.
Sampai sekarang Dito belom menceritakan tentang keberangkatannya kepada Aqira. Sebenarnya Dito ingin bilang, tapi rasanya tak tega untuk ia bilang sekarang.
Melihat Dito akhir - akhir ini slalu murung, akhirnya Fafa mencoba mendekati Dito dan mengajaknya untuk bicara atau sekedar curhat kepadanya.
" Loe kenapa sih To? Akhir - akhir ini gue liat elo ngelamun mulu "
" Gue lagi bingung Fa "
" Bingung kenapa? "
" Gue bingung mau kasih tau Aqira kaya gimana soal keberangkatan gue nanti "
" Emang loe mau pergi kemana? "
" Gue mau lanjutin sekolah ke Amerika Fa "
Fafa yang mendengarnya kaget. " Apa? Loe mau ke Amrik?!"
" Iya Fa. Gue bakalan kuliah disana. Itu impian gue dari dulu. Tapi ga tau kenapa, rasanya ada yang ngeganjel kalo gue ninggalin Indonesia "
" Kenapa secepat itu sih? Aqira kalo tau bakalan sedih banget "
" Makanya itu Fa. Gue juga bingung harus gimana kasih tau dia. Gue ga mau, bikin gue nyesel disana kalo gue udah ninggalin dia "
Saat sedang asik ngobrol, tiba - tiba Aqira datang mengagetkan mereka berdua. Dito langsung merubah posisi duduknya membelakangi Aqira.
" Fa, gue nyariin loe dari tadi, ternyata loe disini sama Dito. Loe tuh kalo kemana - mana ngomong dong sama gue " ujar Aqira.
" Sorry Ra, gue lagi ke asyikan ngobrol sama Dito " kata Fafa.
Aqira hanya mengangguk mengerti seraya menoleh kepada Dito yang masih menunduk dan membelakanginya.
" Dito kok aneh gini ya? Tumben biasanya dia suka ceria. Tapi kok jadi cemberut gini " kata Aqira dalam hati.
" Ohiya Fa, Ra gue pergi dulu. Thank you ya Fa, udah denger curhatan gue " kata Dito seraya pergi ninggalin Fafa dan Aqira.
Aqira menoleh kebelakang, matanisan kagetya memperhatikan Dito berjalan sampai tak terlihat oleh matanya.
Aqira menyipitkan matanya memandang Fafa dengan curiga.
" Loe kok liatin gue kaya gitu? " ujar Fafa takut.
" Dito curhat sama loe, tumben. Emang dia curhat apa? " tanya Aqira penasaran.
" Kepo loe " jawab Fafa sambil berdiri dan pergi meninggalkan Aqira.
Aqira berlari mengejar Fafa. " Ihhh Fafa seriusan gue!! " teriak Aqira yang tak di hiraukan sama Fafa.
Dito bingung harus curhat kesiapa lagi. Akhirnya ia memilih untuk cerita ke Isan, dia berharap dengan dia curhat ke Isan perasaannya bisa tenang.
" Loe kenapa To, tumben cemberut? "
" Gue mau curhat nih sama loe "
" Curhat apaan? "
" Setelah lulus gue bakalan pergi ke Amrik "
Isan kaget mendengarnya. Jujur dia tau kalo ke Amerika dan sekolah disana memang keinginan sahabatnya itu, tapi yang dia ga nyangka kenapa Dito secepat itu memilih untuk pergi kesana.
" Kok loe ga ngomong sih dari kemaren - kemaren?! "
" Gue bingung San. Gue bingung harus ngomong kaya gimana ke kalian. Bokap gue yang daftarin gue kesana. Elo taukan itu impian gue. Gue suka musik, kampus paling bagus ya disana "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
Lãng mạnAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...