Sebenarnya hari ini Dito masih ingin nungguin Aqira di rumah sakit, tapi karna bunda menyuruhnya untuk pulang, dengan terpaksa ia meuruti kemauan bunda.
Di sekolah tiba - tiba saja semua siswi sedang mebicarakan seorang cowo yang datang dari Jakarta untuk sekolah disini.
Mereka asik ngobrolin cowo tersebut, sampai membuat Dito bertanya - tanya. Ia berpapasan sama Fawwaz. Ia langsung menanyakan apa yang terjadi di sekolah sehari tidak ada dia semua orang heboh tidak jelas.
" Ada apaan sih? " tanya Dito.
" Ohiya elo belom tau ya. Kamaren ada anak baru, pindahan dari Jakarta. Kata cewe - cewe sih dia ganteng, lebih ganteng dari loe. Tapi gue liat anak baru itu biasa aja, malah gantengan gue " kata Fawwaz yang mebuat Dito geli mendengarnya.
" Geli gue denger omongan loe. Dia kelas berapa? " tanya Dito.
" Satu kelas sama kita " jawab Fawwaz.
" Lah, bukannya bangku di kelas udah pas ya? " ujar Dito bingung.
" Iya. Dia duduk bareng sama Fafa, dibangku Aqira " jawab Fawwaz.
" Lah terus si Qira gimana ? " tanya Dito.
" Katanya sih. Kalo Qira dateng bakalan di tambah satu bangku lagi buat dia " jelas Fawwaz.
" Ohhyaudah, gue cabut dulu bay.. '' kata Dito seraya kembali berjalan masuk kelas.
Saat masuk ia bertabrakan dengan anak baru sampai terjatuh. Tubuh tinggi, berkulit coklat mata melotot, ia memandang Dito di bawah.
" Sorry gue ga sengajak " ujarnya sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Dito bangun.
Dito menolak, ia bangun sendiri dan membersihkan seragam dan membenarkan tas gendongngannya.
" Loe anak baru ya? " tanya Dito.
" Yes, gue anak baru di sekolah ini, kenalin gue Rizal "
Anak baru itu bernama Rizal. Ia mengulurkan tangannya. Dito menerima uluran tangannya.
" Dito "
" Ehhh btw bangku yang gue dudukkin punya siapa ya? Gue kok ga liat cewe itu 2 hari ini, gue juga baru liat loe pagi ini "
" Ohiya dia lagi di rumah sakit namanya Aqira. Kemaren gue jagain dia di rumah sakit, makanya gue ga masuk "
Rizal mengangguk paham " Loe pacar dia? "
Dito memandang Rizal dengan tatapan risih dan curiga. " Ngapain ini orang nanya Aqira? "
" Bukan tapi akan " jawab Dito.
Rizal mengangguk mengerti. Dito akhirnya masuk ke dalam kelas, meninggalkan Rizal yang masih berdiri di ambang pintu.
Dito tak sengaja melirik bangku Aqira. Di atas meja tersimpan tas berwarna hitam. Ya tas milik Rizal.
Dito hanya menarik nafas. Tak lama Isan datang ia menepuk pundak Dito pelan. Dito tersadar dari lamunannya yang dari tadi memandang bangku Aqira dengan kosong.
" Loe kenapa? "
" Ngga apa - apa "
Mereka berdua duduk di bangku. " Qira gimana? "
" Dia udah agak mendingan. Tapi ya gitu, dia ga mau ketemu sama gue "
" Sabar ya.. Nanti juga dia bakalan kaya dulu "
Terdengar suara handpone berbunyi. Fafa menghubunginya. Cepat - cepat ia mengangkat teleponnya.
" Iya Fa ada apa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...